Ditinjau oleh: Dr. Maria Magdalena Purba, SpM
Mata minus, atau dalam istilah medis dikenal sebagai miopia, adalah kondisi mata di mana seseorang mengalami kesulitan melihat objek yang jauh dengan jelas (rabun jauh).
Miopia terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata tidak terfokus langsung ke retina, melainkan jatuh di depan retina. Akibatnya, objek yang berada di jarak jauh terlihat buram atau tidak jelas.
Kondisi ini sering kali terjadi pada anak-anak hingga remaja, namun bisa dialami oleh siapa saja, termasuk orang dewasa. Miopia perlu mendapatkan penanganan secara tepat karena berpengaruh pada penurunan kualitas hidup seseorang dalam menjalani aktivitas sehari-hari yang memerlukan penglihatan jelas.
Penyebab Mata Minus
Mata minus umumnya disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Seseorang kemungkinan besar mengalami miopia apabila salah satu atau kedua orang tua memiliki kondisi yang serupa.
Selain faktor genetik, gaya hidup seperti sering membaca atau melihat layar gadget terlalu dekat, serta kebiasaan kurangnya paparan cahaya alami saat beraktivitas di dalam ruangan, turut berkontribusi pada perkembangan mata minus.
Mata yang kurang istirahat karena terlalu lama terfokus pada satu titik juga menjadi penyebab umum miopia.
Gejala Mata Minus yang Perlu Diketahui
Gejala mata minus biasanya mudah dikenali. Beberapa tanda yang perlu diperhatikan meliputi:
1. Penglihatan Jarak Jauh Buram
Ini adalah gejala utama miopia, di mana penderita kesulitan melihat objek yang berada di kejauhan dengan jelas. Misalnya, tulisan di papan tulis di sekolah, rambu-rambu lalu lintas saat mengemudi, atau wajah orang di seberang ruangan terlihat kabur.
Kondisi ini terjadi karena cahaya yang masuk ke mata tidak jatuh tepat di retina, melainkan di depan retina, sehingga membuat penglihatan buram.
2. Menyipitkan Mata
Seseorang dengan mata minus sering kali menyipitkan mata untuk memperjelas penglihatannya terhadap objek yang jauh.
Menyipitkan mata membantu mengurangi penyebaran cahaya masuk dan membantu fokus, sehingga penglihatan sedikit lebih jelas. Kebiasaan menyipitkan mata dalam jangka panjang bisa menyebabkan ketegangan otot mata.
3. Mata Cepat Lelah
Mata yang terus-menerus berusaha untuk fokus pada objek yang jauh dapat cepat lelah, tegang, atau bahkan nyeri. Kondisi ini biasanya dirasakan setelah aktivitas yang memerlukan fokus mata pada jarak jauh, seperti menonton televisi, mengemudi, atau menatap layar gadget dalam waktu lama.
Mata yang lelah dapat mengganggu konsentrasi dan kenyamanan, terutama pada anak-anak saat belajar di sekolah.
4. Sering Sakit Kepala
Ketegangan mata akibat mata minus dapat memicu sakit kepala, terutama di area sekitar dahi dan mata.
Sakit kepala ini biasanya terjadi setelah mata dipaksa bekerja keras untuk melihat dengan jelas, terutama saat beraktivitas di ruangan dengan pencahayaan kurang baik atau setelah penggunaan gadget berlebihan.
5. Memiringkan Kepala atau Pandangan
Untuk mendapatkan penglihatan yang lebih jelas, penderita miopia sering kali memiringkan kepala atau pandangan mereka. Ini adalah upaya untuk menemukan sudut pandang yang lebih fokus terhadap objek yang buram.
Tindakan ini mungkin membantu sementara, namun bisa menjadi kebiasaan buruk yang tidak hanya mengganggu postur tubuh tetapi juga bisa menyebabkan rasa tidak nyaman pada leher dan punggung.
Gejala-gejala di atas perlu dikenali sejak dini agar penanganan mata minus bisa dilakukan dengan tepat.
Jika Anda atau orang terdekat Anda sering mengalami tanda-tanda tersebut, sangat disarankan untuk segera memeriksakan mata ke dokter spesialis mata untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang sesuai.
Penanganan Mata Minus yang Tepat
Penanganan mata minus bisa dilakukan melalui berbagai cara, tergantung pada tingkat keparahan miopia.
Berikut adalah beberapa metode penanganan yang umum dilakukan:
1. Kacamata atau Lensa Kontak
Penggunaan kacamata minus atau lensa kontak adalah solusi paling umum dan praktis untuk memperbaiki penglihatan.
2. LASIK (Laser-Assisted In Situ Keratomileusis)
LASIK adalah prosedur bedah mata menggunakan laser untuk memperbaiki bentuk kornea, sehingga cahaya yang masuk dapat difokuskan tepat pada retina dan memperbaiki penglihatan.
Prosedur ini efektif dalam menangani miopia karena mengubah kelengkungan kornea, mengurangi atau bahkan menghilangkan kebutuhan akan kacamata atau lensa kontak bagi penderita mata minus.
Pentingnya Merawat Kesehatan Mata
Kesehatan mata merupakan aspek penting yang sering kali diabaikan. Menjaga kesehatan mata dengan baik dapat mencegah kondisi miopia semakin memburuk.
Biasakan untuk memberikan istirahat pada mata dengan menerapkan aturan 20-20-20, yaitu setiap 20 menit melihat layar, istirahatlah selama 20 detik dengan melihat objek yang berjarak 20 kaki (sekitar 6 meter).
Mengurangi penggunaan gadget, memperbanyak aktivitas di luar ruangan, dan memastikan pencahayaan yang cukup saat membaca juga dapat membantu menjaga kesehatan mata.
Jangan lupa untuk rutin memeriksakan mata ke dokter spesialis mata, terutama jika sudah ada gejala yang mengganggu. Dengan pemeriksaan mata yang rutin, kondisi miopia bisa dideteksi lebih awal sehingga penanganannya bisa lebih tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H