Ditinjau oleh: Dr. Kevin, SpM
Retina adalah sebuah lapisan tipis di belakang mata yang terdiri dari jutaan sel dan sangat sensitif terhadap cahaya. Fungsi retina mata sangat vital, oleh karena itu kamu perlu melakukan pemeriksaan mata tahunan atau yang dikenal dengan istilah screening retina untuk memantau kesehatan mata. Tidak hanya itu, pemeriksaan mata secara berkala juga berguna untuk menemukan tanda-tanda penyakit mata tertentu. Bagaimana proses screening retina? Simak penjelasannya pada artikel ini!
PENGERTIAN SCREENING RETINA
Screening retina adalah sebuah pemeriksaan secara keseluruhan area retina mata untuk mendeteksi adanya indikasi gangguan pada organ mata. Seiring dengan bertambahnya usia, fungsi retina mata akan menurun. Gangguan penglihatan seperti ablasio retina, glaukoma, retinopati hipertensi maupun diabetik, dan penyakit mata lainnya mungkin saja gejalanya tidak diketahui pada tahap awal. Gejala yang sulit diketahui ini sangat berisiko untuk terlambat mendapatkan pertolongan ketika penglihatan Anda mulai terganggu.
SIAPA YANG MEMBUTUHKAN SCREENING RETINA?
Sebagian besar screening ini direkomendasikan untuk pasien dengan kondisi berikut ini:
1. Diabetes
Penyakit tersebut dapat merusak pembuluh darah pada retina. Seiring berjalannya waktu, gula darah yang melonjak tinggi dapat menyebabkan kebutaan pada mata penderitanya. Pada pasien diabetes disarankan untuk melakukan screening setahun sekali.
2. Degenerasi makula
Bagian pusat retina disebut dengan makula. Seiring bertambahnya usia, makula akan mengalami kerusakan sehingga menyebabkan penglihatan kabur dan sulit fokus. Secara umum, degenerasi makula terdiri dari dua jenis, yaitu basah dan kering. Sejauh ini, degenerasi makula kering merupakan bentuk yang paling umum terjadi (sekitar 90% kasus). Penyebabnya adalah menumpuknya sisa hasil metabolisme sel-sel retina di bawah lapisan retina sehingga mengganggu fungsi retina karena gabungan faktor usia, genetik, dan gaya hidup/lingkungan.
Sementara untuk degenerasi makula basah disebabkan oleh pembuluh darah abnormal yang tumbuh di bawah retina yang juga disertai kerentanan genetik dan usia. Kondisi ini menyebabkan pasien kehilangan penglihatan lebih cepat. Screening retina sangat penting dilakukan untuk menentukan jenis degenerasi makula ini.
3. Glaukoma
Penyakit glaukoma dapat merusak saraf optik dan menyebabkan kebutaan pada mata. Hal ini disebabkan karena adanya cairan yang menumpuk di depan mata sehingga meningkatkan tekanan pada bola mata dan penekanan pada saraf optik.Â
4. Toksisitas retina
Penggunaan obat radang sendi seperti hydroxychloroquine secara terus menerus dapat bersifat toksik dan merusak retina Anda.
5. Penglihatan memburuk
Ketika pasien mengeluhkan mengalami perburukan penglihatan tanpa diketahui penyebab pastinya, dokter akan menyarankan untuk melakukan screening retina.
PROSES SCREENING RETINA
Hal pertama yang dilakukan, dokter akan memberikan obat tetes yang berfungsi untuk melebarkan bagian pupil pada mata pasien. Ketika pupil melebar akan mempermudah dokter dalam memeriksa kondisi retina. Umumnya, proses screening retina hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit tanpa rasa sakit. Berikut ini prosedurnya:
- Pasien diminta untuk meletakkan dagu dan dahi pada penyangga untuk menjaga agar kepala tetap stabil.
- Pasien diminta membuka mata selebar mungkin dan menetap lurus pada suatu objek.
- Alat laser akan memindai mata pasien.
- Gambar-gambar yang dihasilkan oleh alat tersebut akan diunggah pada layar komputer sehingga dokter dapat menganalisisnya.Â
Terdapat sedikit perbedaan pada proses screening retina pada pasien yang mengalami degenerasi makula basah. Tes ini dikenal dengan nama angiography fluorescein, yang menggunakan zat warna khusus (fluorecein) untuk melihat pembuluh darah pada retina. Pada tes ini, dokter akan menyuntikkan jarum pada pembuluh darah di lengan. Ketika zat pewarna sudah memasuki mata pasien, pembuluh darah akan terlihat lebih jelas sehingga dokter dapat mengambil gambar. Prosedur ini membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama, yaitu sekitar 30 menit.
Setelah menjalani tes, penglihatan pasien akan kabur selama sekitar 4 jam dan juga akan lebih sensitif terhadap sinar matahari. Pasien akan diminta menggunakan kacamata hitam dan dibutuhkan bantuan untuk mengantar pulang. Penggunaan softlens juga sebaiknya ditunda terlebih dahulu selama 4 jam pasca screening.
HASIL SCREENING RETINA
Setelah prosedur screening dilakukan, dokter akan mendiskusikan hasil pemeriksaan dengan pasien. Hasil screening dapat membantu dokter melihat tanda-tanda adanya kelainan mata yang mungkin sebelumnya tidak terdeteksi. Kondisi retina pasien yang terlihat pada gambar di komputer dapat dibandingkan dengan tes mata yang lain. Ketika hasil screening menunjukkan adanya indikasi mata yang tidak normal, dokter akan melakukan penanganan yang sesuai dengan kondisi medis pasien.
Mata adalah panca indera yang fungsinya sangat sangat penting untuk kehidupan kita. Oleh karena itu, sebaiknya jaga kesehatan mata Anda dengan melakukan pemeriksaan secara berkala.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H