Kemudian kurang cukup alasan ditambah lagi demikian : "(Prasasti) itu hanya persiapan saja kalau ada acara acara. Jadi DPR selalu siap sejak awal," ucap dia. Dagelan macam apa lagi yang ditambahkan dalam statment, hanya menunjukan kebodohan yang sulit bisa ditolerir. Kapan siapnya proyek itu, sedangkan budgetnya saja belum ada, membuat alasan DPR selalu siap sejak awal. Bayangkan proyeknya disetujui saja belum, sudah siap prasasti yang lengkap nama dan tanggal peresmian.
Apa maksud dan tujuan juga tidak jelas seperti apa yang diungkapkan Jokowi dan JK maka tidak ditanda tangani untuk menghindari masalah dikemudian hari. Artinya ada buntut panjang yang telah diskenariokan bakal terjadi jika di tanda tangani, bukankah demikian ?
Terlepas itu rencana memang bloon, atau ada skenario dibelakang perencanaan itu semua. Yang pasti Jokowi dan JK sudah terlepas dari jebakan dan  yang lebih pasti lagi DPR sudah sulit menutup malu, karena kegalauan hati maka asal mulut buka tanpa melalui otak, terkuak perbuatannya yang serba aneh dan tidak lucu dibaca oleh siapapun. Statmentnya sendiri yang membuka dan menutupi borok sendiri.
Anehnya ketua team reformasi Parlemen Fahri Hamzah yang biasanya banyak omong, setelah kejadian ini menghilang tanpa memberi tanggapan atau berlindung dibawah ketua DPR Setya Novanto yang pasang badan atas prakarsa ketujuh proyek yang sesungguhnya bisa digolongkan fiktf, karena memang belum ada. Kenapa prasasti sudah tertera nama Jokowi dan tgl peresmiannya. Perlu dipertanyakan supaya tidak ada penapsiran simpang siur dari masyarakat yang membaca. Siapa yang benar, Jokowi – Jk atau ketua-ketua parlemen yang katanya terhormat itu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H