Democritus merupakan seorang filsuf Yunani yang pertama kali mengemukakan istilah atom. Atom berasal dari kata atomos yang memiliki arti tidak dapat dibagi-bagi. Democritus menyatakan bahwa atom bersifat diskret, dimana pembagian materi  akan terjadi hingga mencapai keadaan yang tidak dapat dibagi lagi.Â
Para filsuf ini tidak ada membuktikan teori mereka dengan melakukan sebuah ekperimen seperti ilmuwan ilmuwan pada jaman saat ini. Toeri yang mereka sampaikan ini ada karena hasil dari penalaran dan perdebatan pada diskusi diskusi yang mereka lakukan.Â
Konsep mengenai atom menurut Democritos ini tidak ada mengalami perubahan karena butuh waktu yang cukup lama untuk mengembangkan teori atom ini hingga pada abad ke 18, seorang ilmuwan inggris mengemukakan teori atom baru.
Pada tahun 1803, Jhon Dalton mengemukakan sebuah teori atom dengan menggabungkan gagasan mengenai teori teori atom yang sebelumnya. Dalton menggunakan dua hukum sebagai dasar teorinya, yaitu hukum kekekalan massa dan hukum komposisi konstan. Â
Dalton menyampaikan bahwa materi itu tersusun dari atom. Seperti sebelumnya, atom tidak dapat dibagi menjadi lagi menjadi partikel yang lebih kecil. Semua atom pada sebuah unsur memiliki massa dan sifat yang persis sama. Unsur yang berbeda tersusun dari berbagai jenis atom. Gabungan atom atom yang tersusun pada suatu unsur yang berbeda akan membentuk senyawa.Â
Teori atom Dalton ini juga memiliki beberapa kelemahan, dimana teori ini tidak dapat menjelaskan keberadaan partikel subatom yang menunjukan bahwa atom tidak dapat dibagi lagi. Pada awalnya teori atom Dalton menyarankan untuk semua atom suatu unsur itu harus mempunyai massa dan ukuran yang sama, namun sayangnya teori ini tidak dapat menjelaskan keberadaan dari isotop.Â
Selanjutnya, teori atom Dalton tidak dapat menjelaskan keberadaan dari isobar, yang merupakan nuklida dari unsur kimia yang tidak sama dengan nomor massa yang sama.
Pada paruh kedua abad ke 19, teori atom Dalton di uji kembali dan pada tahun 1897 J.J Thomson menyatakan bahwa ia menemukan partikel yang bermuatan negative yang berukuran lebih kecil dibandingkan dengan atom. Thomson menyebut partikel tersebut sebagai electron.Â
Dengan penemuan electron ini, para ilmuwan mencari bagaimana subatomic ini bisa tersusun dalam sebuah atom. J.J Thomson menemukan partikel yang disebut electron ini pada sebuah percobaan tabung sinar katoda pada tahun 1897.Â
Menurut Thomson, electron memiliki berat dua kali lebih ringan dibandingkan dengan proton. Ia mengatakan bahwa atom tersusun dari awan yang bermuatan negatif di dalam lingkungan yang bermuatan positif. Thomson bersama dengan Rutherford melakukan demonstrasi ionisasi udara pertama kali dengan sinar x.Â
Namun sayangnya model atom Thomson tidak bisa menjelaskan bagaimana muatan positif tersebut dapat menahan electron yang terdapat pada atom. Teori Thomson ini juga tidak bisa menjelaskan stabilitas atom juga tidak ada menyinggung apapaun mengenai inti atom.