Mohon tunggu...
Komalasari
Komalasari Mohon Tunggu... Sekretaris - Mahasiswa

saya adalah mahasiswa salah satu kampus yogyakarta dan hobi saya membaca dan menulis, yang sedang saya jalankan sekarang adalah perkuliahan dan mengajar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemuliaan Guru yang Dirampas Zaman

20 Januari 2024   13:53 Diperbarui: 20 Januari 2024   13:55 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak jauh di masa lalu, dunia pendidikan Indonesia dikejutkan oleh berbagai contoh kekejaman siswa terhadap guru mereka. Dari berbagai macam yayasan dan perintah kasus mewakili sesuatu yang salah dalam moral dan kualitas etika siswa. Fakta ini semakin menekankan pentingnya pendidikan karakter untuk siswa. Pelatihan karakter tidak hanya berfokus pada menyampaikan materi akademik, tetapi juga mengembangkan moral dan kebiasaan tentang pendidikan pribadi.

Kita harus mencari cara untuk memuji instruktur dari Jepang. Ketika bom nuklir dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945, Sovereign Hirohito meminta pendeta pelatihan untuk menghitung jumlah guru yang bertahan lama. Para instruktur dikumpulkan dan diberi tugas sulit untuk menggabungkan Jepang ke negara yang tak tertandingi.

Membangun kembali sudut pandang kebesaran seorang instruktur adalah langkah substansial yang harus diambil oleh semua bagian masyarakat. Bukan hanya kewajiban iklim sekolah. Mulai dari keluarga yang memberikan nilai-nilai komunikasi yang ketat, moral, ekologis dan luas juga harus berhati-hati dalam memberikan semua adegan dan informasi.

Membangun kembali sudut pandang kecemerlangan seorang pendidik adalah langkah substansial yang harus diambil oleh semua bagian masyarakat. Bukan hanya kewajiban iklim sekolah. Mulai dari keluarga yang memberikan nilai-nilai komunikasi yang ketat, moral, ekologis dan luas juga harus berhati-hati dalam memberikan semua adegan dan informasi. Karena hal-hal ini membentuk kepribadian seorang pengganti yang sulit untuk mencari tahu apa identitasnya, baik secara langsung atau implikasi.

Pendidik adalah tokoh yang merupakan contoh baik bagi masyarakat dan tokoh yang bisa kita anggap alternatif bagi wali. Meskipun demikian, seiring waktu dan perkembangan zaman, perspektif tentang pendidik mulai kontras. Saat ini, pendidik sering dipandang sebagai "mesin" ilmiah, bukan sebagai tokoh yang harus dicontohkan, dicintai dan dihormati di dalam dan di dalam lingkungan sekolah.

Pendidik adalah orang yang wajib di gugu dan ditiru, karena guru adalah orang terbaik untuk kita sebagai muridnya yang meniru hal positif dari guru yang telah mencontohkan hal baik pada kita sebagai pelajar dan kita sebagai pelajar harus menghargai apa yang telah disampaikan oleh guru kita, juga harus menerapkan pada diri atau kehidupan kita yang telah diberikan arahan atau ajaran yang di berikan oleh guru.

Kemuliaan guru yang dirampas zaman adalah ketidakpastian bahwa guru seharusnya dihargai dan didirikan dengan baik dan mereka seringkali mengalami kekhawatiran dan diskriminasi dalam masyarakat. Berikut adalah beberapa solusi untuk mengatasi kemuliaan guru yang dirampas zaman:

Perhatian: Sebelumnya, demonstrasi pendidik untuk menegur siswa penting untuk jenis pertimbangan pendidik. Namun, saat ini pendidik menghadapi risiko mulai dari lembut hingga ekstrem dalam melakukan tanggung jawab mereka.

Penanggung jawab individu: Pendidik harus menjadi sosok yang dihormati dan ditiru. Dalam genggamannya, anak-anak dibagi dengan dibentuk menjadi orang-orang yang memelihara.

Gaji: Guru tidak harus khawatir tentang gaji yang diperoleh, karena jasa guru dan dedikasinya lah yang dapat membuat perbedaan dalam masyarakat.

Keluarga : Keluarga para guru karatsu memiliki peran dalam mewariskan nilai-nilai agama dan moral. Lingkungan dan media juga harus memperhatikan berbagai program dan informasi yang mereka berikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun