[caption id="attachment_365222" align="aligncenter" width="300" caption="website #GENRE"]
[caption id="attachment_365223" align="aligncenter" width="300" caption="Fanpage Facebook #GENRE"]
[caption id="attachment_365225" align="aligncenter" width="300" caption="Twitter #GENRE"]
Saran saya, bagaimana jika diadakan lomba karya tulis, essay, atau cerpen remaja dengan ide tentang Generasi Berencana yang disoaialisasikan misalnya di sekolah-sekolah dalam rangka memperingati terbentuknya program GENRE ini misalnya. Hal ini nanti supaya remaja menjadi lebih kritis dalam berfikir dan karena diadakan ditiap sekolah maka secara tidak langsung sekolah akan memiliki kader GENRE.
Saran yang kedua adalah disebarnya kader-kader psikolog dan pendidik yang terjun langsung berada di lokasi kenakalan remaja dengan tujuan mempelajari dan mencari solusi untuk satu lingkup kenakalan remaja yang dia tangani. Karena selama ini yang ada polisi secara langsung menangkap remaja nakal, menurut saya memang ada efek jera pada mereka, namun kadang masalah inti mereka justru tidak mendapatkan solusi tuntas.
#Tips Komunikasi untuk Para Orang Tua
Nah, dari website GENRE saya mendapat banyak ilmu juga karena disana banyak modul yang bisa diunduh untuk membantu orang tua maupun masyarakat dalam menyukseskan program GENRE ini . Salah satunya adalah tentang Komunikasi orang tua dan remaja yang bisa diunduh dilink berikut.
Tips yang saya sampaikan ini saya ambil dari modul tersebut, yaitu tentang beberapa kesalan yang harus dihindari orang tua ketika berkomunikasi dengan anak. Diantaranya:
a. Memerintah
Tujuan Orang Tua: Mengendalikan situasi dan menyelesaikan masalah dengan cepat
Pesan yang ditangkap remaja: Harus patuh tidak punya pilihan
Contoh : “ Jangan mengeluh, kerjakan saja!”
b. Menyalahkan
Tujuan Orang Tua: Memberitahu remaja kesalahannya
Pesan yang ditangkap remaja: Tidak pernah benar/baik
Contoh : “Pasti kamu bikin onar lagi, apalagi yang kamu lakukan sampai Ayah dipanggil ke sekolah?”
c. Meremehkan
Tujuan Orang Tua: Menunjukkan ketidakmampuan remaja dan orang tua lebih tahu
Pesan yang ditangkap remaja: Tidak berharga/merasa tidak mampu
Contoh : “Kamu kan belum berpengalaman, coba pikirkan saran Ibu”
d. Membandingkan
Tujuan Orang Tua: Memotivasi dengan memberi contoh orang lain
Pesan yang ditangkap remaja: Tidak disayang, pilih kasih, saya memang selalu jelek
Contoh : “Buang sampah seenaknya, lihat dong apa yang dikerjakan adikmu”
e. Memberi cap
Tujuan Orang Tua: Memberitahu kekurangan dengan maksud remaja berubah
Pesan yang ditangkap remaja: Itulah saya
Contoh : “Seperti anak-anak saja, cengeng”
f. Mengancam
Tujuan Orang Tua: Supaya menurut/patuh dengan cepat
Pesan yang ditangkap remaja: Cemas, takut
Contoh : “Jangan bicara begitu, awas kalau sekali lagi bicara seperti itu, tahu sendiri”
g. Menasehati
Tujuan Orang Tua: Supaya remaja tahu mana yang baik dan buruk
Pesan yang ditangkap remaja: Sok tahu, bosan dan bawel
Contoh : “Sebaiknya kamu terus terang saja mengatakannya”
h. Membohongi
Tujuan Orang Tua: Membuat urusan jadi gampang
Pesan yang ditangkap remaja: Orang tua/orang dewasa tidak dapat dipercaya
Contoh : “Kalau tidak diselesaikan, nanti diganggu setan ”
i. Menghibur
Tujuan Orang Tua: Menghilangkan kesedihan atau kekecewaan, remaja jadi senang terus dan jangan
larut
Pesan yang ditangkap remaja: Senang, lupa, dan dimengerti melarikan masalah
Contoh : “Banyak yang seperti kamu, ya sudah jangan dipikirin, nanti juga hilang”
j. Mengkritik
Tujuan Orang Tua: Meningkatkan kemampuan dirinya agar remaja memperbaiki kesalahan
Pesan yang ditangkap remaja: Kurang, salah
Contoh : “Dasar pemalas, banyak bicara, tapi tidak mau mengerjakan”
k. Menyindir
Tujuan Orang Tua: Memotivasi, mengingatkan supaya tidak selalu melakukan seperti itu dengan
cara menyatakan yang sebaliknya
Pesan yang ditangkap remaja: Menyakiti hati
Contoh : “Sebentar lagi turun hujan, tumben kamu kok mau nyapu”
l. Menganalisa
Tujuan Orang Tua: Mencari penyebab positif/negative remaja atau keselahannnya dan berupaya mencegahnya agar tidak melakukan kesalahan yang sama lagi
Pesan yang ditangkap remaja: Ibu sok pintar
Contoh : “Ah, kamu saja yang mau libur, koq mengatakan bahwa teman-teman yang mengusulkan libur”
Dari contoh diatas saja, rasanya benar bahwa sebagai orang tua kita harus lebih bisa mengerti anak-anak remaja kita karena mereka hidup dizaman mereka sendiri. Ada baiknya jika kita sedikit mengulang bagaimana perasaan dan pikiran kita dahulu saat remaja, apa yang kita inginkan pada orang tua (bukankah saat itu kita pun sering merasa butuh dimengerti?) hingga setidaknya kita bisa sedikit memahami apa yang terjadi pada remaja. Tentu semua hal tersebut harus diiringi dengan do'a karena tiada daya dan upaya melainkan semua atas izin Alloh, Tuhan yang Maha Kuasa.Demikian.
sumber:
http://ceria.bkkbn.go.id/index.php/component/jdownloads/viewcategory/26-materi-panduan?Itemid=
http://pemuda-berencana.blogspot.com/2013/06/Pengertian-Genre.html
http://genbagus.blogspot.com/2013/06/program-genre-generasi-berencana.html
http://pik-minsancendekia.blogspot.com/2014_03_01_archive.html
http://harianjakarta.com/kategori/berita-558-program-genre-bkkbn-berikan-solusi-alternatif-pada-permasalahan-remaja.html
http://www.dumedpower.com
http://www.generasiiberencana.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H