Mohon tunggu...
Istiqomah Ps
Istiqomah Ps Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

writer and owner @baguscantik babyshoes

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

GenRe : Karena Remaja Butuh Dimengerti

10 Oktober 2014   02:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:40 1305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_365218" align="aligncenter" width="300" caption="iklan #GENRE (sayapun ngikik saat itu)"][/caption]

Sobat blogger, ketika membahas tentang usia remaja (rentang usia 10-24tahun) saya teringat pada masa-masa sekolah yang penuh dengan rasa ingin tahu yang sangat tinggi, hingga rasa-rasanya semua buku ingin dibaca, semua hal ingin dicoba dan dibuktikan. Masa remaja sungguh menjadi saat pencarian jati diri, dimana jika tidak dibimbing ke arah yang baik tentu menjadi berbelok ke arah yang kurang baik bahkan buruk. Saya ingat pernah merasa paling benar sendiri saat itu, saya yang paling berhak atas kehidupan saya hingga kadang nasehat berlalu begitu saja karena terhalang ego diri. Namun disisi lain saya pun merasa butuh sandaran, alias tempat curhat yang tak perlu terlalu menggurui yang mau menerima dan mendengar segala permasalahan dan kegembiraan. Saat itu saya memang tidak menemukannya pada orang tua. Saya justru menemukannya dengan menulis diary, meluapkan segala keluh kesah dan kegembiraan dalam satu buku sekaligus doa-doa saya pada-Nya. Setiap usai menuliskan sesuatu saya merasa lebih baik. Dan kini saya bersyukur karena saat itu telah melampiaskan masa remaja saya pada diary (hal yang setidaknya lebih positif).

#Remaja Masa Kini

Jika sebelumnya saya merasa beruntung, maka kini saya justru miris ketika tahu generasi bangsa sungguh berada pada posisi mengkhawatirkan karena sebagian dari mereka adalah tergolong dalam remaja yang berperilaku beresiko diantaranya kawin usia muda, terlibat dalam perilaku seks pra nikah, menggunakan napza, serta terinfeksi HIV dan AIDS. Banyak sudah data-data yang menunjukkan akan jumlah yang cukup besar betapa perilaku beresiko ini telah menjangkiti remaja kita. Jika hal ini tidak ditangani dengan baik maka bagaimana dengan generasi terebut, bagaimana masa depan mereka? Jumlah remaja yang besar yaitu kurang lebih 27,6% atau sekitar 64 juta penduduk merupakan aset bangsa sekaligus akan menjadi masalah bagi negara jika tidak segera ditangani.

[caption id="attachment_365219" align="aligncenter" width="300" caption="Perbandingan #GENRE Generasi Berencana "]

1412857020482219640
1412857020482219640
[/caption]

Arus perkembangan dan akses informasi yang tinggi saat ini menjadi klop dengan kebutuhan akan rasa ingin tahu yang besar ala remaja. Hal ini tentu bermanfaat bagi perkembangan kualitas pengetahuan mereka, namun jika digunakan untuk hal yang negatif maka dampak buruklah yang akan diperoleh. Harus ada pembinaan yang mana membantu remaja menghadapi tantangan hidupnya sekarang dan yang akan datang. Mereka memerlukan bantuan untuk mengerti bagaimana tantangan hidup di depan, gambaran akan masa depan mereka nantinya sehingga akan lebih berhati-hati dalam menjalani masa remaja tersebut.

#Solusi Pemerintah melalui GENRE

Sayapun bertanya-tanya bagaimana peran pemerintah menghadapi permasalahan remaja ini. Ternyata pemerintah melalui BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana) telah mensosialisasikan program GENRE (Generasi Berencana). GENRE ini dikembangkan agar remaja memiliki pengetahuan/gambaran yang cukup sehingga kehidupan mereka menjadi lebih siap dan terencana.

[caption id="attachment_365220" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu gambaran #GENRE"]

14128571721819351475
14128571721819351475
[/caption]

Genre bertujuan untuk memfasilitasi remaja agar belajar memahami dan mempraktikan perilaku hidup sehat dan berakhlak untuk mencapai ketahanan remaja sebagai dasar mewujudkan Generasi Berencana.

Sasaran dari program GENRE ini yaitu:

- Remaja (10-24 tahun) dan belum menikah
- Mahasiswa/Mahasiswi belum menikah
- Keluarga / Keluarga yang punya remaja
- Masyarakat yang peduli terhadap remaja

Masa remaja merupakan masa transisi yang sangat menentukan masa depan, dimana transisi kehidupan remaja oleh Bank Dunia dibagi menjadi 5 hal ( Youth Five Life Transition). Jika seorang remaja . Transisi kehidupan yang dimaksud menurut Progress Report World Bank adalah :
1. Melanjutkan sekolah (continue learning)
2. Mencari pekerjaan ( start working)
3. Memulai kehidupan berkeluarga (form families)
4. Menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship)
5. Mempraktekan hidup sehat (practice healthy life).
Melalui program GENRE ini juga diharapkan agar sasaran program GENRE yaitu remaja/ mahasiswa dapat melalui transisi kehidupan dengan baik supaya mereka memiliki masa depan yang cemerlang.

#Bentuk Kegiatan GENRE

Bentuk-beruk kegiatan yang dilakukan, yaitu melalui dua pendekatan, pertama bagi remaja diadakan Pusat Informasi dan Konseling (PIK), dan kedua pendekatan kepada orang tua yang mempunyai akan remaja melalui pengembangan kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR).

[caption id="attachment_365221" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi alur kerja #GENRE"]

1412857230460857124
1412857230460857124
[/caption]

PIK adalah sebagai wadah dalam memberikan informasi yang benar bagi remaja seperti informasi dan konseling tentang kesehatan reproduksi serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya. Pendekatan PIK merupakan wadah dalam memberikan informasi yang benar bagi remaja seuai dengan kebutuhan sehingga PIK ini juga dapat dikelola oleh para remaja itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar para remaja mau mengakses informasi yang benar, dimana PIK dibentuk di sekolah-sekolah umum dan agama, LSM dan organisasi kepemudaan yang mau berkoordinasi dan bekerjasama dengan BKKBN pusat dan daerah.

Menurut Direktur Bina Ketahanan Remaja BKKBN, Indra Wirdhana, SH. MM, selama ini remaja lebih banyak mendapatkan informasi dari teman sebaya dimana jika teman sebayanya baik maka ia akan baik demikian sebaliknya. Demikian maka dikembangkan program PIK supaya dpat dikelola oleh remaja juga (teman sebaya yang baik dan mempunyai karakter yang bagus). Dalam PIK juga terdapat pengelola pendidik dan konselor sebaya yang turut menampung masalah serta memberikan solusi yang baik dan tepat.

BKR yaitu adalah suatu kelompok/wadah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua remaja dalam rangka pembinaan tumbuh kembang remaja. Pendekatan BKR kepada keluarga yang mempunyai remaja dimaksudkan agar orang tua mempunyai pengetahuan dan ilmu tentang masalah-masalah remaja yang dihadapi (termasuk cara berkomunikasi dengan remaja) sehingga diharapkan dapat turut andil untuk mengatasi masalah remaja.

Bentuk kegiatan yang dilakukan BKR diantaranya mengumpulkan orang tua Bapak/Ibu yang mempunyai anak remaja selama sebulan sekali untuk diberikan untuk diberikan pendidikan, pelatihan dan pengetahuan diantaranya materi TRIAD (seksualitas, HIV, AIDS dan Napza), Pendewasaan Usia Perkawinan, Life Skills dan 8 fungsi keluarga. Demikian juga agar bagaimana agar anak-anaknya tidak hamil diluar nikah (penundaan usia perkawinan).

#Saran untuk program GENRE BKKBN

Sejak mengetahui adanya program GENRE dari BKKBN saya jadi kepo pigin tahu juga sejauh mana kerennya program ini. Karena seperti kita tahu program yang diusung untuk remaja tentu harus mengikuti kebutuhan masanya bukan? Alhamdulillah setidaknya program GENRE ini juga cukup aktif di dunia sosial media. Pada soaial media GENRE juga sering mengadakan lomba-lomba seperti pemilihan duta mahasiswa, lomba poster, foto, komik, cerita, desain kaos GENRE, dst.

[caption id="attachment_365222" align="aligncenter" width="300" caption="website #GENRE"]

14128572982025517623
14128572982025517623
[/caption]

[caption id="attachment_365223" align="aligncenter" width="300" caption="Fanpage Facebook #GENRE"]

14128573571656535228
14128573571656535228
[/caption]

[caption id="attachment_365225" align="aligncenter" width="300" caption="Twitter #GENRE"]

14128574331977599770
14128574331977599770
[/caption]

Saran saya, bagaimana jika diadakan lomba karya tulis, essay, atau cerpen remaja dengan ide tentang Generasi Berencana yang disoaialisasikan misalnya di sekolah-sekolah dalam rangka memperingati terbentuknya program GENRE ini misalnya. Hal ini nanti supaya remaja menjadi lebih kritis dalam berfikir dan karena diadakan ditiap sekolah maka secara tidak langsung sekolah akan memiliki kader GENRE.

Saran yang kedua adalah disebarnya kader-kader psikolog dan pendidik yang terjun langsung berada di lokasi kenakalan remaja dengan tujuan mempelajari dan mencari solusi untuk satu lingkup kenakalan remaja yang dia tangani. Karena selama ini yang ada polisi secara langsung menangkap remaja nakal, menurut saya memang ada efek jera pada mereka, namun kadang masalah inti mereka justru tidak mendapatkan solusi tuntas.

#Tips Komunikasi untuk Para Orang Tua

Nah, dari website GENRE saya mendapat banyak ilmu juga karena disana banyak modul yang bisa diunduh untuk membantu orang tua maupun masyarakat dalam menyukseskan program GENRE ini . Salah satunya adalah tentang Komunikasi orang tua dan remaja yang bisa diunduh dilink berikut.

Tips yang saya sampaikan ini saya ambil dari modul tersebut, yaitu tentang beberapa kesalan yang harus dihindari orang tua ketika berkomunikasi dengan anak. Diantaranya:
a. Memerintah
Tujuan Orang Tua: Mengendalikan situasi dan menyelesaikan masalah dengan cepat
Pesan yang ditangkap remaja: Harus patuh tidak punya pilihan
Contoh : “ Jangan mengeluh, kerjakan saja!”
b. Menyalahkan
Tujuan Orang Tua: Memberitahu remaja kesalahannya
Pesan yang ditangkap remaja: Tidak pernah benar/baik
Contoh : “Pasti kamu bikin onar lagi, apalagi yang kamu lakukan sampai Ayah dipanggil ke sekolah?”
c. Meremehkan
Tujuan Orang Tua: Menunjukkan ketidakmampuan remaja dan orang tua lebih tahu
Pesan yang ditangkap remaja: Tidak berharga/merasa tidak mampu
Contoh : “Kamu kan belum berpengalaman, coba pikirkan saran Ibu”
d. Membandingkan
Tujuan Orang Tua: Memotivasi dengan memberi contoh orang lain
Pesan yang ditangkap remaja: Tidak disayang, pilih kasih, saya memang selalu jelek
Contoh : “Buang sampah seenaknya, lihat dong apa yang dikerjakan adikmu”
e. Memberi cap
Tujuan Orang Tua: Memberitahu kekurangan dengan maksud remaja berubah
Pesan yang ditangkap remaja: Itulah saya
Contoh : “Seperti anak-anak saja, cengeng”
f. Mengancam
Tujuan Orang Tua: Supaya menurut/patuh dengan cepat
Pesan yang ditangkap remaja: Cemas, takut
Contoh : “Jangan bicara begitu, awas kalau sekali lagi bicara seperti itu, tahu sendiri”
g. Menasehati
Tujuan Orang Tua: Supaya remaja tahu mana yang baik dan buruk
Pesan yang ditangkap remaja: Sok tahu, bosan dan bawel
Contoh : “Sebaiknya kamu terus terang saja mengatakannya”
h. Membohongi
Tujuan Orang Tua: Membuat urusan jadi gampang
Pesan yang ditangkap remaja: Orang tua/orang dewasa tidak dapat dipercaya
Contoh : “Kalau tidak diselesaikan, nanti diganggu setan ”
i. Menghibur
Tujuan Orang Tua: Menghilangkan kesedihan atau kekecewaan, remaja jadi senang terus dan jangan
larut
Pesan yang ditangkap remaja: Senang, lupa, dan dimengerti melarikan masalah
Contoh : “Banyak yang seperti kamu, ya sudah jangan dipikirin, nanti juga hilang”
j. Mengkritik
Tujuan Orang Tua: Meningkatkan kemampuan dirinya agar remaja memperbaiki kesalahan
Pesan yang ditangkap remaja: Kurang, salah
Contoh : “Dasar pemalas, banyak bicara, tapi tidak mau mengerjakan”
k. Menyindir
Tujuan Orang Tua: Memotivasi, mengingatkan supaya tidak selalu melakukan seperti itu dengan
cara menyatakan yang sebaliknya
Pesan yang ditangkap remaja: Menyakiti hati
Contoh : “Sebentar lagi turun hujan, tumben kamu kok mau nyapu”
l. Menganalisa
Tujuan Orang Tua: Mencari penyebab positif/negative remaja atau keselahannnya dan berupaya mencegahnya agar tidak melakukan kesalahan yang sama lagi
Pesan yang ditangkap remaja: Ibu sok pintar
Contoh : “Ah, kamu saja yang mau libur, koq mengatakan bahwa teman-teman yang mengusulkan libur”

Dari contoh diatas saja, rasanya benar bahwa sebagai orang tua kita harus lebih bisa mengerti anak-anak remaja kita karena mereka hidup dizaman mereka sendiri. Ada baiknya jika kita sedikit mengulang bagaimana perasaan dan pikiran kita dahulu saat remaja, apa yang kita inginkan pada orang tua (bukankah saat itu kita pun sering merasa butuh dimengerti?) hingga setidaknya kita bisa sedikit memahami apa yang terjadi pada remaja. Tentu semua hal tersebut harus diiringi dengan do'a karena tiada daya dan upaya melainkan semua atas izin Alloh, Tuhan yang Maha Kuasa.Demikian.

sumber:
http://ceria.bkkbn.go.id/index.php/component/jdownloads/viewcategory/26-materi-panduan?Itemid=
http://pemuda-berencana.blogspot.com/2013/06/Pengertian-Genre.html
http://genbagus.blogspot.com/2013/06/program-genre-generasi-berencana.html
http://pik-minsancendekia.blogspot.com/2014_03_01_archive.html
http://harianjakarta.com/kategori/berita-558-program-genre-bkkbn-berikan-solusi-alternatif-pada-permasalahan-remaja.html
http://www.dumedpower.com
http://www.generasiiberencana.blogspot.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun