Mohon tunggu...
Verunia Kamalini
Verunia Kamalini Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha

Seorang Mahasiswa pencinta sastra yang memiliki hobi menulis, editing dan memiliki cita- cita sebagai penulis yang tulisannya dikenal banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Siswa Siap Lestarikan Tradisi: Persiapan Intensi dalam Lomba Nyurat Lontar di Festra 2024

19 Oktober 2024   10:05 Diperbarui: 19 Oktober 2024   10:10 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Singaraja, 14 Oktober 2024 -- Gedung Sasana Budaya Universitas Pendidikan Ganesha kembali menjadi saksi keahlian tradisional yang diwariskan turun-temurun. Dalam ajang lomba nyurat aksara Bali (menulis lontar), siswa-siswa dari berbagai sekolah di Bali memamerkan keterampilan mereka menulis di atas lontar, salah satunya SMKN 1 Kubutambahan. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara FESTRA HMJ JBSID 2024 yang bertujuan melestarikan budaya menulis aksara Bali di kalangan generasi muda.

Ikomang Dedi, pembina siswa dari SMKN 1 Kubutambahan, membagikan pengalamannya dalam mempersiapkan siswa-siswa untuk berpartisipasi dalam kompetisi ini. Dalam wawancara, Dedi mengungkapkan bahwa latihan intensif dan dedikasi penuh telah menjadi kunci kesuksesan timnya.

 Verunia
 Verunia

"Kami memulai pelatihan beberapa bulan sebelumnya, dengan fokus pada teknik dasar nyurat lontar, seperti bagaimana memegang pisau pengukir (pengrupak) dan menyusun aksara dengan presisi di atas daun lontar," jelas Ikomang Dedi. Ia menambahkan bahwa teknik pengukiran yang sempurna membutuhkan kesabaran tinggi serta latihan yang berulang-ulang.

Saat ditanya mengenai strategi khusus dalam melatih keterampilan nyurat, Ikomang Dedi mengungkapkan bahwa ia menggabungkan latihan manual dengan pengajaran sejarah dan filosofi aksara Bali. "Siswa tidak hanya belajar menulis aksara, tetapi juga memahami makna dan pentingnya tradisi ini bagi warisan budaya Bali," tambahnya.

Respons positif juga datang dari para siswa yang mengikuti latihan. "Mereka sangat antusias, meskipun tantangannya tidak mudah. Saya melihat kebanggaan tersendiri dalam diri mereka ketika berhasil menguasai teknik menulis lontar dengan baik," kata Dedi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun