Singaraja, 14 Oktober 2024 -- Gedung Sasana Budaya Universitas Pendidikan Ganesha kembali menjadi saksi keahlian tradisional yang diwariskan turun-temurun. Dalam ajang lomba nyurat aksara Bali (menulis lontar), siswa-siswa dari berbagai sekolah di Bali memamerkan keterampilan mereka menulis di atas lontar, salah satunya SMKN 1 Kubutambahan. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara FESTRA HMJ JBSID 2024 yang bertujuan melestarikan budaya menulis aksara Bali di kalangan generasi muda.
Ikomang Dedi, pembina siswa dari SMKN 1 Kubutambahan, membagikan pengalamannya dalam mempersiapkan siswa-siswa untuk berpartisipasi dalam kompetisi ini. Dalam wawancara, Dedi mengungkapkan bahwa latihan intensif dan dedikasi penuh telah menjadi kunci kesuksesan timnya.
"Kami memulai pelatihan beberapa bulan sebelumnya, dengan fokus pada teknik dasar nyurat lontar, seperti bagaimana memegang pisau pengukir (pengrupak) dan menyusun aksara dengan presisi di atas daun lontar," jelas Ikomang Dedi. Ia menambahkan bahwa teknik pengukiran yang sempurna membutuhkan kesabaran tinggi serta latihan yang berulang-ulang.
Saat ditanya mengenai strategi khusus dalam melatih keterampilan nyurat, Ikomang Dedi mengungkapkan bahwa ia menggabungkan latihan manual dengan pengajaran sejarah dan filosofi aksara Bali. "Siswa tidak hanya belajar menulis aksara, tetapi juga memahami makna dan pentingnya tradisi ini bagi warisan budaya Bali," tambahnya.
Respons positif juga datang dari para siswa yang mengikuti latihan. "Mereka sangat antusias, meskipun tantangannya tidak mudah. Saya melihat kebanggaan tersendiri dalam diri mereka ketika berhasil menguasai teknik menulis lontar dengan baik," kata Dedi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H