Mata si Asisten terbelalak mendengar istilah tadi, “How-”
“And they let you free after discovering that you were registered as an intern at Alter, right?” Potong Juliet.
“How on earth you gained that information? Have you been there?”
“First of all, It's true that Madura provides one among the best quality of Marijuana, and second to note, I've never been there.”
“But-”
“Let's say it was the result from some sort of complicated predicament.”
“Ah, fair enough.” Si Asisten tersenyum, bahkan sempat tertawa sekilas, menyadari bagaimana Juliet memutar balik arah pembicaraan.
“By the way, do you bring some portable video game? Any good game I could borrow to spend the time with?”
“Aha! You do like to play video games!”
“I wouldn't call it a hobby, it's just I'm running out of e-books with content as good as its cover could impress.”
“I see.” si Asisten merogoh tas pribadi lalu menyerahkan sebuah tablet elektronik kepada Juliet. “There you go.”
“Might as well put some strain on your device. Once I play, I play it hard, beating the best score if I have to.”
Si asisten merespon hanya dengan sebuah senyuman.
“From here onward we will part our way, you are going to la Grande Fleur to attend an arrangement with Dr. Burness on behalf of myself.”
“Affirmative. Where will you go then?”
“It's none of your business. Just carry on with your task and everything else has been considered.”
“Alright, take care Miss Philead.” Seorang orang pria berpostur tinggi, besar, berjas hitam menjemput Juliet dari pintu kabin pesawat. Sedangkan satu orang lain dengan seragam serupa berdiri di samping mobil sedan hitam. “We are going to take you to Mr. Samudra, please go this way.” Pria asing tersebut mengantar Juliet masuk ke dalam mobil. Tanpa rasa curiga atau khawatir Juliet duduk di kursi belakang. “Are we good to go now, Miss Philead?” Tanya si Supir. “Yes, we should go.”
“Decryption process has been completed. Do you want to view the decrypted content?”
“DALI, let me view it.” Sepenggal rekaman video menunjukkan seorang pria paruh baya sedang mengangkat sebilah instrumen elektronik berbentuk seperti harmonika di tangan kanan, sedangkan tangan kiri melambaikan tangan kepada orang lain yang berada di luar jangkauan rekaman. Tidak berapa lama kemudian orang tersebut datang dengan sebuah meja portable, meletakkan kue Blackforest dengan hiasan sepasang lilin yang membentuk angka '30' di atasnya. Pria paruh baya itu mulai mendekatkan instrumen ke mulut, meniupnya. lantunan nada 'happy birthday' terdengar dengan lembut. “Happy Birthday, Juliet.” Kata pria paruh baya tersebut. Orang lain yang tadi membantu memasang birthday cake mulai melambaikan tangan ke layar. “And welcome to thirty.” Juliet tersenyum, tertawa pendek. Si supir sempat melambatkan laju kendaraan lalu menoleh ke belakang. “It's okay, never mind it.” Kata Juliet pada si Supir. Dua orang dalam rekaman tersebut adalah Professor Philead; ayah Juliet, dan Darren. Sekuat apapun wanita dengan label 'berdarah dingin' dari penilaian Janus tersebut berusaha untuk menahan emosi, akhirnya dia mengusap air mata yang meleleh di pipinya. Bab sebelumnya | Bab berikutnya Catatan kaki: text-text dialog dalam Bahasa Inggris diterjemahkan secara interaktif di www.kludia.com (sumber originalnya). Di sini fitur tersebut tidak dapat diaplikasikan, mohon maaf atas ketidaknyamanannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H