Mohon tunggu...
Renata Rosario
Renata Rosario Mohon Tunggu... -

Kludia (kepanjangan dari Keys of Ludian) adalah fiksi web serial di mana setiap posting konten selalu sambung-menyambung membentuk narasi dalam satu universe (satu cerita). Universe dalam Kludia membawakan tema Speculative Fiction di masa depan (setting tahun 2035) di mana peradaban manusia dengan segala teknologi maju yang mereka miliki, justru mengalami tekanan hidup yang membuat moralitas tak lagi menjadi pandangan hidup ideal. Di sinilah, pembaca akan diusung ke dalam situasi "dog eat dog" dan "grey morality" trope. Mekanisme multi PoVs menantang batasan fiksi di mana konsep protagonis (lakon) tidak lagi menjadi komoditas utama plot movement. Semua karakter, tidak terkecuali siapapun, bisa "lenyap" dari papan permainan apabila mereka lengah. Alamat website: www.kludia.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Moral Games (Kludia Introduction)

31 Mei 2014   20:21 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:53 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1401516509643163965

the pessimist sees a train speeding at him, hell for leather,

and the machinist sees three idiots sitting on the tracks.

German joke

Mana yang paling efektif dan efisien untuk menyelesaikan masalah? Kekuatan kebaikan, atau persenjataan lengkap?

Jawabannya? Bergantung dengan apa yang dihadapi.

Mahatma Gandhi menggunakan strategi “tanpa kekerasan” untuk menarik simpati publik dalam melawan kekuatan persemakmuran Persatuan Kerajaan; tapi apakah strategi yang sama mampu menyelamatkan bangsanya apabila dihadapkan pada kekuatan tanpa ampun seperti Nazi Jerman? (M. Gandhi pernah menulis surat pada A. Hitler, mengalamatkannya sebagai “Dear Friend” dengan tujuan untuk melunakkan hati sang Tiran agar menghentikan kekerasan; tak berhasil).

Oke, kembali ke PM Winston Churchill. Setelah Persatuan Kerajaan Britania Raya dan Irlandia Utara (UK) menyelamatkan wajahnya sendiri dari kezaliman Nazi Jerman, akhirnya pemilu untuk menentukan PM berikutnya diadakan setelah 10 tahun tertunda karena kondisi PD II. Betapa mengejutkannya, ketika partai yang dipimpin oleh Winston Churchill yaitu Partai Konservatif, kalah dari Partai Buruh (House of Commons; 197 kursi vs. 393 kursi) meskipun jasanya dianggap sangat berpengaruh saat masa genting perang melawan Adolf Hitler.

Kenapa bisa begitu?

Rakyat Inggris berkata, orang yang memimpin perang kurang cocok untuk membangun bangsa mereka bangkit dari puing-puing bencana perang; mereka butuh rumah, butuh pekerjaan, butuh makanan, dan mereka pikir, Partai Buruh paling mampu menjalankan amanat tersebut.

Moral ceritanya? Apa pesan utamanya?

Terlepas dari peran dan jasa individu, kontinum persepsi mengenai siapa yang jahat dan yang baik, relatif dengan kondisi dan situasi setiap subyek yang terlibat di dalamnya. Dalam kasus di atas tadi, meskipun PM Winston Churchill menjadi pahlawan negara dengan semua tanda jasa yang bisa disematkan, rakyat Inggris tidak memilihnya kembali sebagai pemimpin negara; Mahatma Gandhi mengambil kesempatan, yang bagi sebagian besar orang dianggap konyol dan naif, untuk meluluhkan hati der Führer; sedangkan para korban di kamp pengungsi Dresden tak berdaya menghadapi “strategic bombing” pihak Sekutu dengan dalih untuk menekuk kekuatan Poros hingga menyerah tanpa syarat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun