Mohon tunggu...
Muhammad Mukhlisin
Muhammad Mukhlisin Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk berbagi tips, pengalaman dan cerita kehidupan

Pengajar, Trainer, Penulis Modul, Fasilitator Pengembangan Pendidikan Toleransi dan Keragaman. Direktur Eksekutif Yayasan Cahaya Guru. Tulisan yang ada disini adalah pendapat pribadi. Mengutip harus seizin penulis. Email: m.mukhlisin@cahayaguru.or.id

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Yayasan Cahaya Guru: 17 Tahun Mencerahkan Pendidikan Keragaman di Indonesia

15 November 2023   18:00 Diperbarui: 15 November 2023   18:01 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para Guru Sekolah Guru Kebinekaan Lanjutan 2023 sedang berkunjung ke rumah-rumah ibadah di Jakarta. Doc. Yayasan Cahaya Guru 

Misalnya, beberapa waktu lalu di Ciamis, sejumlah masyarakat menolak dan mengitimidasi guru dan seskolah yang melakukan kunjungan ke rumah-rumah ibadah di kampung krukunan. Anak-anak dianggap memiliki akidah yang belum labil. Sayang sekali, niat baik para guru justru mendapatkan penolakan. 

Namun, pepatah mengatakan: 

lebih baik menyalakan pelita daripada menghujat kegelapan

Itulah yang terus kami pegang teguh, untuk terus mencoba membantu para guru. Memberikan gandengan untuk saling menguatkan dalam melangkah mengajarkan solidaritas di tengah keragaman bangsa yang majemuk. 

Berjuang pada isu ini memanglah berat. Namun bukankah selalu ada jalan keluar untuk orang yang terus berusaha? 

Harapan untuk Yayasan Cahaya Guru 

Sebagai "orang dalam", saya berharap tidak muluk-muluk. Semenjak terjun di dunia pendidikan toleransi dan keragaman ini, mungkin sekitar 2015. Saya menyadari bahwa, tidak banyak lembaga seperti Yayasan Cahaya Guru. Kenapa? 

Pertama, karena isu toleransi dan keragaman merupakan isu yang sensitif. Penolakan juga sudah sering kami terima. Salah satunya karena alasan kepercayaan dan agama. 

Kedua, pendidikan toleransi dianggap tidak penting. Beberapa guru dan sekolah menyatakan "kenapa harus belajar toleransi? sekolah kami tidak ada masalah intoleransi kok." Kondisi seperti ini bisa menjadi bom waktu, karena menganggap sedang baik-baik saja atau mengabaikan persoalan keragaman. Jadi, menurut saya, belajar toleransi seperti melatih kebugaran tubuh, jadi harus rutin olah ragam, makan sehat, dll. Jangan sampai kita sakit terlebih dahulu, lalu baru memulai hidup sehat. 

Meskipun begitu, saya beraharap ke depan Yayasan Cahaya Guru akan lebih berdampak. Bisa semakin banyak menemani para guru menjadi rujukan keragaman, kebangsaan, dan kemanusiaan. Terus meningkatkan kapasitas guru dan pemangku kepentingan pendidikan lainnya. Konsisten mengembangkan penelitian dan kajian tentang pendidikan keragaman, dan terus memperkuat advokasi kebijakan untuk pendidikan yang inklusif dan berkeadilan.

Dengan kerja keras dan komitmen dari semua pihak, kita dapat mewujudkan cita-cita pendidikan yang mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Selamat ulan tahun Yayasan Cahaya Guru yang ke-17. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun