Saya tidak butuh nasehat. Saya hanya butuh untuk didengarkan. Beruntung saya punya teman yang seperti itu.
2. Membaca buku
Saya menikmati sekali proses membaca buku. Di saat naik kendaraan umum dan di rumah, membaca membuat saya tenang. Buku-buku yang saya baca adalah buku-buku kesukaan saya soal personal development, mengembangkan kreativitas, parenting dan pendidikan.
Satu buku yang sangat membantu saya menghilangkan trauma adalah buku karya Howard Gardner.Â
Buku berjudul Changing Minds; The Art and Science of Changing Our Own and Other People's Minds ini memberikan strategi bagaimana mengubah pikiran negatif ke pikiran positif. Buku ini sangat bermanfaat.
3. Minum kopi atau teh
Kata teman saya, minum kopi tidak bagus untuk terapi, karena akan meningkatkan denyut jantung. Tapi, saya tipe penikmat kopi yang fundamental. Jika tidak minum kopi, maka kreatifitas saya bisa berhenti. (terlalu berlebihan he)
Minum kopi atau teh bisa jadi pilihan. Yang penting adalah bagaimana anda meminumnya. Saya minum kopi atau minum teh secara perlahan dan tidak tergesa-gesa.Â
Minumlah dengan penuh kesadaran. Rasakan bagaimana teh atau kopi pahit masuk ke mulut dan mengalir ke rongga tenggorokan. Duduklah rileks sambil menikmati udara segar. Jangan biarkan pikiran melayang kemana-mana. Cukup perhatikan saja apa yang terjadi di sekitar anda. Nikmatilah.
4. Hening
Disaat dunia sedang riuh, ramai, dan berisik, cobalah cari momen hening. Misalnya sesaat sebelum tidur. Hening dan rileks. Tidak perlu melakukan apa-apa. Cukup duduk tenang sambil menikmati nafas yang keluar masuk.
Usahakan pikiran tetap tenang, fokus pada nafas dan perasaan-perasaan indrawi. Misalnya suara-suara yang anda dengar, udara malam yang dingin, dan nafas yang lembut.
5. Berlatih sadar penuh
Sadar penuh adalah kondisi di mana kita menyadari keadaan saat ini. Jika anda makan, fokuslah pada makan. Makan dengan perlahan, dan menikmati setiap makanan yang masuk ke mulut. Kunyahlah dengan tenang. Begitu juga saat kerja. Pikirkanlah fokus pada kerjaan. Kerjakan tugas anda dengan penuh perhatian.
Dan nikmatilah saat berkumpul bersama keluarga. Berkumpul dan berkomunikasi dengan anggota keluarga penuh kesadaran. Ketika saya melakukan ini, sedikit-demi sedikit ingatan-ingatan soal gempa mulai memudar.Â