Mohon tunggu...
Klinik Diet
Klinik Diet Mohon Tunggu... lainnya -

Fake it til U make it

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengapa Orang yang Bahagia Itu Lebih Sehat?

27 Juli 2011   05:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:20 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Adanya hubungan yang kuat antara sisi emosioanl dan kesehatan fisik itu sudah bukan rahasia lagi.

"Saya tidak mempercayainya saat saya baru memulai 40 tahun yang lalu," kata Martin Seligman, PhD, salah seorang ahli di bidang psychologi positif dan penulis. "Namun datanya terus berkembang dari tahun ke tahun, dan itu menjadi sebuah kepastian ilmiah."

Para ilmuwan kini tahu, bahwa ternyata perasaan senang itu memang punya efek penyembuhan terhadap tubuh, dan para peneliti masih terus mempelajari semuanya, mulai dari penyakit flu sampai HIV untuk mencari bukti bahwa mind-set seseorang bisa mempengaruhi immunitas dan tingkat kecepatannya untuk sembuh dari luka dan penyakit.

"Saat berbicara mengenai kesehatan," kata Saligman, "pada intinya ada 4 hal yang berada di bawah kendali kita: keputusan untuk tidak merokok, komitmen untuk berolahraga, kualitas dari diet, dan level optimisme kita. Dan optimisme itu sama pentingnya dengan yang lain."

Para peneliti masih belum benar-benar memahami mekanisme biologis yang bekerja, namun mereka tahu bahwa perasaaan-perasaan negatif misalnya stress, sedih, dan risau itu menyebabkan hormon cortisol melonjak, hingga melemahkan sistem immune.

Menurut berbagai penelitian terakhir, berikut ini beberapa tips bagaimana cara menjaga agar anda tetap merasa positif dan sehat:

1. Ekspresikan diri

Saat anda mengeluarkan unek-unek, hal-hal baik mulai terjadi pada diri anda.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Psychosomatic Medicine melaporkan bahwa para penderita HIV yang menuliskan kekhawatiran mereka selama 30 menit per hari selama masa penelitian, mengalami penurunan dalam viral load mereka dan peningkatan dalam infection-fighting T cells.

Dalam penelitian lain yang dipublikasikan di Journal of Consulting and Clinical Psychology, menemukan bahwa para pasien kanker payudara yang mengungkapkan perasaan-perasaan mereka mengenai kanker lebih jarang mengunjungi dokter untuk masalah yang berhubungan dengan kanker.

2. Latihan meditative

Kita tahu tai chi itu punya banyak manfaat, dan berikut ini salah satunya: Dalam penelitian yang dilakukan di UCLA, para peneliti menganalisa 61 manula yang mengikuti kelas tai chi 3 kali seminggu, sementara 61 lainnya mengikuti kelas pendidikan kesehatan.

Di akhir bulan, kedua kelompok menerima sejumlah dosis shingles vaccine, dan ternyata kelompok yang mengikuti kelas tai chi mencapai level dua kali lebih tinggi dalam immunitas.

"Sepertinya komponen meditasi yang menyebabkan efek tersebut," kata Michael R. Irwin, salah seorang peneliti. "Yang berarti bahwa latihan meditative lain misalnya yoga, juga bisa mengarah pada peningkatan yang sama."

3. Mintalah bantuan saat membutuhkannya

Para peneliti dari University of Nottingham memonitor tingkat penyembuhan dari 93 orang yang menderita bisul di kaki, sebuah luka yang umum pada penderita diabetes.

Setelah 6 bulan, para subjek yang secara klinis mengalami depresi dan tidak mampu mengatasi gangguan emosional akibat kondisinya, menunjukkan peningkatan yang lebih sedikit.

Sebagai hasil dari penemuan ini, pihak universitas mengembangkan program theraphy untuk pasien diabetes. "Kami berharap intervensi ini akan membantu mengurangi resiko dari kambuhnya penyakit," kata Kavita Vedhara, PhD.

4. Bergaullah

Sheldon Cohen, PhD, adalah seorang profesor psychology di Carnegie Mellon University dan seorang ahli di bidang hubungan antara social network dan kesehatan. Dalam salah satu penelitiannya, Cohen mengekspose virus demam kepada 276 orang dewasa.

Dia tidak heran setelah menemukan bahwa para perokok 3 kali lebih rentan untuk sakit. Namun Cohen juga menemukan bahwa subjek yang punya variasi hubungan sosial lebih sedikit ternyata jauh lebih rentan. Salah satu alasannya mungkin karena mereka punya level stress yang lebih rendah, kata Cohen.

5. Lihatlah sisi baiknya

Dalam penelitian Cohen lainnya, dia menganalisa 193 subjek untuk menentukan level perasaan positif mereka (termasuk kebahagiaan, ketenangan, dan keaktifan).

Sekali lagi, dia mengekspose para peserta dengan sebuah virus, dan menemukan bahwa orang yang punya score rendah pada emosi positif 3 kali lebih rentan untuk menjadi sakit. (Beberapa perserta dengan score yang tinggi juga mengalami sakit, tapi mereka melaporkan gejala yang lebih sedikit).

Apa yang menarik dari phenomena ini, kata Lara M. Stepleman, PhD, seorang assistant professor dari psychiatry and health behavior di Medical College of Georgia, adalah bahwa "kita semua punya kemampuan untuk memilih sebuah mind-set optimis. Dan dengan latihan, kita bisa menjadi lebih optimis lagi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun