Bagi tubuh anda, akan jauh lebih mudah untuk memanfaatkan otot sebagai sumber energi, dari pada mempertahankannya. Proses ini dikenal sebagai Gluconeogenesis, yaitu proses mengubah otot menjadi glocose.
Otot-otot yang diubah menjadi glucose ini antara lain otot-otot skeletal, organ-organ internal, bakan otot-otot jantung.
Penelitian demi penelitian menunjukkan bahwa setelah seseorang melakukan diet kalori yang ekstrim tanpa diiringi olahraga, maka akan selalu menyebabkan menurunnya berat badan sebanyak 40 - 50%. Tapi penurunan berat badan ini adalah berasal dari berkurangnya jaringan otot, bukan lemak.
Banyak program diet, terutama yang rendah karbohidrat, akan menyebabkan berkurangnya jumlah cairan di dalam tubuh. Penurunan berat badan yang anda dapat dari program diet seperti ini, 75%-nya adalah berasal dari berkurangnya air, otot, dan proses glycogen. Jadi, bukan dari berkurangnya lemak.
Penurunan berat badan yang terjadi dari proses awal menjalani program diet itu bisa sangat menipu, sehingga memberikan anda kesuksesan yang sifatnya hanya ilusi.
Meski diiringi dengan olahraga, namun jika diet tersebut terlalu ketat, tapi tetap saja, sebagian besar berat badan yang turun adalah berasal dari berkurangnya jaringan otot, bukan lemak.
Dan efek negatif inilah yang seharusnya anda hindari.
Efek samping diet 3: Meningkatkan aktivitas enzim penyimpan lemak dan mengurangi aktivitas enzim pembakar lemak
Enzim penyimpan lemak disebut Lipoprotein Lipase (LPL). Saat melakukan pengurangan kalori secara drastis, maka tubuh anda akan meningkatkan produksi LPL dan mengurangi enzim pembakar lemak.
Dengan kata lain, saat anda makan lebih sedikit, maka tubuh anda akan mengubah susunan kimianya untuk mempermudah proses penyimpanan lemak di masa-masa yang akan datang.
Itu berarti, dengan melakukan program diet rendah kalori, tubuh anda malah jadi semakin efektif dalam menyimpan lemak, sehingga anda akan menjadi semakin sulit untuk menghilangkan lemak, meski telah mengurangi kalori secara drastis.