Mohon tunggu...
KKN UNNES GIAT9 DESA CRANGGANG
KKN UNNES GIAT9 DESA CRANGGANG Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Semarang

Kami adalah mahasiswa KKN UNNES GIAT 9 yang bertempat di Desa Cranggang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wujudkan Wanita Berdaya: Mahasiswa UNNES GIAT 9 Menyelenggarakan Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci Piring Berbasis Eco-enzyme di Desa Cranggang

6 Agustus 2024   01:52 Diperbarui: 6 Agustus 2024   02:06 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Pembuatan Sabun Cuci Piring Bersama Ibu- Ibu PKK/ Dokumentasi Pribadi

Cranggang, 27 Juli 2024 - Universitas Negeri Semarang (UNNES) kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan serta kepedulian terhadap lingkungan. Melalui program GIAT 9, UNNES menyelenggarakan pelatihan pembuatan sabun cuci piring berbasis eco-enzyme di Desa Cranggang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan perempuan desa dalam mengolah limbah organik menjadi produk bernilai ekonomis serta menumbuhkan jiwa wirausaha.

Sampah menjadi permasalahan serius yang dihadapi masyarakat modern. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas konsumsi, produksi sampah juga terus meningkat. Menurut Faustine (2022), Indonesia  diperkirakan  menghasilkan 187,2 juta  ton  sampah  setiap tahun.  Berdasarkan  data  Kementerian  Lingkungan  Hidup  dan  Kehutanan  (KLHK),  komposisi  sampah didominasi oleh sampah organik, yakni mencapai 60% dari total sampah. Permasalahan 60% sampah organik tersebut salah satu penyebabnya adalah pengolahan yang kurang menguntungkan, dan apabila semakin banyak jumlahnya di lingkungan maka akan berpotensi mencemari lingkungan, seperti menghasilkan gas metana, membawa aneka penyakit berbahaya dan memicu global warming. Untuk mengurangi permasalahan tersebut, KKN UNNES GIAT 9 Mengadakan pelatihan yang memanfaatkan sampah organik menjadi eco-enzyme yang dapat diolah menjadi produk bernilai jual seperti sabun cuci piring.

Kegiatan ini diberikan kepada para ibu anggota PKK Desa Cranggang, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Digagasnya pelatihan pembuatan sabun cuci piring ini diharapkan tidak sekedar memberi manfaat, tetapi dapat menjadikan peluang bagi anggota PKK untuk menambah penghasilan mereka.

“Kami selaku mahasiswa yang sedang melakukan KKN di Desa Cranggang berharap melalui program ini dapat bermanfaat bagi masyarakat setempat dalam menambah pengetahuan juga dapat dijadikan peluang usaha bagi para ibu, sebagai sarana menambah penghasilan,” tata Wahyu dalam sambutannya sebagai Koordinator Mahasiswa Desa Cranggang.

Zumrotun Khasanah, sebagai penanggung jawab kegiatan menjelaskan bahwa eco-enzyme merupakan cairan hasil dari fermentasi limbah dapur organik (selama 3 bulan) misalnya ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air. Ia memiliki warna cokelat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang cukup kuat. Kegunaannya banyak sekali untuk kehidupan sehari-hari, seperti sebagai filter udara, herbisida dan pestisida alami, filter air, pupuk alami untuk tanaman, menurunkan efek rumah kaca, dan untuk bahan pembuatan pembersih yang ramah lingkungan.

Dalam pelatihan ini eco-enzyme akan diolah menjadi sabun cuci piring yang ramah lingkungan. Pembuatan sabun cuci piring berbasis eco-enzyme merupakan upaya nyata untuk mengurangi dampak lingkungan dari sampah organik. Selain itu, kegiatan ini juga dapat memberdayakan masyarakat, terutama perempuan, untuk menciptakan produk yang bernilai ekonomis.

Proses Pembuatan Sabun Cuci Piring Bersama Ibu- Ibu PKK/ Dokumentasi Pribadi
Proses Pembuatan Sabun Cuci Piring Bersama Ibu- Ibu PKK/ Dokumentasi Pribadi

Pelatihan yang berlangsung selama dua jam ini dihadiri oleh perwakilan kelompok PKK dari keenam dusun yang ada di Desa Cranggang berjumlah 30 orang. Para peserta antusias mengikuti kegiatan pelatihan ini mulai dari penyiapan bahan baku hingga pengemasan produk.

Pembuatan sabun dengan bahan dasar eco-enzyme ini sangat bermanfaat apabila kita membuat sabun sendiri di rumah karena dapat menghemat biaya, memudahkan kita agar tidak pergi kemana-mana, belajar hidup sehat serta untuk ketahanan rumah tangga. Diharapkan dengan membuat sabun sendiri ini jadi tidak beli sabun terus" ucap Bu Sri Solekhah (Ketua PKK Desa Cranggang) dalam sambutannya.

Sebelum memulai acara pelatihan pembuatan sabun cuci piring berbasis eco-enzyme, peserta dibekali dengan memberikan materi sosialisasi tentang pemanfaatan sampah organik menjadi eco-enzyme, kemudian dilanjut pembuatan eco-enzyme, serta pelatihan pemanfaatan eco-enzyme menjadi sabun cuci piring.

Zumrotun beserta rekan-rekan UNNES GIAT 9 terlebih dahulu menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. “Eco-enzyme sendiri dapat langsung digunakan sebagai cairan pembersih khususnya sabun cuci piring. Namun, untuk menambah nilai jualnya perlu ditambah beberapa bahan sesuai dengan minat konsumen terhadap sabun cuci piring yang beredar di pasaran. Bahan-bahan dapat dibeli di toko kimia sedangkan peralatan dapat menggunakan alat-alat yang tersedia di rumah seperti ember, gayung, corong dan pengaduk,” ujarnya.

Pengenalan Alat Bahan dalam Pembuatan Sabun Cuci Piring Berbasis Ecoenzyme/Dokumentasi Pribadi
Pengenalan Alat Bahan dalam Pembuatan Sabun Cuci Piring Berbasis Ecoenzyme/Dokumentasi Pribadi

Pada 27 Juli 2024, kegiatan pelatihan berlangsung di Balai Desa Cranggang. Pelatihan di awali dengan pengenalan alat bahan yang digunakan sekaligus menjelaskan fungsinya dalam proses pembuatan. Pengenalan ini disampaikan oleh salah satu anggota kelompok, yaitu Zumrotun Khasanah, mahasiswa jurusan Biologi UNNES.

Beberapa bahan pembuat sabun cuci piring yang dikenalkan yakni, MES sebagai surfaktan alami untuk menurunkan tegangan antar muka minyak dengan air sehingga dapat bercampur secara homogen, NaCl sebagai pengental sabun, gliserin untuk melembutkan dan memberikan rasa licin, camperlan untuk mengangkat lemak membandel dan sebagai penambah busa, foam booster sebagai penambah busa, kemudian eco-enzyme sebagai cairan yang mengandung antibakteri untuk membunuh kuman, pewangi untuk memberikan bau harus pada sabun, pewarna untuk memberikan warna pada sabun dan air sebagai pelarut.

Setelah mendapat penjelasan, para ibu PKK dibagi menjadi 2 kelompok dengan masing-masing kelompok dibantu oleh 3 orang mahasiswa. Masing-masing kelompok mendapat alat bahan yang dibutuhkan. Selama praktik berlangsung, ibu-ibu PKK mengikuti arahan dari salah satu mahasiswa UNNES GIAT jurusan Biologi yaitu Zumrotun Khasanah. Setelah proses pembuatan selesai, cairan sabun cuci piring dikemas dalam botol dan diberi label “Eco-Clean” sebagai contoh nama produk pembersih cuci piring.

Produk Sabun Cuci Piring Berbasis Ecoenzyme
Produk Sabun Cuci Piring Berbasis Ecoenzyme "Eco-clean"/Dokumentasi Pribadi

Pada akhir pertemuan, Zumrotun juga membagikan sabun cuci piring tersebut kepada seluruh ibu PKK yang hadir. “Sayangi bumi sayangi diri, dengan memanfaatkan eco-enzyme kita telah berpartisipasi mengurangi beban bumi sekaligus menerapkan gaya hidup minim bahan kimia sintetis,” tutupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun