Mohon tunggu...
KKN UNNES GIAT9 DESA CRANGGANG
KKN UNNES GIAT9 DESA CRANGGANG Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Semarang

Kami adalah mahasiswa KKN UNNES GIAT 9 yang bertempat di Desa Cranggang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wujudkan Wanita Berdaya: Mahasiswa UNNES GIAT 9 Menyelenggarakan Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci Piring Berbasis Eco-enzyme di Desa Cranggang

6 Agustus 2024   01:52 Diperbarui: 6 Agustus 2024   02:06 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Pembuatan Sabun Cuci Piring Bersama Ibu- Ibu PKK/ Dokumentasi Pribadi

Zumrotun beserta rekan-rekan UNNES GIAT 9 terlebih dahulu menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. “Eco-enzyme sendiri dapat langsung digunakan sebagai cairan pembersih khususnya sabun cuci piring. Namun, untuk menambah nilai jualnya perlu ditambah beberapa bahan sesuai dengan minat konsumen terhadap sabun cuci piring yang beredar di pasaran. Bahan-bahan dapat dibeli di toko kimia sedangkan peralatan dapat menggunakan alat-alat yang tersedia di rumah seperti ember, gayung, corong dan pengaduk,” ujarnya.

Pengenalan Alat Bahan dalam Pembuatan Sabun Cuci Piring Berbasis Ecoenzyme/Dokumentasi Pribadi
Pengenalan Alat Bahan dalam Pembuatan Sabun Cuci Piring Berbasis Ecoenzyme/Dokumentasi Pribadi

Pada 27 Juli 2024, kegiatan pelatihan berlangsung di Balai Desa Cranggang. Pelatihan di awali dengan pengenalan alat bahan yang digunakan sekaligus menjelaskan fungsinya dalam proses pembuatan. Pengenalan ini disampaikan oleh salah satu anggota kelompok, yaitu Zumrotun Khasanah, mahasiswa jurusan Biologi UNNES.

Beberapa bahan pembuat sabun cuci piring yang dikenalkan yakni, MES sebagai surfaktan alami untuk menurunkan tegangan antar muka minyak dengan air sehingga dapat bercampur secara homogen, NaCl sebagai pengental sabun, gliserin untuk melembutkan dan memberikan rasa licin, camperlan untuk mengangkat lemak membandel dan sebagai penambah busa, foam booster sebagai penambah busa, kemudian eco-enzyme sebagai cairan yang mengandung antibakteri untuk membunuh kuman, pewangi untuk memberikan bau harus pada sabun, pewarna untuk memberikan warna pada sabun dan air sebagai pelarut.

Setelah mendapat penjelasan, para ibu PKK dibagi menjadi 2 kelompok dengan masing-masing kelompok dibantu oleh 3 orang mahasiswa. Masing-masing kelompok mendapat alat bahan yang dibutuhkan. Selama praktik berlangsung, ibu-ibu PKK mengikuti arahan dari salah satu mahasiswa UNNES GIAT jurusan Biologi yaitu Zumrotun Khasanah. Setelah proses pembuatan selesai, cairan sabun cuci piring dikemas dalam botol dan diberi label “Eco-Clean” sebagai contoh nama produk pembersih cuci piring.

Produk Sabun Cuci Piring Berbasis Ecoenzyme
Produk Sabun Cuci Piring Berbasis Ecoenzyme "Eco-clean"/Dokumentasi Pribadi

Pada akhir pertemuan, Zumrotun juga membagikan sabun cuci piring tersebut kepada seluruh ibu PKK yang hadir. “Sayangi bumi sayangi diri, dengan memanfaatkan eco-enzyme kita telah berpartisipasi mengurangi beban bumi sekaligus menerapkan gaya hidup minim bahan kimia sintetis,” tutupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun