Mohon tunggu...
KKN UM SIDODADI GEDANGAN
KKN UM SIDODADI GEDANGAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN UM SIDODADI GEDANGAN MALANG

Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang tahun 2019

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKN UM 2022: Pengembangan UMKM Desa Sidodadi Membuat Inovasi Produk Tiwul Pisang, Bekerja Sama dengan UMKM SIDOD

18 Juli 2022   18:46 Diperbarui: 18 Juli 2022   18:52 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 7. Proses penjemuran (Dokpri)

Sumber daya alam merupakan segala sesuatu yang dihasilkan oleh alam yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber daya alam yang dominan di Desa Sidodadi adalah buah pisang yang keberadaannya dapat ditemukan dengan sangat mudah. Hasil panen buah pisang yang melimpah harus dimaksimalkan kegunaannya dengan cara dijual maupun diolah menjadi produk UMKM. 

Dengan adanya pengembangan produk baru, yaitu tiwul pisang, diharapkan dapat membantu memaksimalkan pemanfaatan buah pisang. Metode yang dilakukan dalam pengabdian ini, yaitu wawancara, survey, dan ikut serta dalam proses produksi tiwul pisang dari awal hingga akhir. Hasil pengembangan menunjukkan bahwa dengan dikembangkannya buah pisang menjadi tiwul pisang sebagai produk UMKM dapat mengurangi penumpukan hasil panen dan dapat meningkatkan perekonomian Desa Sidodadi.

Berikut merupakan tahapan proses produksi tiwul pisang yang dilakukan di UMKM SIDOD:
Tahap awal dalam mengembangkan tiwul pisang, yaitu mewawancarai Bapak Soelan selaku Kepala Desa Sidodadi. Wawancara dilakukan dengan menanyakan potensi yang ada di Desa Sidodadi dan jenis UMKM yang dapat dikembangkan. Proses wawancara dilakukan pada hari Kamis, 9 Juni 2022 di Kantor Balai Desa Sidodadi. Dari hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa terdapat UMKM di Desa Sidodadi yang berpusat di Dusun Umbulrejo. UMKM di Desa Sidodadi berfokus pada berbagai olahan makanan. Setelah wawancara, survey dilakukan ke salah satu UMKM di Dusun Umbulrejo. Hasil dari survey, UMKM Desa Sidodadi mengutamakan produk olahan makanan yang bahan bakunya berupa buah pisang yang merupakan potensi alam terbanyak di Desa Sidodadi.

Gambar 1. Wawancara kepada Kepala Desa Sidodadi (Dokpri)
Gambar 1. Wawancara kepada Kepala Desa Sidodadi (Dokpri)

5cfb7d45-d045-4b44-9c5c-78e786c5dba7-62d544f4bb44860a233ce554.jpg
5cfb7d45-d045-4b44-9c5c-78e786c5dba7-62d544f4bb44860a233ce554.jpg

Gambar 2. Survey ke UMKM Desa Sidodadi (Dokpri)

Program pengembangan tiwul pisang dilaksanakan di UMKM milik Pak Sumariono dengan nama dagang "SIDOD". Program tersebut dilakukan dengan satu kali produksi selama 3 hari yang dimulai pada hari Selasa, 5 Juli 2022 yang dihadiri oleh sebelas mahasiswa dan dua pegawai UMKM SIDOD.

Pelaksanaan pembuatan tiwul pisang berjalan lancar dengan bantuan dari berbagai pihak termasuk ketua UMKM SIDOD dan pegawai.


Proses pembuatan tiwul pisang hari pertama dimulai dengan memetik dan memilih buah pisang yang akan digunakan. Proses pemilihan buah pisang dilakukan bersamaan dengan penjelasan dari Pak Sumariono tentang jenis buah pisang apa saja yang dapat dijadikan sebagai bahan baku tiwul pisang.

Gambar 3. Pemilihan buah pisang (Dokpri)
Gambar 3. Pemilihan buah pisang (Dokpri)

Proses selanjutnya, yaitu merebus buah pisang yang sudah dipilih dengan api sedang selama 30 menit hingga buah pisang setengah matang. Pisang direbus setengah matang bertujuan agar pisangnya tidak terlalu keras tetapi tidak terlalu lunak ketika diparut. Setelah itu pisang diangkat dan ditiriskan kemudian dikupas.

Gambar 4. Penirisan buah pisang setelah direbus (Dokpri)
Gambar 4. Penirisan buah pisang setelah direbus (Dokpri)

Setelah dikupas, selanjutnya buah pisang diparut dengan parutan sawut ukuran sedang. Kemudian hasil parutan tadi diletakkan dan diratakan di tampah untuk dijemur sampai kering. Meratakan parutan pisang dilakukan agar saat dijemur semua parutan dapat kering secara merata dan tidak memerlukan waktu lama.

Gambar 5. Proses penyawutan buah pisang (Dokpri)
Gambar 5. Proses penyawutan buah pisang (Dokpri)


Gambar 6. Proses perataan sawutan buah pisang (Dokpri)
Gambar 6. Proses perataan sawutan buah pisang (Dokpri)

Gambar 7. Proses penjemuran (Dokpri)
Gambar 7. Proses penjemuran (Dokpri)

Gambar 8. Proses penjemuran sawutan pisang (Dokpri)
Gambar 8. Proses penjemuran sawutan pisang (Dokpri)


Setelah proses pengeringan selama tiga hari dan parutan pisang kering secara merata, parutan pisang tersebut didiamkan beberapa waktu agar tidak menghasilkan panas. Kemudian, parutan yang sudah dikeringkan masuk ketahap akhir, yaitu pengemasan. Proses pengemasan tiwul pisang ini dilakukan menggunakan plastik ukuran sedang dengan berat 500 gram. Setelah itu, tiwul pisang kemudian dipress menggunakan mesin sealer. Tiwul pisang harus benar-benar kering agar tiwul pisang dapat bertahan lama.

Gambar 9. Pengemasan tiwul pisang (Dokpri)
Gambar 9. Pengemasan tiwul pisang (Dokpri)


Gambar 10. Pengepressan kemasan tiwul pisang (Dokpri)
Gambar 10. Pengepressan kemasan tiwul pisang (Dokpri)

Terdapat beberapa kendala yang terjadi saat proses produksi tiwul pisang. Kendala tersebut berupa banyaknya buah pisang yang berserakan dan membusuk begitu saja karena tidak dimanfaatkan dengan baik oleh warga. Dalam proses produksi tiwul pisang ini juga diperlukan panas matahari yang terik supaya proses pengeringan sawutan pisang lebih cepat, sementara cuaca di desa ini seringkali tidak menentu.

Di UMKM Desa Sidodadi, hanya ada beberapa produk olahan pisang. Dengan adanya produk tiwul pisang ini, diharapkan dapat mengurangi penumpukan hasil panen buah pisang dan dapat menambah variasi produk olahan makanan pada UMKM Desa Sidodadi.

Saat ini, produk tiwul pisang dapat ditemukan di UMKM SIDOD Desa Sidodadi dengan harga yang terjangkau. Coba sekarang dan rasakan nikmatnya makan bersama tiwul pisang. Tiwul pisang jaya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun