"Memang kalau warga sini rata-rata walaupun punya kamar mandi di rumah tetap mandi di sungai, katanya lebih enak kalau di sungai" ungkap pak Zainal.
Pernyataan tersebut juga dikuatkan oleh bu Nuraeka dari dinas kesehatan kecamatan Binakal yang mengatakan bahwa kebiasaan mandi, cuci, dan buang air di sungai masih sulit untuk diubah karena itu memang kebiasaan dari dulu.
Namun demikian, terlepas dari kebiasaan masyarakat tersebut, terdapat dam air dan parit kecil yang cukup bagus apabila dikelola menjadi tempat wisata yang indah.
"Andaikan pemudanya mau bergerak bersama, misal ini di cat kan bagus, aliran airnya juga bagus ini" ungkap pak Andrewe pada saat sidak kunjungan ke desa Baratan.
Bentuk batu-batuan di sungai juga cukup fotogenic dan dapat menjadi daya tarik tertentu kepada orang yang baru berkunjung ke desa Baratan.
Sayangnya, potensi tersebut belum dapat dimanfaatkan dengan baik karena tidak adanya pemuda yang bergerak untuk memaksimalkan potensi desa. Hal tersebut tak lepas dari sistem pendidikan turun temurun yang mayoritas mensekolahkan anaknya di pondok pesantren yang notabenya jarang pulang ke rumah.
Minggu 14/08/2022, pak Andrew Setiawan selaku Dosen Pembimbing Lapangan di kecamatan Binakal melakukan penyebaran bibit ikan lele di sungai desa Baratan bersama mahasiswa-mahasiswi se kecamatan Binakal. Hal tersebut dilakukan karena melihat potensi air yang melimpah di sungai desa Baratan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H