Mohon tunggu...
KKNTUNIPMAKELOMPOK 19
KKNTUNIPMAKELOMPOK 19 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KKN-T UNIPMA Kelompok 19

Mahasiswa KKN Tematik Kelompok 19 Universitas PGRI Madiun Bertempat di Desa Pupus, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Desa Pupus: Legenda Cinta Tak Sampai antara Joko Selung dengan Putri Kalangbangi

21 Februari 2023   08:31 Diperbarui: 21 Februari 2023   09:02 1379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri. Batu penumbuk peninggalan putri Kalangbangi 

Begitu kecewanya Joko Selung atas perlakuan sang putri yang ia impikan selama ini, saking kecewanya joko selung akirnya memotong alat kelaminnya sendiri dan dibuang ditengah sawah seketika berubah menjadi sebuah batu oleh Joko Selung kelak daerah itu kalau ramai ditempati orang batu itu diberi nama batu Supelen.

Dengan tetap melanjutkan perjalanannya ia memotong godeknya dan dibuang lagi di tengah sawah, seketika potongan godeknya menjadi sebuah batu terus batu tadi sama Joko Selung diberi nama batu godek. Selanjutnya Joko Selung berjalan kebarat dan duduk di sebuah batu sambil lengak lenguk (linglung)karena hatinya hancur telah ditolak pinangannya. Maka batu tadi diberi nama batu selenguk. Lalu Joko Selung menendang sebuah batu karena saking kecewanya batu itu bengkah (terbelah) jadi dua dan batu itu diberi nama batu sebengkah. Jalan joko selung mulai tidak menentu dan gelap mata akhirnya timbul untuk mengakhiri hidupnya karena tidak tahan menangung malu ia  membedah perutnya dan dikeluarkan semua isi perutnya (Waduk). Lalu dibuangnya seketika berubah nenjadi batu besar dan batu itu diberi nama batu sewaduk, semua isi perut Joko Selung sudah dikeluarkan namun ternyata Joko Selung belum kunjung mati. Sambil tertatih tatih Joko Selung meneruskan jalannya sesampainya di tepi sebuah sungai joko selung memotong anus (bol) berharap cepat menghantar kematiannya dan dibuang kedalam sungai yang airnya dalam (kedung). Lalu kedung itu diberi nama kedung bol.

Tapi kali ini Joko Selung belum bisa mati ia pun menyeberangi sungai menuju kaki Gunung Bancak karena jalan naik Joko Selung semakin kehabisan tenaga dan darah semakin banyak yang keluar. Antara sadar dan tidak Joko Selung merasa ajalnya sudah dekat, dan ia jalan terus semakin naik dan akhirnya merasa ajalnya semakin dekat. Warga disekitar tempat itu tidak tega melihat keadaan Joko Selung akhirnya warga memanggil-mangigil nama Joko Selung (Bahasa jawa Metik) untuk memastikan dirinya masih hidup.Namun, ternyata Joko Selung telah menghadap sang pencipta seketika jasad joko selung lenyap entah kemana (Moksa). Oleh Warga tempat metik (Memanggil nama orang dalam keadaan Sekarat) disebut metik dan lama kelamaan orang menyebut tempat tersebut menjadi Patik. Saat itu menjadilah nama-nama dukuhan kecil di daerah/Desa Pupus Kecamatan Lembeyan Kabupaten Magetan. Cerita ini turun-temurun menjadi sebuah legenda cinta tak sampai yang sangat populer di daerah Pupus yaitu Legenda Cinta Sang Putri Klangbangi dan Joko Selung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun