Mohon tunggu...
KKNT UNESA NGANJUK 54
KKNT UNESA NGANJUK 54 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Surabaya

Mahasiswa KKN Tematik Unesa Tahun 2023 yang ditugaskan di Kampung Adat Desa Bajulan Kabupaten Nganjuk

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masih Erat! Mahasiswa KKNT UNESA Merasakan Budaya Gotong Royong saat Menanggulangi Tanah Longsor

17 Juni 2023   14:13 Diperbarui: 17 Juni 2023   14:19 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gotong royong merupakan istilah berkerja bersama yang dilakukan tanpa pamrih untuk mencapai tujuan bersama. Gotong royong juga merupakan perwujudan nyata dari Pancasila sila ke tiga, Persatuan Indonesia. Budaya gotong royong yang sudah jarang terlihat di daerah perkotaan ternyata masih lestari di daerah pedesaan. Seperti halnya di Desa Bajulan, tepatnya Dukuh Curik, saat perbaikan dinding bangunan pasraman Pura Kerta Bhuwana Giri Wilis.

Bencana tanah longsor yang menimpa Pura Kerta Bhuwana Giri Wilis (Dok. KKN-T UNESA Nganjuk 54)
Bencana tanah longsor yang menimpa Pura Kerta Bhuwana Giri Wilis (Dok. KKN-T UNESA Nganjuk 54)

Sebelumnya pada hari Senin (01/05/23) pukul 22.00 WIB, Pura Kerta Bhuwana Giri Wilis mengalami bencana tanah longsor yang disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur desa Bajulan dari sore hingga malam hari. Sehingga dinding tanggul Pura tidak lagi kuat untuk menahan debit air yang terus bertambah. Bencana tanah longsor tersebut menyababkan dinding tanggul air Pura longsor yang kemudian menimpa dinding bangunan Pasraman Pura.

Bangunan Pasraman sendiri memiliki fungsi yang cukup penting sehingga perlu adanya penanganan secara cepat dan sigap agar bagian yang longsor tidak menjalar kemana-mana

Dok. KKN-T UNESA Nganjuk 54
Dok. KKN-T UNESA Nganjuk 54

Perbaikan bangunan langsung dilakukan oleh warga umat hindu bersama mahasiswa KKN-T Unesa pada keesokan harinya (02/05/23) diawali dengan membersihkan puing-puing reruntuhan tembok serta membersihkan lumpur.

Dok. KKN-T UNESA Nganjuk 54
Dok. KKN-T UNESA Nganjuk 54

Pembangunan secara keseluruhan memakan waktu hampir satu bulan lamanya, dikarenakan pekerjaan dilakukan secara bertahap. Dimulai dengan membangun kembali tembok tanggul yang jebol, membangun saluran irigasi air baru agar kejadian yang sama tidak terulang lagi nantinya di kemudian hari. Setelah semua itu selesai, baru melakukan pembangunan kembali dinding Pasraman yang runtuh.

Saluran irigasi air dan tembok tanggul yang baru dibangun kembali (Dok. KKN-T UNESA Nganjuk 54)
Saluran irigasi air dan tembok tanggul yang baru dibangun kembali (Dok. KKN-T UNESA Nganjuk 54)

Di samping membangun ulang tembok Pasraman yang terdampak longsor, budaya gotong royong juga dapat terlihat pada ibu-ibu yang menyiapkan makan siang bagi para warga yang sedang membantu.

Mahasiswa KKN-T UNESA membantu mengaduk semen (Dok. KKN-T UNESA Nganjuk 54)
Mahasiswa KKN-T UNESA membantu mengaduk semen (Dok. KKN-T UNESA Nganjuk 54)

Hikmah dari kejadian ini, mahasiswa KKN-T Unesa mendapatkan pengalaman baru dalam bermasyarakat yaitu dengan ikut terjun langsung dan berinteraksi dengan masyarakat umat hindu Pura Kerta Bhuwana Giri Wilis, Desa Bajulan, Kabupaten Nganjuk.

Penampakan dinding Pasraman terkini (Dok. KKN-T UNESA Nganjuk 54)
Penampakan dinding Pasraman terkini (Dok. KKN-T UNESA Nganjuk 54)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun