Mendengar awal pembahasan mengenai keberadaan kebun buah tin tersebut, kami mulai tidak enak rasa. Benar saja, Ibu kasun tersebut mengatakan di desa Kertosari ini belum ada kebun buah tin/kebun pohon tin seperti yang kami pikirkan sebelumnya jauh dimulainya kegiatan KKN ini.
Tentunya setelah mendengar kabar tersebut, kami semua merasa tertantang untuk belajar dan memulai bagaimana cara membudidayakan pohon tin yang tentunya akan dibimbing oleh mereka yang ahli di bidang tersebut di desa setempat.
Awal kami mulai belajar budidaya pohon tin adalah stek dan cangkok untuk memperbanyak pohon tin yang nantinya akan ditanam di media tanam kecil seperti polibag, sebelum di realisasikan ke tanah langsung di kebun tin.
Untuk penumbuhan akar pada cangkok pohon tin adalah kurang lebih 2 Minggu lamanya, tentunya tergantung pada kerapian pada cangkokan plastik dengan serabut kelapa di pohon tin tersebut. Semakin rapat maka semakin baik.
Total ada 20 cangkok yang kami kerjakan, dan akan terus bertambah selagi masih ada waktu dan tempat yang cukup. Kegiatan cangkok-mencangkok ini lumayan lama prosesnya. Karena memang pohon tin cangkok membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk bisa muncul akarnya, setidaknya 1 bulan kurang untuk bisa dipindah ke polibag.
Memiliki sebutan Kampung Tin ternyata tidaklah mudah, karena memang tidak ada kebun pohon tin di desa ini. Hal yang menjadikan unik adalah setiap warga desa disini memiliki setidaknya 1 pohon tin di depan rumahnya, yang menjadikan pinggir jalan masuk desa ini dipenuhi oleh pohon tin di tiap sisinya.
Hal tersebutlah yang menjadikan Desa Wisata Kertosari ini memiliki sebutan Kampung Tin itu. Bahkan pernah ada wisata edukasi untuk belajar mengenai beragam flora di desa ini.
Walaupun dahulu juga pernah ada rencana untuk membangun kebun tin di desa ini. Namun karena beberapa masalah yang terjadi, seperti musim kemarau yang panjang pada saat itu menjadikan pohon-pohon tin tersebut banyak yang mati.
Dengan begitu, kuantitas pohon pun menjadi hampir habis dan juga bisa dibilang langka. Karena tidak semua warga desa lagi yang mempunyai tanaman pohon tersebut.
Hal inilah yang menjadikan kami ingin merealisasikan kembali kebun pohon tin di Desa Kertosari ini. Hari demi hari sudah lewat, waktu kami menanam pohon pun tiba.