Mohon tunggu...
Nafis Wildani Luwiyanto
Nafis Wildani Luwiyanto Mohon Tunggu... Lainnya - KKN TEMATIK COVID 19

Nafis Wildani L Kelompok 3 Teknik Elektro 1807323

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Imbas Covid 19 terhadap Pembelajaran Siswa di SMP Noer Hidayah

21 Maret 2021   21:58 Diperbarui: 21 Maret 2021   22:44 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi covid 19 telah melanda Indonesia sejak bulan maret 2020. Kondisi tersebut menyebabkan beberapa aktivitas masyarakat harus dilaksanakan secara daring, tidak terkecuali sektor pendidikan. Seluruh jenjang pendidikan di Indonesia melaksanakan pembelajaran secara daring. Metode daring mengharuskan semua pihak yang terlibat dengan sektor pendidikan harus cepat beradaptasi.

Kemendikbud mengatakan bahwa pembelajaran tatap muka dapat dimulai pada bulan juli tahun 2021. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah tenaga pengajar dan siswa wajib diberikan vaksin terlebih dahulu. 

Wacana tersebut tentu menjadi berita baik untuk seluruh pihak yang terlibat dengan sektor pendidikan. Hal tersebut dikarenakan selama 1 tahun belakangan ini banyak siswa dan mahasiswa yang merasa jenuh dan hilang motivasi saat pelaksanaan pembelajaran daring berlangsung.

Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran daring tidak terlaksana secara efektif, karena terdapat banyak kendala dan hambatan baik pada siswa maupun guru. 

Kendala yang dihadapi siswa adalah mengenai perangkat pendukung yang kurang baik dan kuota yang dimiliki tidak mencukupi untuk zoom meeting atau google meeting. Selanjutnya hambatan pada guru adalah kurangnya pemahaman terkait desain pembelajaran daring dan perkembangan teknologi yang berhubungan dengan sektor pendidikan.

Terdapat salah satu sekolah yang terletak di Bekasi yaitu SMP Noer Hidayah yang merasakan imbas covid 19 terhadap kegiatan belajar mengajar. Kusnandar, S.Pd., sebagai Kepala sekolah SMP Noer Hidayah memaparkan beberapa imbas covid 19 terhadap sekolah yang beliau pimpin. 

Pak Kusnandar memaparkan bahwa covid 19 merugikan bagi guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Menurut beliau terdapat beberapa guru yang mengeluh dengan pelaksanaan pembelajaran daring seperti sulitnya komunikasi dengan siswa. 

Kendala komunikasi tersebut membuat materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa kurang efektif. Selanjutnya juga keluhan dialami oleh orang tua siswa, keluhan tersebut mengenai pendampingan anak saat pembelajaran daring. 

Pendampingan orang tua cukup banyak salah satunya adalah pengawasan anak dalam penggunaan teknologi. Karena pada dasarnya penggunaan teknologi pada pembelajaran daring tidak dapat dihindari, namun pengawasan orang tua tetap penting karena teknologi juga memiliki dampak negatif untuk anak pada kondisi pandemi covid 19.

Hambatan selanjutnya yang dirasakan oleh orang tua siswa adalah faktor ekonomi. Kondisi ekonomi yang kurang baik menyebabkan beberapa kebutuhan dan fasilitas anak untuk pembelajaran daring tidak dapat terpenuhi. 

Fasilitas yang kurang tersebut berdampak pada kegiatan belajar siswa, sehingga terdapat beberapa siswa yang tidak dapat mengikuti proses pembelajaran daring dengan baik. 

Terdapat juga orang tua yang tidak dapat memfasilitasi kuota dan perangkat seperti laptop dan handphone untuk anak mereka. Hal tersebut menyebabkan siswa tidak dapat mengikuti pembelajaran daring saat pandemi covid 19.

Kemudian juga terdapat masalah pada siswa dan guru tentang kurangnya pemahaman terkait penggunaan teknologi. Beberapa Siswa dan guru tersebut tidak mampu untuk menggunakan media zoom meeting maupun google meeting dalam pembelajaran daring. Sehingga pelaksanaan pembelajaran daring dilakukan melalui Grup WhatsApp saja. 

Pemberian materi, tugas siswa serta sumber referensi terkait mata pelajaran dibagikan melalui Grup WhatsApp. Kemudian juga guru menggunakan fitur voice note pada WhatsApp  untuk merekam penjelasan materi yang akan diberikan siswa. 

Namun juga terdapat beberapa guru yang dapat menggunakan media zoom meeting dan google meeting dalam pembelajaran daring, walaupun pelaksanaanya tidak begitu maksimal.

Mengesampingkan terkait permasalahan yang dihadapi oleh guru, siswa, dan orang tua siswa, ternyata pembelajaran daring juga memiliki sisi positif. Banyak orang tua juga yang merasa senang dengan adanya pembelajaran daring, karena orang tua dapat memantau langsung aktivitas anak sehari hari dan interaksi dengan anak juga dapat lebih banyak. 

Namun orang tua juga tetap menginginkan bahwa pembelajaran secara tatap muka dapat berjalan kembali. Harapan tersebut mendapatkan respon dari kemendikbud, dimana akan ada wacana terkait pembukaan pembelajaran tatap muka pada juli 2021. Sehingga pembelajaran daring dapat segera diganti dengan pembelajaran tatap muka seperti kondisi sebelum pandemi covid 19.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun