Beberapa petani telah memperoleh informasi terkait pentingnya melakukan persemaian secara mandiri untuk mengurangi resiko paparan penyakit antraknosa dan keriting kuning cabai. Akan tetapi, hasil yang diperoleh tetap tidak mampu mengurangi kejadian penyakit tersebut secara signifikan.Â
"Wabah penyakit kuning cabai ini masuk mulai tahun 2021. Penyakit ini menyebabkan kerugian bagi para petani. Sudah coba pembibitan sendiri tetapi tetap kena penyakit" ujar Murdi, salah satu ketua Poktan Mawar Desa Dukuhtengah.
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) penyebab penyakit pada cabai akan sulit dikendalikan apabila tidak dilakukan upaya pengendalian yang bersifat serentak dan meluas (tidak perorangan).Â
Pemahaman terkait penyakit tanaman oleh petani cabai terutama antraknosa dan keriting kuning masih belum menyeluruh sehingga penanganan, pemeliharaan tanaman, dan pengendalian masih belum tepat sasaran.Â
Kegiatan sosialisasi dan edukasi pertanian terkait budidaya dan pengendalian penyakit cabai terutama antraknosa dan keriting kuning perlu dilakukan. Hal ini bertujuan menyamakan persepsi, pola pikir, dan pengetahuan petani agar dapat dilakukan pengendalian penyakit secara serentak, tepat sasaran, dan menyeluruh.Â
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Inovasi IPB University, Desa Dukuhtengah, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, melihat kejadian ini sebagai suatu kesempatan untuk melaksanakan program kerja yang berfokus pertanian, terutama pengendalian OPT.Â
Bekerjasama dengan Klinik Tanaman Kecamatan Bojong dan bimbingan Dosen Proteksi Tanaman IPB University, mahasiswa KKN-TI IPB University yang berjumlah 7 orang mengadakan rangkaian sosialisasi terkait budidaya cabai dengan menggunakan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT) guna mencegah penyakit antraknosa dan keriting kuning pada cabai di Desa Dukuhtengah.
Sosialisasi yang berfokus pada bidang pertanian terdiri atas tiga kegiatan yaitu sosialisasi dan demonstrasi persemaian benih sehat guna mencegah penyakit antraknosa pada cabai, pembuatan pestisida nabati, dan sosialisasi perlakuan awal tanam guna mencegah vektor penyakit keriting kuning cabai.Â
Acara ini turut dihadiri oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), petani cabai RT 01-11 Desa Dukuhtengah, dan perwakilan BPP Kecamatan Bojong.Â
Rangkaian kegiatan dilaksanakan pada tanggal 11, 13, dan 16 Juli 2023. Mahasiswa memberikan (1) edukasi mengenai penyakit antraknosa dan keriting kuning cabai, (2) aplikasi perlakuan benih menggunakan PGPR dan Trichoderma sp., (3) melakukan persemaian benih cabai yang baik dan benar untuk mengurangi stress tanaman, (4) perlakuan penyungkupan menggunakan plastik atau kain kasa guna mencegah paparan vektor PYLCV, (5) edukasi pengolahan tanah dan pemupukan berimbang, (6) pembuatan alat monitoring Yellow Sticky Trap, (7) edukasi pemanfaatan mulsa dan jarak tanam cabai yang baik guna mengurangi kelembaban di area pertanaman, (8) pengenalan pestisida, dan (9) pembuatan pestisida nabati berbahan dasar bawang putih dan daun pepaya.