“Saya bangga melihat bagaimana mahasiswa dapat beradaptasi dengan baik dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. KKN ini bukan hanya sekadar program akademis, tetapi juga merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat yang harus terus kita jaga dan kembangkan,” ujar Ibu Lousy Loustiawati, S.Sn., M.Sn., dalam sambutannya.
Penarikan mahasiswa KKN ini ditutup dengan serangkaian acara perpisahan yang penuh haru. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Lapangan Program KKN Desa Sangkanurip memberikan cinderamata sebagai tanda kenang-kenangan. Banyak mahasiswa yang mengungkapkan rasa syukur atas pengalaman berharga yang mereka dapatkan selama tinggal di desa tersebut.
“Pengalaman KKN di Desa Sangkanurip ini sangat berkesan bagi kami. Kami belajar banyak tentang bagaimana cara berinteraksi dengan masyarakat, serta bagaimana menerapkan ilmu yang kami pelajari di dunia nyata. Kami berharap, apa yang kami lakukan di sini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat,” ujar salah satu mahasiswa KKN.
Dengan berakhirnya program KKN ini, diharapkan Desa Sangkanurip dapat terus berkembang dan maju, serta program-program yang telah diinisiasi oleh mahasiswa dapat dilanjutkan oleh masyarakat setempat. KKN bukan hanya tentang mengabdi selama beberapa bulan, tetapi juga tentang meninggalkan Legacy (warisan) yang positif serta bermanfaat dalam jangka waktu panjang.
Penulis: Topan S.M., Intania P.D., Rifki A.R.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H