Semarang -- Sekretaris Rumah Moderasi Beragama (RMB) UIN Walisongo Semarang, Luthfi Rahman, tekankan generasi milenial untuk cerdas dalam menggunakan media sosial guna mencegah penyebaran paham radikalisme secara virtual. Rabu (13/07).
Pesan tersebut disampaikan pada saat menjadi pemateri dalam Webinar Nasional bertajuk "Reaktualisasi Moderasi Beragama dalam Budaya Pendidikan Indonesia" yang diselenggarakan oleh Kelompok 59 KKN MIT XIV UIN Walisongo Semarang.
"Media sosial hari ini selain memudahkan akses instan, juga rentan dijadikan sebagai lahan subur menyemai paham ekstrimisme keagamaan. Jadi, ini saatnya menunjukkan peran kalian sebagai mahasiswa dan generasi muda untuk meng-counter paham-paham radikal di ruang virtual ", jelas Luthfi.
Lutfhi juga memaparkan bahwa terdapat empat indikator yang dapat mengindikasikan tingkat moderat dalam beragama, antara lain nasionalisme, anti kekerasan, toleransi dan akomodatif terhadap budaya lokal.
"Biasanya, orang yang terpapar radikalisme itu menunjukkan sikap anti-sosial, emosional saat bicara soal politik dan agama, cenderung eksklusif dan memiliki klaim kebenaran sendiri. Ia merasa paling benar dan yang lain salah", tambahnya.
Mengingat maraknya radikalisme di media sosial hari ini sangat luar biasa, Luthfi berharap agar generasi muda hari ini tak mudah terprovokasi oleh konten-konten yang berpotensi menimbulkan perpecahan kelompok. Hal ini dapat dicegah dengan bekal wawasan tentnag literasi digital yang mumpuni. (MJL).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H