Pada hari Minggu, (23/07/2023) mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang berkesempatan mengadakan kunjungan ke salah satu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada di Desa Sumbersari Kabupaten Kendal. UMKM tersebut memiliki sebuah nama usaha, yaitu "Krecek Bawang" by ISYFA. "Krecek Bawang" by ISYFA memproduksi banyak aneka jajanan, di antaranya terdapat rempeyek kacang, kembang goyang, gimbal, tempe kritik, dan lainnya.
Usaha "Krecek Bawang" by ISYFA milik Bapak Zudi dan istrinya merupakan usaha turun temurun dari keluarga Bapak Zudi. Usaha tersebut di produksi di rumah Bapak Zudi yang terletak di Dusun Karang Malang Lor, Desa Sumbersari. Bapak Zudi tidak memiliki karyawan, jika ada pesanan, maka akan dibuat oleh Bapak Zudi dan istrinya saja. Untuk saat ini, Bapak Zudi dan istrinya hanya memproduksi rempeyek dan krecek bawang. Rempeyek dan krecek bawang di produksi dengan bahan super, pembuatan krecek bawang menggunahan bahan ketan super.Â
Target konsumennya untuk umum. "Kami tidak menjual aneka jajanan ke warung-warung, kami hanya menerima pesanan-pesanan saja. Perbulan itu biasanya ada ribuan pesanan, terutama saat Bulan Syawal tiba. Untuk Bulan Suro, biasanya sepi pesanan dikarenakan tidak ada hajatan," ucap Bapak Zudi.
Untuk pemasaran UMKM ini, Bapak Zudi tidak hanya memasarkan di lingkungan Desa Sumbersari saja, tetapi juga sudah melalui platform media sosial, seperti Facebook. Oleh karena itu, pesanan-pesanan yang datang juga banyak dari luar lingkungan Desa Sumbersari.
Dibalik kesuksesan UMKM Bapak Zudi, terdapat hambatan-hambatan dalam memproduksi UMKM-nya, terutama dalam pembuatan krecek bawang. "Jika tidak ada panas matahari, pembuatan krecek bawang menjadi gagal dikarenakan akan sulit untuk mengembang saat digoreng," ujarnya.
M. Qowiyul Azam selaku Koordinator Desa berharap kunjungan UMKM ini dapat memberikan pengalaman, manfaat dan wawasan yang baik untuk teman-teman KKN MIT 16 Posko 40 UIN Walisongo Semarang. "Adanya kunjungan UMKM ini diharapkan pengetahuan kami bisa bertambah dan bisa lebih mencintai terhadap produk-produk lokal. Supaya produk-produk lokal dapat bertahan di era globalisasi yang serba modern," tambahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H