Dalam malam yang sunyi, langkah ini terhenti,
Di ambang cahaya, hati bergetar,
Seperti embun menanti sinar fajar,
Setelah lama terkurung dalam kegelapan.
Baju penuh noda,
Dosa menggenggam jiwa,
Namun suara lembut menyeru,
"Datanglah hamba, Aku menunggumu"
Air mata ini menetes,
Seperti hujan di tanah kering,
Menghapus jejak kesalahan,
Membawa kembali benih harapan yang layu.
Tuhan, aku kembali,
Dengan hati yang penuh luka,
Namun cinta-Mu bagai lautan,
Menyambutku dalam pelukan tanpa batas.
Di hadapan-Mu yang agung,
Aku hanyalah setetes embun,
Namun di dalam pandangan-Mu,
Aku menemukan arti keberadaan.
Langkah ini kini lebih pasti,
Meninggalkan bayang-bayang kelam,
Dalam pelukan kasih-Mu,
Aku temukan kedamaian yang sejati.
Tuhan, terima kasih,
Atas setiap detik yang Kau beri,
Di sini aku berdiri,
Dengan rasa syukur dan cinta yang abadi.
Ditulis oleh Resti Astuti Misatun Putri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H