Mohon tunggu...
KalamResti
KalamResti Mohon Tunggu... Mahasiswa - RESTI ASTUTI MISATUN PUTRI

Hanya ingin menjadi manusia yang bermanfaat dan mengedukasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN-MB 132 IAIN Kudus Ciptakan Inovasi Pembelajaran Mata Pelajaran IPAS

14 Oktober 2024   09:36 Diperbarui: 14 Oktober 2024   21:31 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Grobogan, 11 Oktober 2024 -- Mahasiswa Kelompok KKN-MB 132 IAIN Kudus kembali membuat terobosan dalam kegiatan belajar mengajar di SDN 1 Kedungwungu. Pada Jumat (11/10/2024), Resti Astuti Misatun Putri mengajarkan mata pelajaran IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) di kelas 6 dengan menggunakan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Mengangkat tema "Pelesir Keliling Dunia", materi tersebut diperkenalkan melalui teka-teki silang interaktif, yang ditambah dengan sesi ice breaking berupa lagu-lagu edukatif yang menyegarkan suasana kelas.

Dalam materi "Pelesir Keliling Dunia", Resti mengajak siswa kelas 6 untuk menjelajahi berbagai negara dan budaya dunia. Ia memaparkan fakta menarik tentang benua-benua, negara-negara, landmark terkenal, hewan endemik, serta keajaiban alam dunia. Namun, yang membuat pelajaran tersebut lebih menarik adalah media pembelajaran yang digunakan, yakni teka-teki silang. Para siswa dihadapkan pada tantangan untuk menyelesaikan teka-teki yang berisi petunjuk dan pertanyaan terkait materi yang baru saja dijelaskan.

Metode ini bertujuan untuk mengaktifkan daya pikir siswa sekaligus membuat mereka berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Teka-teki silang ini berfungsi sebagai alat untuk menguji pemahaman siswa terhadap materi dengan cara yang menyenangkan. Contoh pertanyaan teka-teki yang diajukan meliputi: "Nama samudra terbesar di dunia?" atau "Gunung tertinggi di dunia terletak di mana?". Para siswa terlihat antusias dan berlomba-lomba untuk mengisi jawaban dengan benar.

"Belajar dengan teka-teki silang membuat pelajarannya lebih seru! Jadi tidak hanya mendengar guru bicara, tapi kita juga harus mikir dan main," ujar Syifa, salah satu siswa kelas 6. Teman-temannya juga menyatakan bahwa mereka senang dengan cara belajar yang berbeda ini, karena terasa lebih menyenangkan dibandingkan dengan metode tradisional.

Untuk semakin menguatkan pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari, Resti juga mengadakan sesi ice breaking yang tidak kalah menarik. Ia mengajak para siswa menyanyikan lagu-lagu edukatif dengan lirik yang terkait dengan materi "keliling dunia" dan berbagai fakta geografi. Beberapa lagu sederhana diubah liriknya agar sesuai dengan pelajaran, seperti lagu yang menyebutkan nama-nama benua atau landmark terkenal di dunia.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Lagu yang paling diminati oleh siswa adalah versi modifikasi dari lagu populer anak-anak yang dipadukan dengan lirik edukatif. "Saya menyanyikan lagu tentang enam benua, siswa diajak untuk menyebutkan nama benua-benua itu dalam lagu sambil berdiri dan bergerak mengikuti irama. Tujuannya supaya mereka ingat tanpa harus menghafal secara kaku," kata Resti, mahasiswa yang mengajar.

Sesi ice breaking dengan lagu ini tidak hanya berfungsi untuk membuat suasana belajar menjadi lebih rileks, tetapi juga sebagai cara yang efektif untuk mengulang kembali materi secara tidak langsung. Siswa terlihat lebih fokus dan lebih mudah mengingat informasi yang telah diajarkan setelah sesi ini.

"Menggabungkan teka-teki silang dengan ice breaking seperti lagu-lagu edukatif adalah cara yang kreatif dan menyenangkan. Saya ingin membuktikan bahwa belajar itu tidak harus monoton dan serius, tetapi bisa juga disampaikan dengan cara yang menyenangkan dan interaktif," tambahnya.

Bu Fani, Wali kelas 6 SDN 1 Kedungwungu, sangat mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKN-MB IAIN Kudus. Menurutnya, kegiatan belajar-mengajar yang interaktif dan kreatif seperti ini sangat diperlukan untuk meningkatkan minat belajar siswa. "Mahasiswa KKN-MB 132 ini membawa angin segar dalam proses belajar di sekolah kami. Mereka tidak hanya mengajarkan materi, tetapi juga mengemasnya dengan cara yang menarik. Ini sangat memotivasi siswa untuk belajar dengan lebih semangat," ucap Bu Fani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun