Mohon tunggu...
KKN Kolaboratif200
KKN Kolaboratif200 Mohon Tunggu... Jurnalis - Universitas Jember, STIKES Bhakti Al-Qodiri

Mahasiswa KKN Kolaboratif Kelompok 200: Menulis rangkuman berita seputar kegitan KKN di Desa Randu Agung, Kec. Sumber Jambe, Kab. Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menyoal Permasalahan Stunting di Desa Randuagung, hingga Membangun Literasi Melalui Leaflet!

11 Agustus 2022   09:39 Diperbarui: 11 Agustus 2022   09:46 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Posyandu di Dusun Sumber Malang (Dokpri)

Stunting masih menjadi persoalan yang perlu diselesaikan bagi Pemerintah Kabupaten Jember, termasuk salah satunya di wilayah administrasi Desa Randuagung, Kecamatan Sumberjambe. 

Pasalnya di desa ini jumlah kasus stunting masih cukup terbilang tinggi jika dibandingkan dengan desa-desa lain di Kabupaten Jember. Setidaknya tercatat ada 77 indikasi stunting di Desa Randuagung, termasuk 20 diantaranya masih berusia di bawah dua tahun. 

Hal ini sebagaimana dituturkan oleh Bidan Sella selaku bidan koordinator wilayah Kecamatan Sumberjambe. "Kasus stunting di Desa Randuagung tergolong tinggi dari pada wilayah-wilayah lain, per tahun ini saja sebanyak 77 anak terindikasi stunting. 

Lalu untuk usia di bawah dua tahun sebanyak 20 anak terindikasi terkena stunting" tutur Bidan Sella ketika ditemui oleh mahasiswa KKN di Puskesmas Sumberjambe. 

Berdasarkan data tersebut, kemudian melalui kesempatan KKN kolaboratif ini, mahasiswa KKN mencoba untuk bergabung dalam kegiatan Posyandu yang secara rutin diadakan sebulan sekali di masing-masing dusun di Randuagung. Ikut sertanya mahasiswa KKN dalam acara rutinan Posyandu ini bertujuan untuk mengulik lebih mendalam mengenai persoalan stunting di Desa Randuagung. 

Di samping itu, adanya kegiatan posyandu ini dimanfaatkan untuk menguatkan literasi mengenai persoalan stunting kepada masyarakat desa khususnya para ibu-ibu. 

Sebagaimana pada acara Posyandu yang telah dilaksanakan di dua dusun sebelumnya yaitu Sumber Malang dan Sumber Kokap, para mahasiswa KKN yang terdiri dari perwakilan 3 orang ikut terjun bersama para kader dan bidan wilayah tersebut. 

Pertama, untuk wilayah Dusun Sumber Malang acara Posyandu telah dilakukan pada tanggal 5 Agustus kemarin. Pada kegiatan ini banyak dihadiri oleh para ibu-ibu beserta anak balitanya, serta tidak ikut ketinggalan juga dengan para ibu hamil yang ada pada wilayah dusun tersebut. 

Dari kegiatan yang berlangsung kurang lebih 3 jam tersebut, berdasarkan pengamatan mahasiswa KKN menyebutkan bahwa penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di Dusun Sumber Malang masih sulit untuk dicapai. 

Hal ini disebabkan ketidaklayakan tempat kamar mandi yang tersedia di masing-masing rumah, serta bahkan terdapat beberapa ibu-ibu yang masih mengandalkan air sumur tak terlindung atau sungai untuk keperluan air sehari-hari. Selain itu, pemberian gizi yang kurang seimbang kepada anak juga disinyalir menjadi salah satu penyebab stunting di dusun ini.

Sedangkan kedua, untuk acara Posyandu di Sumber Kokap yang dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus, terlihat antusias para ibu-ibu tidak jauh berbeda dengan acara Posyandu sebelumnya. 

Sedikit berbeda dengan sebelumnya, acara Posyandu di Dusun Sumber Kokap berlangsung lebih lama 1 jam dibanding dengan acara di Dusun Sumber Malang. Adapun dari berlangsungnya acara tersebut, diperoleh pengamatan yang menyebutkan bahwa penerapan PHBS masih sulit dicapai. 

Selain itu, dari sisi pemenuhan pola asupan gizi yang berasal dari sayur-sayuran turut dinilai masih kurang. Sehingga tak salah jika kedua hal tersebut dirasa menjadi penyebab tumbuhnya stunting di Dusun Sumber Kokap. 

Kegiatan Posyandu di Dusun Sumber Kokap  (Dokpri)
Kegiatan Posyandu di Dusun Sumber Kokap  (Dokpri)

Dinilai bahwa PHBS masih menjadi tantangan masyarakat sekitar, serta ditambah dengan pola asuh anak yang masih kurang mencukupi pemenuhan gizi pada masa tumbuh kembang anak, para mahasiswa KKN yang tergabung pada acara Posyandu turut ikut serta memberikan penguatan literasi mengenai persoalan stunting dengan memanfaatkan media leaflet kepada para ibu-ibu. 

Leaflet sendiri merupakan lembaran kertas berukuran kecil yang mengandung pesan tercetak untuk disebarkan kepada khalayak ramai yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai suatu hal. 

Tujuan dari pemanfaatan media komunikasi berbasis leaflet ini tidak lain ialah untuk meningkatkan pemahaman literasi para ibu-ibu terkait dengan persoalan stunting. 

Leaflet sebagai Media Literasi Stunting (Dokpri)
Leaflet sebagai Media Literasi Stunting (Dokpri)

Selain itu, mahasiswa KKN Kelompok 200 berusaha membuat desain leaflet yang semenarik mungkin untuk dapat menggaet antusias para ibu-ibu yang tergabung di acara Posyandu tersebut. 

Penguatan literasi dilakukan dengan menghampiri secara face to face dengan para ibu-ibu yang anaknya kini terindikasi stunting. Para mahasiswa KKN secara detail menjelaskan poin-poin yang tercantum pada leaflet yang telah didesain sebelumnya. Setidaknya terdapat tiga poin penting yang ingin disampaikan oleh mahasiswa KKN. 

Poin pertama menekankan pada persoalan PHBS yang perlu diterapkan mulai dari sekarang. Hal ini seperti senantiasa makan buah dan sayur, tidak merokok, mencuci tangan hingga bersih, pemberian ASI eksklusif, menjaga kebersihan toilet, berolahraga, serta lainnya. 

Poin kedua berkaitan dengan pemberian makanan dengan porsi yang seimbang kepada anak. Ini seperti halnya dengan memberikan proporsi perbandingan yang sesuai antara makanan pokok, sayuran, buah, dan lauk pauk.

 Sedangkan pembahasan poin ketiga menekankan pada pentingnya peran ayah dan ibu selaku orang tua anak. Dalam hal ini orang tua dituntut agar senantiasa secara konsisten memberikan kebutuhan, serta kasih sayang kepada anak. 

Penguatan Lit (Dokpri)
Penguatan Lit (Dokpri)

Dengan begitu, adanya pemanfaatan leaflet sebagai media penguatan literasi persoalan stunting pada masyarakat Desa Randuagung diharapkan dapat terus berjalan secara berkelanjutan. 

Pasalnya masih terdapat empat dusun yang belum melaksanakan acara Posyandu, serta kegiatan tersebut telah direncanakan akan diadakan pada waktu minggu ketiga jalannya kegiatan KKN Kolaboratif. Adapun kelima dusun tersebut mencakup Dusun Sumber Tengah, Dusun Janggleng, Dusun Krajan, dan Dusun Mumbulsari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun