Mohon tunggu...
kknkayupuring
kknkayupuring Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN K.H Abdurrhaman Wahid Peklaongan

KKN 60 KELOMPOK 51 UIN K.H Abdurrhaman Wahid Peklaongan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

KKN-60 UIN GUSDUR Mengadakan Workshop Kerajinan Bambu

18 November 2024   13:17 Diperbarui: 18 November 2024   13:32 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Praktek Pembuatan Kerajinan Bambu

KKN-60 UIN GUSDUR MENGADAKAN WORKSHOP KERAJINAN BAMBU

Mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) 60 kelompok 51 UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan telah mengadakan workshop kerajinan bambu dengan tema "Membangun Ekonomi Kreatif Desa Melalui Kerajinan Bambu" yang bertempat di balai Desa Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono.

Kegiatan workshop ini merupakan salah satu program kerja unggulan yang dirancang oleh kelompok KKN 51. Kegiatan workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas masyarakat Desa Kayupuring dalam memanfaatkan bambu yang merupakan salah satu potensi sumber daya alam yang ada di Kecamatan Petungkriyono khususnya di Desa Kayupuring.

Praktek Pembuatan Kerajinan Bambu
Praktek Pembuatan Kerajinan Bambu

Narasumber dalam kegiatan ini yaitu bapak Irfanda Lukman Hakim yang merupakan pendiri komunitas pengelola kerajinan bambu di Pekalongan. Pada kegiatan ini, masyarakat diberi wawasan bahwa bambu itu dapat dijadikan berbagai kreasi kerajinan, seperti: asbak, gelas, sedotan, lonceng bambu, dan lain-lain.

Hasil Kerajinan Bambu
Hasil Kerajinan Bambu

Melalui pelatihan ini, diharapkan Masyarakat dapat memanfaatkan potensi yang ada di Desa Kayupuring. Pelatihan ini juga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian keluarga dan secara tidak langsung akan berdampak pada perekonomian desa.

"Saya berterimakasih kepada kakak-kakak KKN yang telah mengadakan kegiatan workshop kerajinan bambu. Saya berharap dengan adanya pelatihan ini dapat meningkatkan nilai jual bambu yang semula dijual dengan harga kisaran Rp 15.000 per batang bisa menjadi lebih bernilai ketika sudah diolah menjadi berbagai kerajinan." Ujar Ibu Suenarnah selaku ketua PKK Desa Kayupuring.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun