Desa Glagahwero merupakan salah satu desa yang terletak di Kabupaten Jember, tepatnya berada di Kecamatan Panti yang tak jauh dari pusat Kota Jember. Asal usul nama Desa Glagahwero sendiri berasal dari kata “Glagah” dan “Wero” dimana arti dari kata “Glagah” merupakan nama rumput yang banyak tumbuh subur di Desa Glagahwero sedangkan kata “Wero” sendiri memiliki arti luas. Oleh karena itu, Desa Glagahwero dapat diartikan sebagai desa yang banyak ditumbuhi oleh rumput glagah. Secara geografis, desa ini terdiri dari dua dusun, yaitu dusun karangasem dan krajan serta memiliki enam padukuhan yang terdiri dari plalangan, sumberduren, glagahwero, karang asem barat, karang asem tengah dan karang asem timur.
Kelompok KKN Kolaboratif #2 151 yang terdiri dari mahasiswa Universitas Jember, Universitas PGRI Argopuro, IAI Al - Qodiri dan Universitas Islam Jember kali ini mengangkat tema tentang “Pemaksimalan Peran Perguruan Tinggi dalam Mewujudkan SDGs Desa di Kabupaten Jember”. Tema ini diangkat sesuai dengan Permendesa No.8 Tahun 2022 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2023 (tercantum dalam pasal 5 ayat 2 terkait prioritas penggunaan dana desa).
Fokus yang kelompok kami tekuni pada minggu pertama adalah mengenali lingkungan sekitar dengan melakukan sosialisasi kepada warga setempat dan observasi terhadap potensi yang ada di Desa Glagahwero. Dimana setelah observasi tersebut kami menemukan beberapa potensi tersembunyi dan belum termaksimalkan dari desa ini yang mencakup sektor pertanian, peternakan dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
POTENSI PADA SEKTOR PERTANIAN
Potensi pada sektor pertanian, antara lain memiliki pertanian jamur yang menjadi salah satu mata pencaharian dari penduduk Desa Glagahwero khususnya di Dusun Karangasem. Komoditas jamur yang ditanam adalah jamur merang. Jamur tersebut diperjualbelikan ke luar desa secara mentah atau tidak diolah menjadi produk pangan oleh masyarakat. Salah satu warga yang membudidayakan jamur merang adalah Pak Ali selama 12 tahun. Alasan membudidayakan jamur merang karena mudah dalam perawatan dan memiliki jangka waktu yang singkat antara penanaman hingga panen.
Media penanaman jamur merang berupa baglog yang terbuat dari serbuk kayu, dedak, kapur, serta gula. Media yang telah digunakan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik. Namun, di Desa Glagahwero belum memanfaatkan bahan tersebut untuk digunakan sebagai pupuk organik.
POTENSI PADA SEKTOR PETERNAKAN
Potensi pada sektor peternakan yaitu masyarakat di Desa Glagahwero mendirikan peternakan kambing yang dikelola oleh 3 orang. Bapak Abdur Rohim atau yang akrab dipanggil pak Doyok selaku pendiri peternakan kambing (Doyok Farm) mengatakan usaha peternakan telah berdiri selama 7 tahun dan memiliki luas lahan mencapai ½ Ha dimana terdapat 1500 kambing. Namun, jumlah kambing telah berkurang dikarenakan perayaan hari raya kurban dimana tersisa 200 ekor. Peternakan Pak Doyok mampu menjual sebanyak 1300 ekor pada hari raya kurban.
Pakan yang diberikan adalah campuran dari rumput, bekatul, dan juga jagung giling yang diolah sendiri. Kotoran kambing Doyok Farm belum pernah diolah sendiri, namun sering dimanfaatkan oleh orang lain menjadi pupuk. Kotoran diambil oleh petani yang memiliki usaha perkebunan jeruk dan apel yang berada di Malang
POTENSI PADA SEKTOR UMKM
Potensi lain terdapat pada produksi anyaman bambu skala rumah tangga, karena diproduksi oleh pasangan suami istri bernama Pak Saleh dan Bu Saleh. Anyaman terbuat dari bambu jenis bambu tali. Pembuatan anyaman bambu disesuaikan dengan permintaan pembeli baik dari bentuk dan kualitas yang dihasilkan.
Produk hasil anyaman bambu berupa caping dijual Rp12.500 per buah dan keseh (tumbu) dengan harga Rp4.000. Pak Saleh mampu memproduksi 10 keseh dalam 2 hari. Pembuatan produk memerlukan waktu yang lama karena masih menggunakan tenaga manusia dan terbatasnya jumlah pekerja. Penjualan produk anyaman mampu meningkat saat peringatan Maulid serta bulan Ramadhan dimana terjual di daerah Jember hingga Bali. Pak Saleh mengatakan bahwa pernah mengirimkan produk anyaman dengan total 2 kodi atau satu truk ke Bali. Namun, kesulitan yang dialami selama ini adalah pemasaran produk anyaman bambu.
Media sosial:
Youtube: KKN KOLABORATIF 151 GLAGAHWERO
Instagram: exploreglagahwero
Tiktok: exploreglagahwero
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H