Jahe (Zingiber officinale) merupakan salah satu tanaman rempah yang berasal dari Asia Selatan, dan sekarang telah tersebar ke seluruh dunia. Kemudian, oleh masyarakat China jahe diperkenalkan hingga ke Eropa melalui beberapa buku-buku yang resep masakan yang menggunakan jahe sebagai salah satu rempah yang menciptakan seni rasa pedas. Di Yunani, jahe dipergunakan pertama kali dan dikenalkan sebagai obat herbal untuk mengatasi beberapa penyakit seperti pusing, mual-mual, dan mabuk perjalanan (Goulart, 1995; Reader’s Digest, 2004). Pada abad ke 16, Raja Hendry ke VIII  dari Negara Inggris memberikan rekomendasi jahe untuk bisa mengatasi wabah penyakit (Plague), sedangkan Ratu Elizabeth I mulai memperkenalkan  jahe sebagai obat untuk bisa mengobati masalah  sensualitas (Goulart, 1995).
Secara geografis dan secara administrasi, Desa Cihonje merupakan salah satu dari 331 Desa di kabupaten Banyumas dan memiliki luas 1557,6. Secara topografis terletak pada ketinggian 150 – 200 meter diatas permukaan air laut. Desa Cihonje yang terletak pada bagian barat kabupaten berbatasan langsung dengan :Â
Utara : Desa Gumelar dan Desa Kedungurang
Timur : Desa Gancang dan Desa Peningkaban
Selatan : Desa Dermasi kecamatan Lumbir
Barat : Desa Cilangkap
Lahan Cihonje sebagian besar merupakan Tanah Kering 72% dan tanah
sawah sebesar 28%
Jumlah penduduk Desa Cihonje berdasarkan data Smard Dindukcapil Kabupaten Banyumas tahun 2019 adalah 8.240 yang terdiri dari 4.203 laki – laki dan 4.037 perempuan. Pada umumnya jenis sosial ekonomi masyarakat Desa Cihonje berupa pertanian atau perkebunan, disamping itu juga banyak masyarakat cihonje yang sebagian besar warganay ada yang bekerja di luar negeri atau kota. Mayoritas masyarakat Desa Cihonje beragama islam. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Desa Cihonje yaitu pertanian dan perkebunan serta buruh harian lepas. Banyaknya masyarakat Desa Cihonje yang bekerja dalam sektor pertanian dan perkebunan membuat masyarakat desa ini sangat senang menanam tanaman yang bernilai jual tinggi salah satunya yaitu jahe. Namun, minimnya pengetahuan masyarakat desa tentang banyaknya produk olahan jadi dari jahe membuat masyarakat lebih memilih menjual jahe setelah panen daripada mengolahnya menjadi produk jadi ataupun produk setengah jadi. Didalam hal ini, penulis bersama dengan perangkat desa bersama-sama ingin memberikan variasi produk olahan jadi dari jahe yaitu pembuatan serbuk jahe dan minuman jahe. Selain itu, cuaca desa yang relatif dingin dan berangin membuat produk olahan lokal ini menjadi salah satu alasan diterapkan dalam salah satu produk unggulan dari Desa Cihonje melalui anggota UMKM desa yang dibina oleh IPAKARUMI (Ikatan Perempuan Pekerja Migran Indonesia). Oleh karena itu, mahasiswa dari KKN UMP Kelompok 104 Desa Cihonje bersama Dosen Pembimbing Lapangan Kurnia Ritma Dhanti, S. S., M. Biotech memberikan ide usaha baru bagi kelompok UMKM Desa Cihonje untuk bisa memanfaatkan hasil panen jahe dengan menjadikannya minuman dan serbuk jahe instan yang bisa bernilai jual tinggi.
Di kawasan Asia, tanaman jahe sudah banyak dimanfaatkan sebagai bahan bumbu masakan dan obat tradisional untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit sejak ribuan tahun yang lalu (Ware, 2017). Di Indonesia, ada tiga jenis jahe (jahe sunti, jahe gajah dan jahe emprit) yang sudah banyak dibudidayakan oleh masyarakat setempat secara turun temurun di daerah Rejang Lebong (Bengkulu), Bogor, Magelang, Yogyakarta, dan Malang, serta dimanfaatkan sebagai salah satu rempah alami untuk memperkaya rasa masakan, bahan obat herbal dan untuk minuman (Santoso, 2008).Â
Salah satu proses dalam pengolahan minuman serbuk jahe instan yaitu dengan menggunakan metode rekristalisasi. Air  perasan  jahe,  gula,  dan  bahan-bahan  lain  dipanaskan  bersama dengan menggunakan api sedang sampai  menjadi  padat  membentuk  kristal.  Kemudian di hancurkan  menggunakan blender atau bisa diulek dengan menggunakan lumpang serta alu kemudian disaring menggunakan ayakan hingga diperoleh bubuk minuman jahe instan yang siap dikemas (Gita Srihidayati, 2022).
Salah satu upaya dalam menjaga daya tahan tubuh selama periode new normal ini adalah dengan mengonsumsi minuman herbal se yang berasal dari rempah-rempah. Minuman rempah kini sudah menjadi sangat popular akibat adanya pandemic Covid-19. Â Tanaman rempah-rempah seperti jahe, kunyit, kencur, temulawak, lengkuas, dan serai dipercaya dapat menangkal virus Covid-19. Tanaman tersebut berasal dari rimpang yang memiliki kandungan senyawa aktif seperti flavonoid, fenol, tannin, dan saponin yang dipercaya secara alami dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh. (Waluyo, 2020). Cara meningkatan imunitas tubuh bisa dilakukan dengan mengkonsumsi minuman dari rempah-rempah, salah satunya jahe. Jahe merupakan rempah-rempah yang mudah didapat di Indonesia. Kandungan yang terdapat pada Jahe diantaranya antioksidan dan antiinflamasi. Kandungan inilah yang membuat jahe sangat banyak dikagumi masyarakat untuk dimanfaatkan sebagai bahan dasar rempah alami yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh secara alami.
Dalam pelatihan ini sumber bahan baku utama adalah Jahe Merah. Jahe yang akan kami pergunakan adalah jahe merah yang tua yang mudah ditemukan dipasar dengan harga terjangkau. Olahan jahe merah ini tanpa adanya pengawet makanan sebab kami racik sendiri dengan inovasi rasa yang telah kami pelajari dengan memiliki kualitas produk yang bagus dan dijamin higienis. Kegiatan produksi ialah kegiatan menghasilkan barang atau jasa yang dapat dimanfaatkan olah konsumen. Pembimbing lapangan Ibu Kurni Ritma Dhanti memberikan berbagai macam arahan untuk bisa melakukan keberhasilan dalam pemberian pelatihan ini. Dalam prespektif ekonomi islam tujuan kegiatan produksi adalah menyediakan barang atau jasa yang memberikan maslahah maksimum bagi manusia yang membutuhkannya (konsumsi). Dengan mengutamkan bahan-bahan yang halal untuk dikonsumsi tanpa adanya kecurangan dan penipuan didalam proses produksi. Adapun bahan baku yang digunakan dalam pelatihan ini antara lain:
Pelatihan pembuatan Jahe Instan Bubuk
Bahan :
- 3kg jahe merah
- 3kg gula pasir yang putih (bersih)
- Air
Alat :
- Kompor gas dan perlengkapannya
- Wajan tembaga berukuran kira kira 1 meter
- Pengaduk kayu Panjang sekitar 1,25 meter
- Kain saring parutan jahe
- Pisau dan baskom
- Ayakan
- Kemasan berlebel
- Blender
- Lumpang dan alu
Cara Pembuatan :
- Cuci bersih jahe merah.
- Potong jahe menjadi kecil-kecil.
- Blender jahe dengan menggunakan air bersih.
- Saring jahe dan pisahkan antara sari pati dan ampasnya.
- Masukkan sari jahe dan gula pasir sedikit demi sedikit (1/4 kg) selama 2 kali pemasukan kedalam wajan dan masak menggunakan kompor dengan api sedang.
- Setelah setengah jadi masukkan keseluruhan gula pasir yang tersisa.
- Aduk hingga menjadi berbentuk kristal.
- Haluskan dengan menggunakan lumpang dan alu.
- Kemudian ayak menggunakan ayakan
- Masukkan kedalam kemasan yang sudah diberi lebel menarik.
Pelatihan pembuatan minuman herbal untuk meningkatkan imunitas tubuh
Bahan :
- Jahe 1/4 kg
- Fiber cream
- Gula merah 1/4 kg
- Air
- Jelly
- SKM
Alat yang digunakan dalam pelatihan ini :
- Kompor gas dan perlengkapannya.
- Wajan tembaga berukuran kira kira 1 meter.
- Pengaduk kayu Panjang sekitar 1,25 meter.
- Kain saring parutan jahe.
- Pisau dan baskom.
- Ayakan.
- Blender
- Kemasan botol yang menarik
Cara pembuatan :
- Cuci bersih jahe dan kupas jahe.
- Potong kecil-kecil jahe kemudian blender.
- Pisahkan antara sari pati dan ampasnya menggunakan saringan
- Peras hingga sudah tidak tersisa sari pati jahe.
- Masak sari jahe dengan menggunakan gula merah aduk terus hingga mendidih.
- Setelah itu, matikan dan tunggu selama 5 menit.
- Masukkan SKM dan fiber cream kedalam wajan aduk rata.
- Masukkan jelly ke dalam botol
- Setelah jahenya dingin masukkan jahe kedalam botol kemudian tutup.
- Beri label pada kemasan agar menarik.
         Pembuatan Serbuk Jahe dan Minuman Jahe
 1.1 Pengupasan jahe
1.2 Penyaringan sari jahe dan ampasnya
1.3 (Proses pemasakan serbuk jahe)
1.4 Pengayakan sari jahe yang sudah menjadi kristal
1.5 Dokumentasi pembuatan serbuk jahe 1
1.6 Proses pelatihan pembuatan serbuk jahe bersama anggota ipakarumi
2.1 Pengupasan dan pemotongan jahe)
2.2 Pemisahan sari pati dan ampas jahe
2.3 Proses pemasakan wedang jahe
2.4 Proses pengemasan wedang jahe
2.5 Dokumentasi pembuatan wedang jahe
Setelah dilakukan pelatihan pemanfaatan tanaman obat herbal keluarga hasil dari pelatihan ini ada 2 jenis yaitu serbuk jahe instan dan wedang jahe yang memiliki banyak khasiat yaitu menjaga daya tahan tubuh, mencegah masalah pencernaan, mengurangi nyeri otot dan sendi. Dengan diadakannya pemberian latihan pada anggota ipakarumi yang bergerak dalam program UMKM Desa Cihonje diharapkan masyarakat akan bisa memulai memanfaatkan ladang bisnis dengan mengolah jahe menjadi berbagai produk yang bernilai jual tinggi daripada hanya menjual jahe setelah dipanen. Hal ini dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam hal ekonomi sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat desa.
Referensi
Goulart, F.S. 1995. Super Healing Foods. Reward Books, a member of Penguin Putnam Inc. New Yor
Iseu Laelasari, & Nabila Zakiyatus Syadza. (2022). Pendampingan Pemanfaatan Jahe (Zingiber officinale) Sebagai Bahan Rempah Dalam Pembuatan Inovasi Makanan Herbal Penambah Immunitas. Jurnal Bakti Saintek: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains Dan Teknologi, 6(2), 31–37. https://doi.org/10.14421/jbs.3483
SAFRIN EDY, & ANTASALAM AJO. (2020). PENGOLAHAN JAHE INSTAN SEBAGAI MINUMAN HERBAL DI MASA PANDEMIK COVID - 19. JURNAL EKONOMI, SOSIAL & HUMANIORA, 2(03), 177-183. Retrieved from https://www.jurnalintelektiva.com/index.php/jurnal/article/view/381
Srihidayati, Gita dan Suparman. 2022. Penyuluhan Peran dan Pemanfaatan Tanaman Jahe Merah Sebagai Produk Olahan Minuman Jahe Instan dalam Meningkatkan Sistem Imun di Masa Pandemi Covid-19 di Kecamatan Mungkajang Kota Palopo. Abdimas Langkanae Vol. 1 No. 1 (2021).
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H