Mohon tunggu...
Kkn Cengal24
Kkn Cengal24 Mohon Tunggu... Operator - STKIP Muhammadiyah Kuningan

Topik konten favorit berkaitan dengan kegiatan selama kuliah kerja nyata di Desa Cengal

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Kuningan Ikuti Tradisi Labuh Kaya di Desa Cengal

23 Juli 2024   21:09 Diperbarui: 23 Juli 2024   21:39 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selasa, 23 Juli 2024 telah dilaksanakan Tradisi  Budaya 'Labuh Kaya' Di dusun 3 Blok Babakan desa Cengal tepatnya di pemakaman yang di beri nama 'Karapyak'. 

Tradisi ini dilaksanakan satu tahun sekali, pada bulan Muharam (Tahun Hijriah) tepatnya pada hari Selasa Manis . 

Labuh Kaya merupakan tradisi leluhur yang sudah turun temurun. Tradisi ini dilaksanakan oleh dusun 2 dan 3 Blok Babakan.

Dokumentasi Pribadi 
Dokumentasi Pribadi 

Tradisi Labuh Kaya Tidak ada hubungannya dengan agama, melainkan bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar masyarakat khususnya dusun 2 dan 3 serta sebagai bentuk rasa syukur kepada pendiri Desa Cengal. Menurut Bapak Suherman selaku Kepala Dusun 2 dan 3 menjelaskan "Mungkin tempat Karapyak ini waktu dulunya pas penyebaran agama Islam belum ada mushola belum ada apapun. Dulu pada zaman penjajahan belanda tempat ini masih gersang, akan tetapi saat ini tempatnya yang teduh maka dijadikan tempat tradisi budaya labuh kaya".

Dalam rangkaiannya diawali dengan menyembelih seekor kambing yang akan dibagikan kepada masyarakat yang mengikuti tradisi tersebut. Para sesepuh disana juga melakukan doa bersama. 

Dokumentasi Pribadi 
Dokumentasi Pribadi 

Setiap masyarakat yang datang membawa besek (makanan) masing-masing , yang nanti akan di tukar lalu dibagikan kembali secara merata.

Dokumentasi Pribadi 
Dokumentasi Pribadi 

Menurut Ibu Resti" kalau tradisi ini tidak dilaksanakan mitosnya akan terjadi bencana ". Masyarakat disana masih melakukan tradisi ini karena ingin  melestarikan budaya leluhurnya dengan niat untuk bersilaturahmi dan teguh dengan tidak mengaitkan kegiatan dengan agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun