Di Kabupaten Jember peninggalan Megalitik yang paling dominan adalah Batu Kenong (Monolit Silinder) (batu monolit silinder). Benda ini merupakan peninggalan budaya prasejarah Masa Megalitik berupa batu monolit yang mempunyai bentuk silinder dengan ciri khas tonjolan dipuncaknya. Para ahli dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas_ maupun dari Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta mengatakan bahwa Batu Kenong (Monolit Silinder) berfungsi sebagai benda persembahan kepada arwah atau roh orang yang sudah meninggal atau sekeda symbol kepercayaan mereka. Selain itu Batu kenong juga berfungsi sebagai pondasi rumah dan batas patok wilayah. Tinggalan benda di wiilayah Kabupaten Jember banyak tersebar di Desa Kamal, Desa Arjasa Kecamatan Arjasa, Desa Panduman, Desa Sucopangepok Kecamatan Jelbuk, serta Kecamatan lain dalam jumlah yang sangat kecil seperti Kalisat, Sukowono, dan Patrang.Bentuk detail Batu Kenong (Monolit Silinder) diantaranya berupa sebuah batu monolit yang dibentuk setengah bulat telur, oval, bulat dengan bagian badan melebar, bulat dengan badan ramping, bulat pipih, dan badan tidak beraturan. Kesemuanya vertikal dengan satu atau dua tonjolan pada puncaknya, tetapi sebagian besar hanya satu tonjolan. Namun ada juga Batu Kenong (Monolit Silinder) dengan profil berbeda yakni Batu Kenong (Monolit Silinder) susun ber-trap, Batu Kenong (Monolit Silinder) .
BAGAIMANA SIH PENDAPAT MASYARAKAT ARJASA MENGENAI SITU MEGALITHIKUM?
Ketika kami mewawancari beberapa warga di Desa Arjasa, masyarakat kurang minat dalam mengetahui situs tersebut. Mereka berpendapat bahwa itu hanya sebuah batu yang sudah ada dari dulu. Pengedukasian terhadap batu-batu peninggalan Megalithikum kemasyarakat Desa tersebut masih kurang. Harapan kami kedepannya untuk situs Megalithikum yang ada di Desa Arjasa semakin membaik dari segi perawatannya. Kita sebagai masyarakat Indonesia harus menjaga semua peninggalan-peninggalan pada zaman pra-aksara agar warisan budaya Indonesia yang kita miliki masih ada dan terjaga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H