Lintas Agama dengan tema Kerukunan dan Toleransi Antarumat Beragama: Diskusi tentang bagaimana agama-agama yang berbeda bisa hidup berdampingan dengan damai dan saling menghormati. (Selasa, 16 Juli 2024)
Wujud nyata kerukunan umat beragama di Desa Anggrasmanis, KKN 65 UIN Raden Mas Said Surakarta gelar acara SarasehanAcara ini dimulai dengan instruksi dari MC, dan berlangsung di gedung Balai Desa lt. 2. Kegiatan dihadiri oleh kepala desa, bayan se anggrasmanis, seluruh perangkat desa, ketua RT, dan ketua RW. Pada kesempatan kali ini, beberapa perwakilan mahasiswa KKN dari UGM, UNS, dan ISI Surakarta juga turut meramaikan acara pada malam tersebut.
Sarasehan Lintas Agama merupakan acara dialog antarumat beragama yang baru pertama kali diadakan di Desa Anggrasmanis. Merupakan program kerja Kelompok Kerja Nyata (KKN) 65 UIN Raden Mas Said Surakarta yang diharapkan dapat menjadi suatu program yang bersifat berkelanjutan di Desa Anggrasmanis ini. Dalam sambutannya, Ketua KKN 65 UIN Raden Mas Said Surakarta, Rheeva Angga memaparkan "Tujuan dari acara ini adalah yang pertama untuk Meningkatkan pemahaman dan toleransi antar umat beragama. Kedua, menciptakan ruang dialog untuk membahas isu-isu terkait kerukunan umat beragama. Ketiga, Mengidentifikasi dan mencari solusi atas tantangan kerukunan antar umat beragama. Dan yang terakhir, memperkuat kerjasama dan persaudaraan antar umat beragama."
Agus Warsito, selaku Kepala Desa Anggrasmanis, dalam sambutannya sekaligus membuka acara Sarasehan Lintas Agama menyatakan bahwa, "Acara dengan tema ini, Menggugah dan mengingat kembali tentang keberagaman dan kebudayaan yang saat ini mulai luntur. Saling menghormati antar umat dan budaya yang lain. Acara seperti ini baru pertama kali digelar di desa ini."
Acara Sarasehan Lintas Agama ini disambut dengan penuh antusias oleh masyarakat desa Anggrasmanis. Dengan mengundang para pemuka agama yang berbeda, mulai dari Islam, Kristen, dan juga Hindu, kegiatan ini mengadirkan ruang diskusi yang sangat tenang. Pemaparan materi mengenai sikap toleransi dari masing-masing kitab suci agama dan pandangan umum dari pemuka agama, membuat diskusi ini menjadi wadah dalam mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru.
Sudut pandang yang berbeda, namun tetap pada satu tujuan mengadirkan ketertarikan tersendiri bagi para peserta Sarasehan Lintas Agama. Perspektif mengenai toleransi dari masing-masing agama membuat kita mengenal lebih jauh bagaimana kitab-kitab suci dari berbagai agama menjelaskan makna toleransi dan contoh nyata dalam hidup ketika berhadapan dengan manusia lainnya. Perintah Tuhan Yang Maha Esa untuk menerapkan sikap toleran kepada hambanya pun dijelaskan dalam kitab suci sesuai dengan agamanya.
Dalam pandangan agama Hindu, Pemangku Jito memaparkan konsep triguna yang menyebutkan bahwa, "Triguna membentuk sifat material dan immaterial dalam diri kita. Proporsi dari 3 triguna yang berbeda akan menuntun kita untuk berperilaku, bereaksi, mengonseptualisasikan, dan memahami alam sekitar secara berbeda."
Selain itu dalam pemaparannya, beliau juga menjelaskan tentang Tat Twam Asi (toleransi), Sekala dan Niskala (tentang perwujudan dan wujud), dan adapun pembahasan mengenai Saguna dan Nirguna (membahas tentang wujud Tuhan)
Sebelum menutup materi, Pemangku Jito memberikan apresiasi kepada mahasiswa KKN 65 UIN Raden Mas Surakarta "Acara ini bagus karena dari banyaknya mahasiswa KKN disini ini baru pertama kalinya ada acara sarasehan antar agama seperti ini."
Pemaparan materi agama Islam pun menjelaskan pandangan toleransi dari kitab sucinya. Maksud yang terkandung dalam surat An-Nisa ayat 39 turut dijelaskan oleh pemateri dalam sesinya. Bapak Wagimin menuturkan bahwa "Hidup asalnya dari mana, kalau sudah hidup bagaimana, dan untuk apa, sesudah itu mau kemana." "Hidup itu berlomba-lomba mencari kebaikan. Kerukunan menimbulkan perdamaian. Maka dari itu ketika kerukunan telah menimbulkan kedamaian, maka itu bisa dikatakan timbul dari hati dan nurani masing masing." Lanjutnya dalam pemaparan materi malam itu.
Begitupun dalam agama Kristen, toleransi juga dijelaskan dalam kitab sucinya. Seperti dalam dalam Alkitab Matius pasal 22 : 3 dijelaskan oleh pemateri tentang kaitannya dengan toleransi dan kehidupan. Dalam pandangannya, Rama Sarsono berpendapat bahwa toleransi merupakan sifat menghargai menghormati antar individu, golongan dalam berpendapat dan berkeyakinan tanpa ada intimidasi dan paksaan dari pihak manapun.
"Saling mengasihi sesama manusia merupakan salah satu dari hukum yang terutama diajarkan Yesus."Â Tutur beliau ketika sesi penyampaian materi berlangsung. "Mengasihi, memaafkan, dan mengampuni dengan mudah tanpa adanya balas dendam" tutur beliau menyambung kalimat sebelumnya.
Sebagai penutup, beliau mengatakan, "Acara ini diadakan bukan untuk mencari yg paling baik tapi untuk saling melengkapi"
Dengan panduan dari moderator, sesi tanya jawab pun menjadi sesi yang dapat digunakan sebagai tukar pandang dan pemecahan solusi atas permasalahan yang diresahkan oleh penanya. Pertanyaan dari mahasiswa UGM dan ISI Surakarta menjadi bahan diskusi yang asik dan menarik untuk diikuti. Jawaban dari para pemateri pun bisa menjawab dan bisa dijadikan sebagai solusi atas pertanyaan yang ada. Kegiatan ini ditutup dengan foto bersama dengan pemateri dan para peserta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H