Mohon tunggu...
KKN 89 SUMBERMALANG
KKN 89 SUMBERMALANG Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA KKN UMD UNEJ PERIODE 2 KELOMPOK 89 SUMBERMALANG

Kelompok 89 KKN UMD UNEJ tahun 2023 beranggotakan 10 orang mahasiswa yang mengabdi di Desa Sumbermalang, Kecamatan Wringin, Kabupaten Bondowoso dengan Dosen Pembimbing Lapangan Bapak Suharto, S.S., M.A.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Aplikasi JAKABA sebagai Alternatif Pupuk yang Ramah Lingkungan di Desa Sumbermalang

16 Agustus 2023   22:25 Diperbarui: 16 Agustus 2023   22:35 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dokumentasi Pribadi

Berawal dari keluh kesah petani terhadap wacana pencabutan subsidi pupuk. Maka, kami KKN UMD UNEJ kelompok 89 melakukan penyuluhan dan praktik pembuatan Pupuk Organik Cair JAKABA pada tanggal 22 Juli 2023 serta melanjutkan program ini dengan memantau hasil praktik dengan mempertahakan lingkungan yang kondusif untuk perkembangan jamur baik suhu, kelembapan, serta kedap atau tidaknya udara sekitar jamur sehingga dapat kita amati perbanyakan indukan jamur setelah 14 hari kemudian. 

Foto Dokumentasi Pribadi
Foto Dokumentasi Pribadi

Pada tanggal 5 Agustus 2023, kelompok 89 melakukan kunjungan ke rumah petani yang mengikuti praktik perbanyakan JAKABA sebelumnya.

 Praktik perbanyakan JAKABA yang sudah dilakukan kelompok 89 bersama petani sebelumnya mendapatkan hasil yang positif dengan keberhasilannya. Berhasilnya perbanyakan indukan ditandai dengan akar yang tumbuh di permukaan air tempat media tumbuhnya jamur yang menandakan air JAKABA siap diaplikasikan pada tumbuhan.

Pilihan tanaman yang akan diaplikasikan  kali ini yaitu cabai rawit. Dikutip dari laman resmi Pusat Penelitian dan Pengembangan Holtikultura, cabai rawit (Capsicum frutescens) termasuk dalam famili Solanaceae dan merupakan tanaman berumur panjang (menahun). 

Dipilihnya cabai sebagai media pengaplikasian pupuk sebab cabai merupakan tanaman hortikultura serta jenis sayuran yang budidayakan oleh para petani karena banyak dibutuhkan masyarakat, tidak hanya dalam skala rumah tangga tetapi juga digunakan dalam skala industri dan diekspor ke luar negeri.

Namun proses budidaya tanaman cabai banyak mengalami kendala, salah satu diantaranya adalah hara tanaman yang rendah sehingga pemberian pupuk yang tepat merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan. 

Hal ini dikarenakan pupuk memberikan tambahan nutrisi pada media yang akan mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan serta pemunculan tubuh buah yang nantinya produksi yang dihasilkan akan lebih tinggi (Kalsum dkk, 2011).

Dengan permasalahan inilah muncul ide dari KKN UMD UNEJ kelompok 89  untuk  melakukan praktik pembuatan Pupuk Organik Cair JAKABA serta pengaplikasiannya pada tanaman cabai rawit yang apabila disiramkan ke dalam tanah, maka jumlah unsur hara juga semakin meningkat sehingga ketersediaan unsur hara dalam tanah yang diperlukan bagi tanaman cabai menjadi tercukupi.

Pengaplikasian pupuk jenis ini baik dilakukan saat fase vegetatif yakni fase dimana tanaman berumur antara 1-30 hari serta terjadi pembentukan akar, batang, dan daun baru. 

Fase ini berhubungan dengan tiga proses penting, diantaranya pembelahan sel, perpanjangan sel, dan tahap pertama dari diferensiasi sel atau pembentukan jaringan. Sehingga pupuk ini berfungsi merangsang pertumbuhan tunas baru, daun muda, mempercepat pertumbuhan vegetatif tanaman, dan dapat meningkatkan pembentukan klorofil daun (daun menjadi lebih hijau dan tebal).

Pengaplikasian air JAKABA sebagai pupuk juga tergolong mudah yakni air JAKABA sebanyak 440 ml dilarutkan pada air sumur 16 liter. Pengaplikasiannya bisa dikocor atau disemprotkan ke seluruh bagian tanaman. 

Pengaplikasian pupuk organik ini bermanfaat untuk peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun