Jamu telah menjadi bagian dari budaya dan kekayaan alam Indonesia. Jamu telah lama digunakan masyarakat Indonesia untuk mengatasi berbagai macam penyakit. Tak hanya itu, rajin mengonsumsi jamu dipercaya dapat memiliki daya tahan tubuh dan mengurangi risiko terserang penyakit.
Kita semua tahu, Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh Virus Corona, makhluk yang ukurannya sangat kecil, hanya 12 nanometer dan dapat menyebabkan kematian. Gejala Covid-19 dapat berupa batuk pilek, flu, demam, gangguan pernapasan. Namun nyatanya, ada juga orang yang terkena Covid-19 tapi tidak merasakan gejala apa pun, demikian sering disebut OTG atau orang tanpa gejala.
Kehidupan di masa pandemi setiap individu dituntut untuk lebih sadar akan kesehatan. Hal ini sejalan dengan imbauan pemerintah agar masyarakat terus menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari meliputi pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan. Tak hanya itu, menjaga daya tahan tubuh juga penting untuk dilakukan selama pandemi. Mengingat imun yang kuat dipercaya lebih kebal dari berbagai macam penyakit. Salah satu upaya untuk menjaga imun tubuh adalah dengan rutin mengonsumsi jamu.
Jamu yang kita konsumsi sebenernya higienis gak sih ?
Dengan tetap menjaga jarak dan mengutamakan protocol kesehatan, Kelompok KKN 62 dari Universitas Muhammadiyah Jember melakukan sosialisai denga penjual jamu tentang pentingnya kebersihan.
Untuk tetap menekuni bisnisnya selagi memenuhi kebutuhan lainnya Bu Wati tetap menjual jamu keliling dengan sepeda motornya, hand sanitizer dan masker adalah self safety untuk beliau. Menurut Kementerian Kesehatan pemanfaatan obat tradisional ini sebagai upaya untuk memelihara kesehatan, meningkatkan daya imun tubuh, pencegahan penyakit dan perawatan kesehatan termasuk pada masa kedaruratan kesehatan masyarakat atau bencana nasional Covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H