Sampah merupakan hasil limbah yang berasal dari adanya suatu proses atau kegiatan, yang merupakan hasil sampingan dari kegiatan perkotaan atau siklus kehidupan manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan.Â
Sampah sendiri merupakan sesuatu yang tidak dipergunakan lagi, yang tidak dapat dipakai lagi dan harus dibuang. Maka dari itu, sampah harus dikelola dengan sebaik-baiknya dan dengan sedemikian rupa, hingga hal-hal yang negatif bagi kehidupan tidak sampai terjadi. Â
Kabupaten Bondowoso kebetulan merupakan tujuan KKN kelompok 251 Universitas Jember, lebih tepatnya di Desa Sumber Tengah, Kecamatan Binakal. Pembahasan mengenai sampah merujuk pada jumlah sampah di Bondowoso yang mengalami peningkatan pada beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2021 volume sampah yang dihasilkan oleh Kabupaten Bondowoso meningkat dari yang awalnya 42 ton perhari, hingga menjadi 62 ton perhari. Jumlah ini utamanya disebabkan karena hasil sampah rumah tangga dan sampah pasar.Â
Desa Sumber Tengah tidak termasuk pengecualian dalam peningkatan jumlah sampah. Warga disana melakukan pembuangan hasil limbah sampah secara sembarangan. Banyak ditemukan sampah-sampah yang berada di selokan, lahan kosong, di pinggir sawah, sungai, dan lain sebagainya. Hal ini membuat sampah yang ada di desa menjadi berantakan dan kian menumpuk.
Menurut hasil wawancara dengan perangkat desa dan warga sekitar, penumpukan sampah tersebut dapat menimbulkan masalah baru, diantaranya air selokan yang meluap saat banjir akibat saluran air tersumbat oleh sampah, terganggunya sistem irigasi di area sawah, menimbulkan pencemaran air dan tanah, mengganggu estetika lingkungan, serta menurunkan kualitas kesehatan masyarakat sekitar.
"Warga sekitar udah kebiasa buang sampah sembarangan, ya karena gaada tempat sampah jadinya seperti itu. Mayoritas warga sini buang sampahnya dengan cara dikumpulkan dulu, terus dibakar, " tutur Bapak Wahid selaku Kepala Dusun satu di Sumber Tengah.
Warga membakar sampah sembarangan dikarenakan tidak adanya lahan secara khusus untuk membuang dan membakar sampah. Mereka bisa membakarnya di depan rumah, pemukiman warga, di lapangan, dan sebagainya.Â
Selain tidak tersedianya lahan untuk membuang sampah, di Desa Sumber Tengah ini juga tidak ada proses pengangkutan sampah untuk dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Hal tersebut merupakan salah satu alasan mengapa sampah harus dikelola sendiri dengan cara dibakar di tempat sampah terbuka.Â
Dari indikator kebiasaan yang dilakukan oleh warga Sumber Tengah dalam membuang sampah tersebut, mereka masih belum mempunyai tempat khusus untuk membuang maupun membakar sampahnya.Â
Kebiasaan warga dalam membakar sampah dapat menghasilkan dampak yang negatif, salah satunya yaitu menimbulkan kabut asap yang tebal dan mengurangi jarak pandang dan kenyamanan di lingkungan tempat tinggal. Selain itu membakar sampah sembarangan juga memiliki resiko cukup besar untuk menyebabkan kebakaran.
Dari fenomena yang terjadi di Sumber Tengah, Kelompok KKN 251 Universitas Jember memutuskan untuk membangun tempat sampah sebagai proker utama. Proker ini dinamakan dengan projek pembuatan "Trash Burner".
Pembangunan tempat sampah ini diusung demi menyesuaikan kebutuhan warga Sumber Tengah. Kelompok KKN 251 membangun tempat sampah yang diperkirakan bisa bertahan jika digunakan untuk membakar sampah (insinerasi). Pemilihan model ini didasari oleh ketidaktersediaan lahan untuk pembangunan TPA, serta mengikuti kebiasaan warga sekitar yakni membakar sampah.
Pengadaan tempat pembakar sampah di Desa Sumber Tengah tersebar di berbagai wilayah. Pembangunan berada di 4 titik, yakni pada RT 01, RT 04, RT 07, dan RT 12. Pemilihan titik penempatan tempat sampah disesuaikan dengan tempat yang dirasa paling banyak jumlah sampahnya.Â
Tidak semua wilayah dibangun tempat pembakar sampah. Proker kami dibentuk dengan menggunakan metode proyek percontohan. Dengan metode ini, diharapkan beberapa lokasi tempat sampah nantinya bisa menjadi role model pengelolaan sampah bagi tempat lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H