Mohon tunggu...
kkn219sukowiryo
kkn219sukowiryo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akun media kelompok KKN Kolaborasi 219 Desa Sukowiryo

Serangkaian laporan pelaksanaan kegiatan pemahasiswa KKN Kolaborasi 219 Desa Sukowiryo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKN Kolaboratif 219 Membuat Sampling Pupuk Organik Cair di Desa Sukowiryo

6 Agustus 2023   14:10 Diperbarui: 6 Agustus 2023   14:14 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengawali bulan Agustus yang merupakan bulan kemerdekaan Bangsa Indonesia, mahasiswa KKN kolaboratif 219 menunjukan semangatnya dalam memberi perubahan positif di Desa Sukowiryo, Jember. Tepatnya pada tanggal 4 Agustus kemarin, setelah menelusuri berbagai pemanfaatan limbah kotoran hewan ternak, mahasiswa KKN kolaboratif 219 menemukan peluang besar dalam pembuatan pupuk organic di Desa Sukowiryo. Desa Sukowiryo sendiri memiliki karakteristik penduduk yang menggantungkan mata pencahariannya sebagai petani dan peternak sapi. Implikasi dari karakteristik pekerjaan penduduk desa dapat terlihat dari banyaknya limbah kotoran ternak yang belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Limbah kotoran ternak hanya dibiarkan menumpuk tanpa adanya pemanfaatan pengolahan sebagai pupuk oleh masyarakat, meskipun limbah kotoran ternak ini memberikan peluang besar bagi sector pertanian.

            Menurut sumber yang didapat dari ketua Kelompok Tani Makmur 1 di Desa Sukowiryo, masyarakat memang belum menaruh perhatian besar terhadap potensi pemanfaatan limbah kotoran sapi, terutama untuk pupuk organic padat. Pak Ila, selaku ketua Kelompok Tani Makmur 1 juga menambahkan bahwa untuk sosialisasi pembuatan pupuk organic kompos yang padat sudah beberapa kali pernah dilakukan, namun minat masyarakat rendah. Salah satu alasan yang disebutkan adalah karena pupuk organic padat kurang efisien. Masyarakat dewasa ini lebih tertarik ke pupuk kimia, terlebih pupuk yang bersifat cair karena tinggal di semprot dalam skala jangkau tertentu.

            Dari hasil anasilis dan pengamatan minat petani itulah, mahasiswa KKN kolaboratif 219 berinovasi untuk menciptakan pupuk organic cair yang didapat dari pengolahan limbah kotoran ternak. Dibandingkan pupuk padat, pupuk organik cair (POC) memiliki kelebihan diantaranya, dapat diproduksi dengan mudah dalam skala rumahan, sebagaimana prinsipnya digunakan sebagai pupuk dasar tanaman yang bersifat release dengan kandungan unsur hara yang lengkap. Tak hanya kandungannya, yang paling penting adalah pengaplikasian pupuk ini sangat mudah dan tidak membutuhkan biaya yang besar dalam proses pembuatanya. Proses fermentasi pupuk organik cair ini juga lebih singkat dibanding mayoritas lama fermentasi pupuk organic padat. Selain itu manfaat umum yang sudah diketahui masyarakat adalah bahwa pupuk organic baik padat maupun cair lebih ramah terhadap tanah dan tidak bersifat destruktif terhadap kandungan alami dan unsur hara tanah. Pengolahan serta pemanfaatan pupuk organic cair ini juga merupakan bentuk pencegahan dini terhadap dampak kerusakan kandungan tanah. Dengan demikian mahasiswa KKN kolaboratif 219 berinovasi dalam pembuatan sampling pupuk organic cair (POC) sebagai bentuk komitmen dalam memberi perubahan positif di Desa Sukowiryo, Jember.  Berikut adalah serangkaian alat dan bahan serta cara pembuatan POC yang telah dilakukan oleh mahasiswa KKN kolaboratif 219 :

Alat :

1. Cangkul

2. Ember

3. Wadah plastik

4. Karet ban

5. Kresek penutup

6. Karung

Bahan:

1. Kotoran sapi

2. Air bersih

3. Em 4

4. Tetes tebu

5. Sabut kelapa

Cara membuat POC

Siapkan semua alat dan bahan yang akan dibuat POC. Jemur kotoran sapi dengan waktu -+15 menit. Siapkan air bersih sebanyak 1/3 timba. Siapkan Media fermentasi yaitu 8 tutup botol EM4 dan 10 tutup botol tetes tebu, larutkan dalam air yang di taruh di wadah plastik selama -+20 menit. Setelah 20 menit, kita cek campuran antara EM4 dan molase, dengan cara kita masukkan tangan kita ke campuran tersebut, apabila tangan terasa seperti kesemutan, maka bakteri untuk fermentasi sudah siap digunakan.

Setelah itu, campur kotoran sapi yang telah disiapkan ke dalam timba yang telah diisi air, tuangkan campuran EM4 dan tetes tebu, masukkan sabut kelapa, lalu aduk semua campuran tersebut sampai merata. Setelah semua sudah di lakukan, tahap terakhir adalah menutup timba dengan kresek plastik dan ditali rapat dengan karet ban, agar fermentasi POC bisa berjalan dengan maksimal. Setiap 2 hari sekali kita buka agar gas yang terkandung di dalamnya keluar, hal ini dilakukan sampai fermentasi berjalan hingga 21 hari dan POC siap untuk di gunakan pada tanaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun