Desa Trebungan, 26 Juli 2024 - Dalam upaya mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan petani, perangkat desa Trebungan mengadakan sosialisasi tentang penggunaan "Yellow Trap" sebagai metode pengendalian hama yang ramah lingkungan di balai desa Trebungan dengan pemateri dari mahasiswa KKN yaitu Alviah dan Diah. Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan teknologi sederhana namun efektif dalam mengurangi penggunaan pestisida, serta memperkenalkan manfaat Pupuk Organik Cair (POC) dari urin sapi dalam mengendalikan hama tanah.
Selama ini, petani di Desa Trebungan mengandalkan pestisida kimia untuk mengatasi hama yang menyerang tanaman mereka. Namun, penggunaan pestisida yang berlebihan dapat berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh karena itu, sosialisasi ini tidak hanya fokus pada pengenalan Yellow Trap sebagai solusi untuk mengendalikan hama terbang, tetapi juga mengedukasi petani tentang manfaat Pupuk Organik Cair (POC) dari urin sapi yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama di tanah.
Yellow Trap adalah perangkap hama yang menggunakan warna kuning terang untuk menarik perhatian serangga terbang, seperti lalat buah, kutu daun, dan serangga lainnya. Warna kuning dikenal efektif menarik hama tersebut, sehingga mereka tertarik untuk mendekat dan akhirnya terjebak pada permukaan lengket yang terdapat pada perangkap ini. Manfaat utama dari penggunaan Yellow Trap adalah:
Mengurangi Penggunaan Pestisida
Dengan menurunkan populasi hama terbang secara signifikan, petani dapat mengurangi frekuensi dan jumlah penggunaan pestisida kimia.
Lingkungan Lebih Sehat
Mengurangi penggunaan pestisida membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi pencemaran lingkungan.
Hemat Biaya
Pembuatan dan penggunaan Yellow Trap relatif murah dibandingkan dengan pembelian pestisida kimia.
Membuat Yellow Trap sangatlah mudah dan bahan-bahannya pun mudah didapat. Berikut adalah langkah-langkahnya:
Bahan dan Alat:
Botol plastik bekas
Cat warna kuning
Lem tikus
Bensin
Plastik kiloan
Bambu atau kayu
Kuas
Wadah baskom
SponsÂ
Langkah Pembuatan:
Cuci bersih botol plastik bekas dan tunggu hingga kering.
Campurkan lem tikus dan bensin hingga larut dan diamkan selama 1 hari.Â
Cat permukaan luar botol menggunakan cat warna kuning.
Jika sudah kering, pasangkan botol yang sudah dicat kuning pada kayu atau bambu.Â
Pasang plastik kiloan pada botol yang sudah dipasangkan pada kayu atau bambu dan talikan pada ujungnya.Â
Setelah lem olesan sudah didiamkan selama 1 hari, oleskan lem menggunakan spons pada permukaan plastik.
Yellow Trap sudah siap ditancapkan pada bedengan sawah.Â
Pemasangan:
Tancapkan Yellow Trap di sekitar area pertanian, seperti pada bedengan sawah.Â
Pastikan Yellow Trap dipasang pada ketinggian 1-1,5 meter dari permukaan tanah atau bisa menyesuaikan dengan tinggi tanaman.
Pasang Yellow Trap di beberapa titik strategis, terutama di tempat-tempat yang banyak ditemukan hama terbang.
Perawatan:
Periksa perangkap secara berkala, setidaknya seminggu sekali.
Jika sudah penuh dengan serangga atau jika lem sudah tidak lengket lagi, ganti plastik kiloan dan oleskan campuran lem.
Pastikan Yellow Trap tetap dalam kondisi baik dan tidak rusak oleh cuaca atau faktor lainnya.
Sebagai bagian dari sosialisasi, para warga juga diajak untuk melihat video tutorial tentang pembuatan Yellow Trap serta berkesempatan melihat langsung contoh produk yang telah dibuat.
Dalam wawancara dengan salah satu warga, Ibu Fatimah, beliau menyatakan antusiasmenya terhadap program sosialisasi ini. "Sosialisasi yang disampaikan oleh mahasiswa KKN terkait yellow trap, selaku warga Desa Trebungan mendapatkan banyak informasi bagaimana cara menekan hama dengan metode yellow trap. Selain cara membuatnya yang gampang dan juga murah, metode ini juga mengurangi limbah botol plastik yang ada di Desa Trebungan. Kami berterimakasih karena sudah diberikan ilmu, yang bermanfaat untuk mengurangi pestisida melalui penggunaan yellow trap" ujar Ibu Fatimah.
Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan para warga dapat lebih memahami pentingnya penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam pertanian. Selain itu, penggunaan Yellow Trap dan Pupuk Organik Cair (POC) dari urin sapi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem.
(Muhammad Luthfan Pravira Arifin/Eva Dhorifah/Diva Permata Alfarisqa/Diah Ayu Putri Pangestu/Stefany Amanda Kurniawan/Farda Salsabilla/Achmad Ghoffar Machmud/Ulandari/Alviah Aprilia Nabila/Diyah Agnesia Putri/KKN 128/Desa Trebungan/Kecamatan Taman Krocok/Kabupaten Bondowoso/Dr. Suji, S.Sos., M.Si)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H