Mendidik itu berbeda dengan mengajar. Menurut Coser at all dalam Hasbullah (2009:9) mengungkapkan “Education is the deliberate, formal transfer of knowledge, skill and values from person to another”. Sementara Webster dalam Hasbullah (2009:9) juga mengungkapkan “Education is the process of training and developing the knowledge, skill, mind, character etc especially by formal schooling”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa mendidik merupakan sebuah komitmen untuk membentuk karakter penerus bangsa yang kuat, baik secara moral maupun intelektual. Profesi pendidik merupakan idam-idamanku sewaktu kuliah di samping menjadi jurnalis. Tetapi jika ada kesempatan untuk mendidik dengan menjadi guru lebih terbuka lebar, maka akan kulakukan. Keinginanku dikabulkan oleh Tuhan YME. Setelah lulus kuliah aku mendapatkan sebuah informasi mengenai SM-3T.
Bagiku SM-3T merupakan suatu pengabdian bagi kita kamu muda untuk mencerdaskan bangsa. Awalnya aku tidak tahu mengenai program ini. Program SM-3T ini dimulai tahun 2011 dan akan berlanjut selama kurang lebih hingga 2015, dimana saat ini sudah memasuki angkatan 5 tahun 2015. Program SM-3T merupakan bagian dari program “Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia”. Program tersebut merupakan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T. Dasar kebijakan mengacu pada UU dan PP diantaranya:
1. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
4. PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
5. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
6. Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi
7. Akademik dan Kompetensi Konselor.
8. Permendiknas Nomor 8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan.
9. Permendiknas Nomor 9 Tahun 2010 tentang Program Pendidikan Profesi Guru bagi Guru Dalam Jabatan.
10. Kepmendiknas Nomor 126/P/2010 tentang Penetapan LPTK Penyelenggara PPG bagi Guru Dalam Jabatan.
11. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 64/DIKTI/Kep/2011 tentang Penetapan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Penyelenggara Rintisan Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (Berkewenangan Ganda).
Program SM-3T sebagai salah satu Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia ditujukan kepada para Sarjana Pendidikan yang belum bertugas sebagai guru (PNS/GTY), untuk ditugaskan selama satu tahun di daerah 3T. Program SM-3T dimaksudkan untuk membantu mengatasi kekurangan guru, sekaligus mempersiapkan calon guru profesional yang tangguh, mandiri, dan memiliki sikap peduli terhadap sesama, serta memiliki jiwa untuk mencerdaskan anak bangsa, agar dapat maju bersama mencapai cita-cita luhur seperti yang diamanatkan oleh para pendiri bangsa Indonesia.
Melalui program SM-3T akan membantu pemerataan pendidikan di Indonesia khususnya daerah 3T. Saya termasuk ikut ambil bagian dalam program ini dimana termasuk angkatan 3 tahun 2013, dengan mengikuti progaram ini saya bisa menjadi bagian dalam mengembangkan pendidikan di daerah 3T dan menambah pengalaman serta membuka persepsi secara langsung mengenai pendidikan di daerah 3T.
Program ini bertujuan untuk mengatasi kekurangan tenaga pendidik dan memberikan pengalaman kepada sarjana pendidikan sehingga mampu memecahkan masalah pendidikan serta memiliki jiwa ketahanmalangan dalam mengembangkan pendidikan di daerah 3T. Hal ini memang bisa dikatakan hal sepele namun banyak sarjana pendidikan di Indonesia enggan membangun daerah 3T.
Indonesia merupakan negara yang memiliki puluhan ribu pulau dan tersebar dari Sabang hingga Merauke. Luasnya Indonesia membuat permasalahan pun banyak terjadi dan salah satunya adalah sektor pendidikan, mulai dari rendahnya tingkat pendidikan hingga belum meratanya pendidikan diseluruh Indonesia. Pada daerah terdepan, terluar, dan tertinggal tepatnya berbatasan langsung negara tetangga membuat peningkatan mutu sdm melalui pendidikan amat penting, untuk itu negara harus berperan aktif dan serius mengatasi permasalahan pendidikan khususnya di daerah 3T.
Seluruh wilayah Indonesia memang memiliki sekolah sesuai jenjang yang ada mulai dari tingkat dasar dan menengah, namun apakah sekolah tersebut memiliki guru dan murid? Selama kurang lebih 12 hari saya bersama 13 rekan penempatan kabupaten Kepulauan Talaud diarahkan dan dilatih ketahanmalangan sebelum pemberangkatan.
Kabupaten Kepulauan Talaud adalah kabupaten pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud pada tahun 2002. Kabupaten Kepulauan Talaud terletak di paling utara dari wilayah Provinsi Sulawesi Utara dengan ibukota di Melonguane yangterletak di sisi selatan pulau Karakelang. Perjalanan menuju Talaud tepatnya berangkat pada 13 September dini hari pukul 02.00 wib kurang lebih memakan waktu yang cukup lama karena 3 jam penerbangan Jakarta-Manado dilanjutkan 1 jam penerbangan Manado-Melonguane. Saat kami semua tiba di bandara Sam Ratulangi Manado langsung disambut oleh bu Susan selaku kabid Dikdas Kab. Kepulauan Talaud yang langsung menginformasikan di sekolah mana saja akan ditempatkan.
Mulai dari desa Tarun hingga Riung kami tersebar bersama rekan-rekan dari LPTK UM dan UNESA. Dari beberapa desa saya ditempatkan di SMPN 2 Melonguane desa Tarun. Selama satu minggu pertama bisa dikatakan saya menyesuaikan dengan budaya penduduk setempat, dalam gambaran siswa yang sekolah memiliki bakat dan potensi yang luar biasa karena mereka sering mengkonsumsi makanan yang berasal dari laut. Hal ini menjadi wajar karena Talaud memiliki potensi perikanan laut yang besar.
Banyak dari siswa yang saya didik adalah berasal keluarga nelayan dan petani, banyak dari mereka membantu orang tuanya melaut dan bertani sebelum berangkat dan setelah pulang sekolah. Keingintahuan dan motivasi besar untuk maju tergambar dari semangat dan pandangan mereka. Sekolah tempat saya mengabdi selalu memberikan dukungan kepada seluruh siswa untuk terus sekolah meskipun memiliki keterbatasan dalam hal ekonomi. Bisa dikatakan sebagian besar siswa berasal dari keluarga tidak mampu, namun hal ini tidak mengurangi semangat mereka untuk belajar.
Di SMPN 2 Melonguane saya mengajar 2 mata pelajaran yaitu bahasa Indonesia dan Teknologi dan Informasi atau bisa dikatakan mata pelajaran yang mengajarkan mengenai computer. Mata pelajaran TIK diberikan kepada saya dikarenakan tidak adanya guru yang menguasainya. Di sekolahku sejak lama membutuhkan guru bahasa Inggris dan kadang-kadang saya juga mengajarkan bahasa Inggris. Kendala kekurangan guru sangat dirasakan dipenempatanku, hal ini terjadi karena banyak guru yang tidak sesuai dengan keahliannya, hal ini membuat guru harus mengajar lebih dari 1 mata pelajaran dikarenakan kurangnya guru yang sesuai dengan keahliannya. Kendala yang kurasakan tidak menyurutkan semangatku karena sambutan kepala sekolah, para guru, dan karyawan sekolah sangat baik. Bahkan ada guru fisika yang kebetulan berasal dari Ngawi dan beragama islam. Kedua hal tersebut memudahkanku dalam beradaptasi dengan sekolah dan masyarakat setempat. Selama penugasan ku tinggal di mess sekolah dengan fasilitas seadanya, namun tidak menyurutkanku mengabdi. Keterbatasan listrik dan sinyal hp akan kurasakan selama setahun ke depan.
Selama 3 bulan berjalan banyak hal yang membuatku semakin bersemangat untuk mengajar meskipun rindu dengan keluarga begitu kuat. Salah satu siswa bernama Ronald meruapakan salah satu contoh kegigihan dalam bersekolah, selalu datang tepat waktu dan menguasai materi pelajaran dengan baik, disamping itu ia juga sering membantu orang tuanya berkebun. Mulai dari pertama kali datang dan berjalan 3 bulan sambutan warga kampong tarun sangat baik. Dan ada hal unik menurutku dimana untuk memanggil guru laki-laki yang belum menikah dengan sebutan “Engku” dan guru perempuan yang belum menikah dengan sebutan “Enchi”. Maka dalam keseharianku dalam mengajar maupun berinteraksi dengan warga selalu dipanggil dengan sebutan “Engku”.
Sekolah di Talaud selalu mengadakan apel pagi sekaligus ibadah pembuka sebelum memulai belajar, kecuali hari senin karena diadakan upacara bendera. Mayoritas masyarakat Talaud menganut agama Nasrani, namun hal tersebut tidak menghalangi rasa toleransi dan saling menghormati antar umat beragama.
Disaat uts ada salah seorang siswaku bernama Hemantos Manopo sepatunya rusak dan tidak bisa digunakan, dikarenakan berasal dari keluarga kurang mampu, namun tidak menyulutkan ia untuk membeli sepatu dari usaha sendiri tanpa meminta kepada orang lain. Setiap sore ia kulihat bekerja mengangkut pasir laut untuk dijual dan naik pohon kelapa yang tinggi menjulang untuk memetik kelapa dan menjadikannya kopra lalu dijual. Beberapa kali ku tawarkan bantuan namun ia menolak. Sekitar satu bulan kemudian ia berhasil mengumpulkan uang untuk membeli sepatu baru. Hemantos menunjukan satu hal yang mungkin tidak dimiliki oleh anak-anak seusianya dimana untuk sekolah memerlukan perjuangan yang begitu keras tanpa bergantung pada bantuan orang lain.
6 bulan penugasan berbagai pengalaman kualami baik suka maupun duka namun canda dan tawa siswa-siswa kesayanganku membuat semangatku terus tumbuh untuk terus mendukung dan memberikan yang terbaik untuk membuat mereka lebih cerdas dan bijaksana. Saat bulan Ramadhan kegiatan sekolah berjalan seperti biasa, hanya diriku, bu Ningsih, dan bu Mamalanggo yang beragama islam sehingga kami tetap menunaikan ibadah puasa. Sebuah toleransi penuh makna kurasakan secara langsung. Bahkan siswa-siswa disaat istirahat selalu berkata mohon maaf dan permisi disaat akan makan jika bertemu denganku. Terkadang mereka menanyakan kenapa harus puasa dan kuat atau tida saya berpuasa, keingintahuan yang wajar terlontar dari wajah lugu mereka.
Selama setengah tahun mengajar siswa-siswa selain kuajarkan bahasa Indonesia juga kuajarkan bagaimana mengoperasikan komputer dengan baik sebagaimana tugasku mengajarkan mata pelajaran TIK. Selain mengajar para siswa, saya juga membantu para guru dan tata usaha dalam mengurus lab komputer. Sarana lab komputer memang sangat terbatas dengan hanya berfungsi 3 komputer saja, itupun dengan keadaan yang kurang layak. Dengan segala keterbatasan tidak menghalangi niatku untuk mencerdaskan pada mentari di utara Indonesia ini karena kalau bukan diriku siapa lagi yang akan mendidik mereka.
Dengan teliti dan sabar ku ajarkan bagaimana mengoperasikan program microsoft word dan excel, sebelum praktik ku ajarkan teori berdasarkan buku dan pengetahuanku kepada para siswa. Mulai dari kelas 7 hingga 9 ku ajarkan mereka semua dengan penuh semangat. Khusus kelas 9 untuk mata pelajaran TIK ku ajarkan komponen-komponen yang ada pada komputer, dikarenakan keterbatasan dalam mencari komponen tersebut yang dapat kuberikan hanyalah gambar untuk menjelaskan definisi dan fungsinya. Hal ini kulakukan karena kelas 9 ada ujian praktik maka materi tersebut harus diajarkan. Selain itu bakat mereka di luar mata pelajaran bisa dikatakan luar biasa karena keahlian mereka bernyanyi, menari, dan memasak cukup baik, hal ini dibuktikan dengan adanya ujian praktik menyanyi, menari, dan memasak yang merupakan bagian dari ujian praktik mata pelajaran mulok dan seni.
Tak terasa akan menginjak satu tahun pengabdianku di bumi porodisa (Talaud) dimana hari demi hari kuhabiskan dengan memikirkan bagaimana mereka para “Mentari Di Utara Indonesia” bisa menjadi yang terbaik dan tidak tertinggal dengan anak-anak lainnya. Jelang pemulangan pengabdianku kuakhiri dengan memberikan tambahan materi komputer dan bahasa Indonesia dalam rangka mempersiapkan UAS dan UN mereka ditahun 2014. Satu bulan sebelum pemulangan tepatnya bulan agustus diriku ditunjuk untuk menjadi pendamping Pembina pramuka saat pelantikan penggalang. Memberikan materi pramuka dan pendampingan lintas alam dilakukan selama 3 hari, dimana mulai pagi hingga sore aku mendampingi mereka dan bertukar peran dengan pak Pusud yang fokus pada pembinaan pramuka pada malam hari. Selama kurang lebih satu tahun selain mendidik mereka mengenai pengetahuan bahasa Indonesia dan TIK, diriku juga belajar bagaimana budaya dan adat istiadat masyarakat setempat terutama di desa Tarun, dimana siswa-siswa memberikan pemahaman mudan mengenai budaya di Talaud sesuai dengan pengetahuan mereka.
Satu hal disaat ada acara desa diriku selalu diundang, selain itu berbagai desa dipenempatanku juga ku kunjungi untuk mengetahui budaya dan semangat belajar para siswa-siswa di Talaud diantaranya desa Mamahan, desa Riung, desa Bambung, dan desa Essang. Tatapan ,senyuman, canda, keluh, dan tawa mereka menjadi pengalaman berharga yang mengajarkanku bagaimana menjadi seorang guru yang tegas namun penuh kasih sayang. Setahun di Talaud adalah waktu untukku berlatih menjadi guru yang dekat dengan siswa dan menjadi solusi disaat mereka kesulitan.
Daftar Pustaka
Hasbullah. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press
Anymous. 2016. Program SM-3T. Diunduh dalam http://sm-3t.penggiatpendidikan.org/program-sm3t/ pada 4 Februari 2016, pukul 13.30 WIB
Oleh Tulus Ariyanto
[Peserta SM-3T Angkatan III, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H