Mohon tunggu...
Ky
Ky Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hai

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Maafkan Aku, Nek

21 Februari 2024   16:45 Diperbarui: 21 Februari 2024   16:49 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat itu umurku masih 3 tahun. Aku tidak terlalu mengingatnya tapi kukira mereka hanya akan pergi sebentar, ternyata selamanya. Jujur saja aku kaget saat mendengar bahwa orang tuaku adalah kriminal, mereka dipenjara dalam kurun waktu yang cukup lama. Jadi yah aku tinggal bersama kakek dan nenekku hingga saat ini. Aku belajar dengan sangat giat agar bisa mendapatkan beasiswa kuliah dan tidak merepotkan mereka. Aku juga bekerja sambilan dengan menjual beberapa kerajinan yang lumayan diminati. 

"Nduk ayo makan dulu, mumpung masih anget keburu dingin nanti" ujar nenek yang sedang menyiapkan makanan di ruang makan.

"Iya nek, bentar" aku membereskan buku-buku dan alat tulisku lalu pergi menuju ruang makan. Terlihat ada nasi dengan sayur sop dan lauk tempe bacem. Aku mengambil makanan sesuai dengan porsiku dan memakannya. Masakan nenek emang yang paling enak, terkadang aku ingin membantu nenek memasak tapi terakhir kali aku bantu tanganku malah tergores pisau dan sejak saat itu ga boleh lagi. Mungkin aku akan belajar masak nanti pas kuliah? untuk bantu-bantu biasanya aku membersihkan rumah atau membelikan bahan-bahan masakan. 

"Nara habis ini mau lulus kan? mau kuliah dimana?" tanya nenek kepadaku. Setelah dipikir-pikir, aku belum bilang kalau udah dapet beasiswa kuliah di Bandung.

"Sebenernya Nara udah dapet beasiswa nek, maaf Nara lupa bilang". Mata nenek terlihat berkaca-kaca. 

Nenek pergi menghampiri kakek yang sedang menonton TV di ruang tamu dan memberitahukan hal yang menyenangkan ini kepada kakek. Mereka menangis terharu, aku sudah tidak sanggup lagi dan memeluk mereka. Nenek dan kakek terlihat sangat senang, mereka menanyakan berbagai hal yang tidak bisa aku jawab karena aku sendiri juga tidak tahu. 

"Nara pamit dulu ya kek, nek, kayaknya Nara ga bisa sering pulang kesini soalnya jaraknya jauh terus bakalan banyak tugas disana"

"Iya, gapapa nduk. Nara fokus aja belajar disana, gausah terlalu mikirin kakek sama nenek". Aku memberikan mereka pelukan terakhir sebelum akhirnya pergi ke Bandung. 

BRUUKK

Aku membiarkan koperku tergeletak di lantai dan menaiki kasur. Perjalanan dari sana ke Bandung emang jauh, terus biar lebih hemat aku memutuskan untuk jalan kaki aja sekalian olahraga gitu kan ya. Eh ternyata jarak dari stasiun ke kos-kosanku lima kilometer. Kuliah baru dimulai dua minggu lagi, jadi aku masih mempunyai banyak waktu untuk bersantai. Atau aku belajar masak aja kali ya? mumpung belum banyak mahasiswa yang ngekos disini, jadi dapurnya jarang dipakai. 

Aku bangkit dari kasur ku dan mulai membereskan barang-barang di koperku. Aku membuka smartphone ku dan mencari resep makanan yang lumayan simple untuk dibuat. Setelahnya, aku pergi ke minimarket terdekat buat beli bahan-bahannya. Syukurlah alat masak di dapur ini lumayan lengkap, aku mulai memotong-motong bahan makanan yang aku beli seperti wortel. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun