UMG Idealab mulai fokus dengan bidang core technology startupnya, yakni deep tech, dengan manfaat yang dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Secara rutin UMG Idealab fokus melakukan pendanaan pada startup-startup yang sejalan dengan visi perusahaan.
Awal tahun 2020 menjadi tonggak sejarah bagi UMG Idealab, karena berhasil bertransformasi dari Venture Capital menjadi Venture Builder.
Saya bersama tim terus mendirikan startup baru dan melakukan pendampingan dimulai dari pengembangan inovasi, penyediaan sumber daya, pelatihan manajemen, dan bantuan modal kepada startup-startup tersebut. Startup yang kami kembangkan berfokus pada tiga hal krusial, yaitu mengatasi perubahan iklim, mengatasi kesenjangan pendapatan, dan membantu UMKM bersaing secara global.
Transformasi UMG Idealab memunculkan cara atau kiat-kiat yang saya susun berdasarkan pengalaman, dialektika bisnis serta proses kreatif yang saya alami. Kawan-kawan memberi istilah cara dan kiat saya itu sebagai Kiwi Way. Bisa juga disebut sebagai Venture Builder Way. Transformasi semakin memudahkan saya dalam menuangkan ide-ide untuk menciptakan suatu inovasi terbaru pada startup. Tentunya saya memiliki tim-tim terbaik dalam bidangnya untuk bersama mewujudkan startup ecosystem UMG Idealab yang handal dan memiliki solusi untuk bangsa Indonesia.
Dari Myanmar, saya kembali ke Indonesia untuk mewujudkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dengan mendirikan UMG Idealab di tahun 2015. Melalui UMG Idealab, saya fokus pada isu krusial yakni perubahan iklim, ketidakmerataan pendapatan, dan pengembangan UMKM. Saya meyakini bahwa ketiga hal tersebut dapat diatasi dengan pemanfaatan teknologi dan startup.
Awal mendirikan UMG Idealab sebagai Venture Capital, saya melakukannya dengan istilah "agnostik" atau tanpa membatasi karakter startup yang baku. Setelah beberapa tahun belajar melalui beberapa kegagalan dan mengamati keadaan di Indonesia lebih mendalam, saya mulai bergerak ke arah pengembangan deep tech.
Dalam perjalanannya, UMG Idealab tidak hanya berperan sebagai Venture Capital, tetapi berkembang menjadi Venture Builder. Saya tidak hanya fokus melakukan pendanaan pada startup tetapi juga membimbing mereka mengembangkan SDM-nya sekaligus merealisasikan ide-ide saya dalam pengembangan teknologi. Istilah Venture Builder memang belum terlalu lazim digunakan di Indonesia dan saya ingin UMG Idealab menjadi pelopor dalam dunia Venture Builder di Indonesia.
Dalam realisasinya, kami mengutamakan kolaborasi, bukan kompetisi. Semua startup di UMG Idealab saya arahkan untuk saling berkolaborasi. Tujuannya, agar semua dapat terkoneksi dengan baik dan menyatukan semua potensi yang dapat memecahkan permasalahan di Indonesia melalui solusi teknologi.
Hingga saat ini UMG Idealab sudah memiliki lebih dari 40 startup lokal yang tergabung dalam startup ecosystem kami.