Mohon tunggu...
Kiwi Aliwarga
Kiwi Aliwarga Mohon Tunggu... Insinyur - relentless pursuit of excellence!

Inovator, startup builder. Founder of UMG.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Venture Builder Way, Pesantren Wirausaha dan Inisiatif Kredit Startup Milenial

25 Oktober 2023   17:41 Diperbarui: 25 Oktober 2023   17:45 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Startup di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) - sumber : Humas Unusa

Venture Builder Way, Pesantren Wirausaha dan Inisiatif Kredit Startup Milenial

Baru saja bangsa Indonesia memperingati Hari Santri Nasional 22 Oktober 2023. Saya sebagai Sekjen Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI) melihat pentingnya menumbuhkan pesantren wirausaha atau entrepreneurship.

Para santri yang jumlahnya puluhan juta adalah kaum muda belia yang sangat menentukan masa depan bangsa. Mereka memiliki potensi besar untuk memajukan Indonesia setara dengan bangsa lain. Tahapan Pemilu 2024 juga mulai mencuatkan ide dan gagasan dari pasangan capres dan cawapres yang berupa inisiatif dana abadi pesantren dan kredit startup untuk milenial.

Mayoritas keluarga santri memiliki latar belakang profesi sebagai petani. Mereka harus diberi bekal agar nantinya tidak hanya pandai berdakwah, tetapi juga mampu menciptakan nilai tambah berbagai bidang kehidupan. Terutama nilai tambah di pedesaan, baik nilai tambah yang terkait produk lokal maupun nilai tambah yang berbentuk konten Keindonesiaan di bidang industri kreatif, media massa, maupun konten pendidikan masyarakat.

Kondisi pesantren yang identik dengan pedesaan sangat relevan dengan kondisi Indonesia saat ini yang kekurangan jumlah wirausahawan. Dibandingkan dengan negara lain, persentase jumlah pengusaha di Indonesia hanya sekitar 1,8 persen dari jumlah penduduk saat ini. 

Padahal suatu negara dikatakan berdaya saing global idealnya memiliki jumlah wiraswasta nya melampaui 4 persen yang tersebar hingga pelosok pedesaan. Para santri yang jumlahnya jutaan perlu didorong untuk menjadi pelaku usaha di pedesaan. Perlu menanamkan budaya berwirausaha di kalangan santri untuk mengejar ketertinggalan dengan negara lain.

Kembali ke tanah air untuk mengabdi (dokpri )
Kembali ke tanah air untuk mengabdi (dokpri )

Kiwi Way

Saya menaruh perhatian besar terhadap sektor pertanian, ketenagakerjaan di pedesaan dan memperbaiki tingkat pendapatan masyarakat desa. Perjalanan hidup saya sebagai entrepreneur dimulai di tahun 1998 dengan mendirikan UMG Myanmar yang berfokus di Industri suku cadang alat berat.

Berkat kerja keras dan kegigihan bersama tim, UMG Myanmar mendapatkan kepercayaan dari pelanggan dan 50 persen pangsa pasar Myanmar dalam beberapa tahun. Setelah fokus mengembangkan UMG Myanmar, saya tertarik untuk menekuni bidang yang berbeda dengan mendirikan UMG Idealab sebagai perusahaan Venture Capital pada tahun 2015.

UMG Idealab mulai fokus dengan bidang core technology startupnya, yakni deep tech, dengan manfaat yang dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Secara rutin UMG Idealab fokus melakukan pendanaan pada startup-startup yang sejalan dengan visi perusahaan.

Awal tahun 2020 menjadi tonggak sejarah bagi UMG Idealab, karena berhasil bertransformasi dari Venture Capital menjadi Venture Builder.

Saya bersama tim terus mendirikan startup baru dan melakukan pendampingan dimulai dari pengembangan inovasi, penyediaan sumber daya, pelatihan manajemen, dan bantuan modal kepada startup-startup tersebut. Startup yang kami kembangkan berfokus pada tiga hal krusial, yaitu mengatasi perubahan iklim, mengatasi kesenjangan pendapatan, dan membantu UMKM bersaing secara global.

Transformasi UMG Idealab memunculkan cara atau kiat-kiat yang saya susun berdasarkan pengalaman, dialektika bisnis serta proses kreatif yang saya alami. Kawan-kawan memberi istilah cara dan kiat saya itu sebagai Kiwi Way. Bisa juga disebut sebagai Venture Builder Way. Transformasi semakin memudahkan saya dalam menuangkan ide-ide untuk menciptakan suatu inovasi terbaru pada startup. Tentunya saya memiliki tim-tim terbaik dalam bidangnya untuk bersama mewujudkan startup ecosystem UMG Idealab yang handal dan memiliki solusi untuk bangsa Indonesia.

Kegiatan ISSIE 2023  (dokpri ) 
Kegiatan ISSIE 2023  (dokpri ) 

Dari Myanmar, saya kembali ke Indonesia untuk mewujudkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dengan mendirikan UMG Idealab di tahun 2015. Melalui UMG Idealab, saya fokus pada isu krusial yakni perubahan iklim, ketidakmerataan pendapatan, dan pengembangan UMKM. Saya meyakini bahwa ketiga hal tersebut dapat diatasi dengan pemanfaatan teknologi dan startup.

Awal mendirikan UMG Idealab sebagai Venture Capital, saya melakukannya dengan istilah "agnostik" atau tanpa membatasi karakter startup yang baku. Setelah beberapa tahun belajar melalui beberapa kegagalan dan mengamati keadaan di Indonesia lebih mendalam, saya mulai bergerak ke arah pengembangan deep tech.

Dalam perjalanannya, UMG Idealab tidak hanya berperan sebagai Venture Capital, tetapi berkembang menjadi Venture Builder. Saya tidak hanya fokus melakukan pendanaan pada startup tetapi juga membimbing mereka mengembangkan SDM-nya sekaligus merealisasikan ide-ide saya dalam pengembangan teknologi. Istilah Venture Builder memang belum terlalu lazim digunakan di Indonesia dan saya ingin UMG Idealab menjadi pelopor dalam dunia Venture Builder di Indonesia.

Dalam realisasinya, kami mengutamakan kolaborasi, bukan kompetisi. Semua startup di UMG Idealab saya arahkan untuk saling berkolaborasi. Tujuannya, agar semua dapat terkoneksi dengan baik dan menyatukan semua potensi yang dapat memecahkan permasalahan di Indonesia melalui solusi teknologi.

Hingga saat ini UMG Idealab sudah memiliki lebih dari 40 startup lokal yang tergabung dalam startup ecosystem kami.

Bersama Wapres RI KH.Ma'ruf Amin (dokpri) 
Bersama Wapres RI KH.Ma'ruf Amin (dokpri) 

Signifikansi Pengembangan OPOP

Saya mengamati salah satu cara yang baik untuk membangkitkan spirit bisnis di pesantren adalah program pemerintah daerah yang bertajuk One Pesantren One Product (OPOP). Namun demikian, program ini perlu disempurnakan dan dikawinkan dengan best practice pengembangan startup. Mulai dari tahap pitching hingga running bisnis startup.

Program OPOP diharapkan menghasilkan aneka produk unggulan yang berbasis lokalitas dan menghasilkan nilai tambah yang berarti. Agilitas, kreativitas dan inovasi merupakan kata kunci keberhasilan OPOP.

Selama ini pemerintah daerah telah mengucurkan anggaran untuk menjadikan OPOP sebagai leading sector dari Dinas UKM. Program berisi kegiatan pelatihan, pendampingan, bimbingan, konsultansi, workshop, penyuluhan, advokasi, pengembangan kemitraan, gelar produk pesantren atau pameran.

Kedepan OPOP mesti dijadikan forum bergengsi untuk pengembangan produk atau konten lokal. Dengan filosofi bahwa dunia tengah memasuki era konseptual dan ekonomi digital yang terus mengalami disrupsi. Keniscayaan untuk menciptakan produk atau konten yang menarik dan bernilai tambah tinggi.

Pelatihan bisnis dan proses produksi yang merupakan bagian dari program OPOP perlu membentuk sel-sel kreatif dan inovatif dalam lingkungan pesantren. Sel itu merupakan komunitas santri yang akan dilatih oleh mentor yang bisa membantu memperbaiki aspek desain, proses produksi, pengemasan dan media digital sebagai penetrasi pasar yang efektif.

Mentor itu sebaiknya memberikan pengetahuan praktis terkait desain industri pada era disrupsi. Sehingga produk yang dihasilkan mengandung nilai seni terapan yang meliputi faktor estetika dan kegunaan atau usability yang harus dioptimalisasi agar dapat bersaing.

Peringatan 25 Tahun UMG  (dokpri)
Peringatan 25 Tahun UMG  (dokpri)

Peran penting mentorship adalah membantu dalam hal standardisasi kecakapan profesi dan best practice terkait startup. Suka atau tidak, produk OPOP akan dihadapkan dalam domain persaingan yang tidak terbatas. Sehingga model bisnis OPOP memerlukan inovasi terbuka agar sesama sel kreatif dan unit produksinya bisa terus berjalan. Apalagi perkembangan ekonomi digital membuat produk baru memiliki daur hidup yang semakin pendek.

Saya optimis Indonesia mampu mengembangkan bisnis inkubator menjadi lebih baik lagi. Saat ini, UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Tidak main-main, kontribusinya mencapai 61,07 persen dari PDB Indonesia.

Sayangnya, tingginya angka kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia belum berbanding lurus dengan pemanfaatan teknologi digital. Bayangkan potensinya jika seluruh UMKM dari Sabang hingga Merauke melek digital, termasuk ekonomi digital. Yang perlu digaris bawahi di sini adalah ekosistem digital bukan hanya sekedar teknologi yang canggih, tetapi juga sumber daya manusia yang mumpuni.

Ketika UMG Idealab masih fokus pada core Venture Capital atau VC, saya sangat tertarik untuk funding di pendanaan awal atau Pre-Seed saat startup baru berdiri. Mengapa demikian? Hal ini terletak pada potensi pengembangan ide. Ketika di tahap awal startup berdiri, founder startup memiliki ide-ide segar dan cemerlang untuk dikembangkan.

Selain memberikan funding, saya dan UMG Idealab juga memberikan insight tentang model bisnis, pengembangan SDM, dan pengembangan teknis lainnya. Potensi serapan ide yang diberikan pun besar. Kondisi ini bisa berbeda jika startup sudah di tahap Seed Funding dan seterusnya.

Resiko kegagalan bisnis startup di tahap pendanaan awal memang cukup tinggi. Meskipun demikian saya selalu optimis terhadap semua startup yang saya danai, karena selain melihat dari potensinya saya juga menilai dari karakter dan kapasitas foundernya. Sikap jujur dan terbuka terhadap ide dan kritik adalah value utama bagi saya, baru setelahnya kita bisa bicara tentang kesamaan visi, market potential, background, dan experiences.

Terus semangat untuk mensejahterakan bangsa !

Salam Hormat.

Kiwi Aliwarga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun