MAKNA SAKARATUL MAUTÂ
Sakaratul maut  a d a l a h  detik-detik datangnya panggilan Allah SWT kepada seorang ummat manusia, dimana diikuti keluarnya unsur-unsur ghaib dari tubuh manusia atas izin Allah SWT,  y a i t u  j i w a  dan Ruh-Nya sebagai ruh kehidupan manusia. Dengan demikian tubuh manusia yang tadinya hidup, menjadi jasad sebagai benda mati.
 PROSES PENCABUTAN RUH
Banyak sudah kisah yang kita dengarkan dari ceramah para ustad, mengenai  rasa sakit yang dahsyat dan menakutkan pada saat-saat sakaratul maut ini.
 TIDAK HARUS TAKUT
Kita sebagai ummat muslim yang beriman, memang tidak harus takut akan datangnya sakaratul maut ini, karena sakaratul maut itu sudah pasti akan datang kepada semua ummat manusia, baik yang muda, yang tua, maupun yang lansia.
 MEMPERSIAPKAN DIRI
Oleh sebab itu, kita sebagai ummat muslim harus mempersiapkan diri, diantaranya terus meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, seperti ajaran agama secara umum yang sering didengung-dengungkan oleh para khotib dalam kotbah Jumatnya di Masjid-Masjid.
Namun ummat muslim sebagai Jamaah Jumat, biasanya hanya melewatkannya sebagai hafalan tanpa adanya pengamalan, karena juga tidak jelas amalan apa dan bagaimana yang harus dilakukan.
APA YANG HARUS DILAKUKAN BAGI UMMAT MUSLIM
Terpenting bagi kita ummat muslim  a d a l a h  pesan Nabi Ibrahim kepada anak-anaknya, seperti dalam surah Al-Baqarah (2) ayat 132, yang Â
a r t i n y a  :
Hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih Agama Islam untuk kamu, maka janganlah kamu mati "melainkan dalam muslim".
Sebagian dari ulama memahami, bahwa kalimat "melainkan dalam muslim"  pada ayat tersebut, berarti sebagai berserah diri kepada Allah  y a i t u  dengan mengucapkan dua kalimat syahadat di saat sakaratul maut, seperti  b e r i k u t  :
Asyhadu Allaa ilaaha  illallaah,Â
   Wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.
TIDAK SEMUDAH ITU
Seorang dokter Spesialis Bedah Jantung, bernama Dr. Khalid bin Abdul Aziz Al-Jubair, SpJP yang mengalami dan menyaksikan banyak pasiennya menghadapi saat-saat sakaratul maut, mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul :Â
KESAKSIAN SEORANG DOKTER
Diantaranya mengatakan seperti  b e r i k u t  :Â
Jangan dikira mengucapkan dua kalimat syahadat di saat sakaratul maut  a d a l a h  urusan yang mudah,Â
karena hal itu memerlukan "keimanan dan amal shaleh" yang mendasarinya. Â
BERIMAN DAN BERAMAL SHALEH
Sedangkan untuk dapat tercapainya menjadi ummat yang beriman dan beramal shaleh saja, juga memerlukan perjalanan waktu yang cukup panjang.
PERTANYAANNYA
Bagaimanakah caranya agar kita bisa mengucapkan kalimat sahadat disaat tibanya sakaratul maut, sedangkan kondisi tubuh kita, karena sakit dan lain sebagainya, kemungkinan sudah tidak bisa atau tidak mampu lagi melakukannya.
AJARAN ALLAH YANG SEDERHANA DAN MUDAH
Dalam surah An-Nahl (16) ayat 78, yang arti selengkapnya  s e p e r t i  :
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur.
Kemudian diketemukan oleh ummat ber-IPTEK, bahwa ternyata ayat-ayat surah tersebut  a d a l a h  suatu rangkaian makna yang tertulis dalam Al-Qur'an, namun ada sebagian lagi yang tidak tertulis sebagai ayat, tetapi berupa suatu  fakta  n y a t a  yang bisa disaksikan dan dicermati maupun diteliti.
Bagian awal surah yang  t e r t u l i s  :
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut Ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun,............
Sebagai  fakta  n y a t a  :
S e s a a t  sesudah kelahirannya ini, Allah SWT melimpahkan "nikmat kehidupan dunia" kepada Sang Bayi.Â
Berupa awal pernapasan dengan cara menggerakkan secara aktif organ diafragma dan perut hingga dapat disaksikan, yang menggembung dan mengempis secara teratur, sesuai dengan irama pernapasannya.Â
Terus menerus konsisten atau istiqomah sepanjang hidup.
Agar kamu bersyukur, hingga saatnya ajal tiba.
Bagian akhir surah  yang  t e r t u l i s  :
...........dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur
 AJARAN ALLAH MENYAMBUT TIBANYA AJAL
Awal pernapasan dimulai dengan menghirup dan menghembuskan napas dengan menggerakkan organ diafragma dan perut, dan pada saat menghembuskan udara, dengan mengiringi doa  :
LAA ILAAHA Â ILLALLAAH
Pernapasan ini dilanjutkan terus menerus  secara konsisten atau istiqomah tanpa henti, sehingga gerakan pernapasan diafragma dan pembacaan doa, menjadi  h a f a l  yang diamalkan secara otomatis.
Kondisi inilah yang disebut sebagai telah masuk dalam  h a t i  dan dikendalikan oleh  j i w a  atau lebih populer sebagai masuk bawah sadar.
A j a l  itu a d a l a h  perintah Allah, jadi pada saat menjelang  a j a l  tiba, ada kemungkinan kita sudah tidak bisa melafazhkan doa karena kondisi fisik, kecuali masih ada gerakan pernapasan. Namun secara  s p i r i t u a l  sebenarnya pembacaan doa masih terus di amalkan oleh bawah sadar kita.
Gerakan pernapasan dan lafazh doa secara spiritual, sebenarnya a d a l a h dua unsur yang kerjanya merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan, dibawah k e n d a l i  Allah.
Mereka menunggu dan menantikan akan berhenti pada setiap saat dan kapanpun ketika a j a l  tiba.
Karena setiap pernapasan  h a n y a diiringi doa dengan lafazh  :Â
LAA ILAAHA Â ILLALLAAH
maka dimana dan kapapun Allah menurunkan a j a l, lafazhnya tetap sama  y a i t u  : LAA ILAAHA  ILLALLAAH
P E N U T U P
Akhirnya, kita sebagai ummat muslim, hanya bisa berharap dan berdoa semoga ucapan  Laa ilaaha  illallaah di saat sakaratul maut ini, memang benar di nilai oleh Allah SWT, sebagaimana juga meningkatkan "ketaatan dan ketakwaan" kita di hari-hari akhir. Amiin.
Demikianlah disampaikan, mohon maaf atas kesalahan dan kekurangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H