A j a l  itu a d a l a h  perintah Allah, jadi pada saat menjelang  a j a l  tiba, ada kemungkinan kita sudah tidak bisa melafazhkan doa karena kondisi fisik, kecuali masih ada gerakan pernapasan. Namun secara  s p i r i t u a l  sebenarnya pembacaan doa masih terus di amalkan oleh bawah sadar kita.
Gerakan pernapasan dan lafazh doa secara spiritual, sebenarnya a d a l a h dua unsur yang kerjanya merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan, dibawah k e n d a l i  Allah.
Mereka menunggu dan menantikan akan berhenti pada setiap saat dan kapanpun ketika a j a l  tiba.
Karena setiap pernapasan  h a n y a diiringi doa dengan lafazh  :Â
LAA ILAAHA Â ILLALLAAH
maka dimana dan kapapun Allah menurunkan a j a l, lafazhnya tetap sama  y a i t u  : LAA ILAAHA  ILLALLAAH
P E N U T U P
Akhirnya, kita sebagai ummat muslim, hanya bisa berharap dan berdoa semoga ucapan  Laa ilaaha  illallaah di saat sakaratul maut ini, memang benar di nilai oleh Allah SWT, sebagaimana juga meningkatkan "ketaatan dan ketakwaan" kita di hari-hari akhir. Amiin.
Demikianlah disampaikan, mohon maaf atas kesalahan dan kekurangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H