banyak para orang tua sekarang sempat mengkhawatirkannya masa depan mereka, khususnya dalam keimanan dan ketaqwaan dalam bidang Agama Islam.
Namun, bilamana kita cermati lebih mendalam, p i k i r a n  kritis mereka
bukan berarti mereka meninggalkan keimanan dan ketaqwaanya, tetapi justru mereka ingin memahami arti dan makna seperti "keimanan dan ketaqwaan" serta "p a h a l a" lebih dahulu sebelum sampai pada keyakinan mereka. Mereka mengedepankan guna dan manfaatnya serta sesuatu yang bisa dirasakan pada waktunya.
Baca juga : Self Awareness dalam Pengamalan Ajaran Islam di Era Digital
APAKAH KALIAN TIDAK BERPIKIR ?
Penggunaan pikiran kritis tersebut justru dibenarkan oleh Al-Qur'an, dengan arti dan makna kata-kata yang di gunakan Al-Qur'an  s e p e r t i  :Â
afala ta'qilun, afala tadzakkarun, afala tatadabbarun, afala tatafakkarun
terdapat pada banyak ayat-ayatnya, yang intinya merangsang manusia untuk dapat menggunakan akal dan pikirannya, sebagai  p e r t a n y a a n  :
Apakah kalian tidak berpikir ?
O T A K YANG MEMIKIRKAN ARTI P A H A L A
Mereka terus berpikir keras, mengenai keterkaitan erat  p a h a l a, dengan "Perbuatan baik bagi sesamanya", pada ayat-ayat sebagaimana firman-Nya  s e p e r t i  :Â