Mohon tunggu...
kiti kirana
kiti kirana Mohon Tunggu... Diplomat - Mahasiswa S2 di Tsinghua University

Belajar bersyukur dan melihat sisi baik dari segala hal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Calon Menteri, Beasiswa LPDP, dan Target 2018 (info menarik saat Nongkrong Bareng)

19 April 2014   20:24 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:28 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ulasan tentang Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan LPDP di Kompasiana sepanjang bulan April 2014 sudah banyak memberi banyak pencerahan bagi siapa saja yang mengincar beasiswa dari universitas luar negeri untuk program S2 dan S3.

Tidak cuma itu, LPDP juga siap memberikan dana untuk tesis dan disertasi. Dan tidak kelupaan LPDP juga menyediakan rehabilitasi (fasilitas) pendidikan (untuk lembaga pendidikan dalam negeri.  LPDP  menjadi semacam bank sentral untuk membiayai berbagai kegiatan untuk membangun SDM Indonesia. Begitu konfirmasi dari presentasi Kepala Divisi Pengembangan Dana Pengelolaan LPDP Om lr. Agung Sudaryono, M.Si, Ph.D.

Info tentang LPDP kalau kita tanya ke mbah google, cukup klik LPDP maka tersedia  397.000 website. Jadi informasi tentang LPDP sudah lebih dari cukup, sekarang tinggal bagaimana strategi dan persiapan calon pelamar agar bisa tembus saringan administrasi, ujian test tertulis, dan yang paling penting, ujian kepemimpinan.

Beberapa tulisan tulisan berikut dari Oom dan Tante peserta Nangkring Bareng layak disimak untuk para pemburu beasiswa Pemerintah Indonesia ini


Jumlah Penerima Beasiswa LPDP, TIDAK TERBATAS !

Bahwa menurut informasi yang saya terima ketika ikut Nangkring Bareng Kompasiana dan LPDP Sabtu 12 April 2014, para birokrat pengelola LPDP bolak balik menekankan, jumlah beasiswa yang digelontorkan LPDP tidak terbatas. Seberapa banyak yang bisa lolos saringan tadi, semua siap diberangkatkan.Dana LPDP itu nggak habis habis. Pemerintah RI sudah menyiapkan dana 15 T, Yup, lima belas trilyun rupiah sebagai dana abadi untuk keberlangsungan LPDP.

Sedangkan yang digunakan untuk biaya operasional termasuk untuk beasiswa, beasiswa riset, baru dari bunga uang, yang konon sekitar Rp 1,3 trilyun setiap tahun Jadi duit sudah siap, sekarang siapa orang yang layak diberangkatkan?

Proses Seleksi Fair dan Terbuka

Saat Nangkring Bareng itu, mungkin saya adalah peserta termuda  (kecuali adik saya yang masih 10 tahun dan Kompasianer juga).  Saat ini saya baru selesai SMA, di usia 14 tahun.  Jadi saya bersyukur bisa mendapat informasi dari tangan pertama di LPDP dan tentu memotivasi untuk   mempersiapkan diri. Tahap pertama adalah saya akan memilih Perguruan Tinggi yang terakreditasi dan belajar sungguh-sungguh sehingga bisa menyabet IP lebih dari 3,5 dari skala 4.

Catatan penting yang saya simpan sampai di alam bawah sadar saya adalah proses seleksi LPDP fair dan terbuka. Untuk mereka  yang gagal di proses administrasi maupun test tertulis, jangan putus asa, silakan melamar kembali, tentu saja dengan persiapan mental dan pengetahuan yang harus lebih mantap.

Namun jika gagal di proses uji kepemimpinan, menurut Kepala Divisi Evaluasi dan Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan, Tante Ratna Prabandari, artinya mereka memang tidak sesuai dengan kriteria LPDP.  Jadi kecil peluang untuk bisa lolos.

Jadi penekanan LPDP sesuai visi dan misinya adalah memiliki jiwa kepemimpinan dan mau berkontribusi untuk Indonesia. Kabar baiknya, penerima beasiswa, yang disebut awardee tidak wajib pulang kampung ke Indonesia, setelah selesai kuliah.

Pemerintah Indonesia sudah menyadari bahwa kontribusi untuk Indonesia tidak harus tinggal di Indonesia, dari mana saja belahan bumi ini, setiap Warga Negara Indonesia bisa memberikan kontribusi yang pantas sebagai tanda cintanya pada Ibu Pertiwi.

Jika Proses Seleksi untuk Awardee bisa meyakinkan saya bahwa itu fair dan terbuka, maka kabar buruk masih harus dihadapi untuk mereka yang berharap mendapat  kucuran dana LPDP untuk dana rehabilitasi pendidikan.

Menjawab pertanyaan seorang Kompasianer, seberapa besar peluang mendapat dana rehabilitasi pendidikan dan bagaimana prosedurnya? Maka jawaban Kepala Divisi Evaluasi Dana  Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan, tentang kebijakan pendanaan riset, Om Diki Chandra  membuat il-fil alias hilang feeling. Karena ternyata untuk penyaluran dana rehabilitasi, LPDP cuma terima (maaf) muntahan dari rekomendasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sementara bukan rahasia kalau proses seleksi Kemdikbud sampai sekarang itu, kurang dapat dipertanggungjawabkan.

Jadi ya sudahlah kita fokus untuk meraih beasiswa dulu ya. Sambil berharap ganti Presiden dan ganti Menteri Pendidikan, ada terobosan baru sehingga lembaga pendidikan termasuk homeschooling, secara terbuka dan fair bisa mendapat cipratan dana dari LPDP khususnya dalam rehabilitasi fasilitas pendidikan.


LPDP mempersiapkan Calon-calon Menteri

Menarik untuk dikotak-katik, LPDP yang baru seumur jagung dibentuk oleh rezim Presiden SBY juga meluncurkan beasiswa Presiden atau di situs LPDP disebut Presidential Scholarship. Wow, namanya sudah mentereng ya. Beasiswa  Presiden adalah beasiswa paling top di LPDP dan di Indonesia. Bahwa penerima beasiswa itu adalah 100 anak bangsa yang benar-benar terbaik.  Jumlah dana beasiswa dan tempat kuliah silakan dipilih dengan saran dari  LPDP yang sudah punya 50 daftar universitas terbaik di dunia.

Bahwa ambisi Indonesia melalui LPDP adalah dapat menjaring anak-anak Indonesia yang terbaik dan mampu menjadi orang-orang terdepan dalam bidang sains dan teknologi, yang kemudian bisa diaplikasikan di bidang pertanian, kelautan, , kesehatan,  iptek dan teknologi, dan bidang-bidang lainnya seperti pendidikan dan  komunikasi yang sangat dibutuhkan rakyat Indoensia.

LPDP berharap dalam waktu dekat bisa menjadi pilihan utama warga negara Indonesia dalam melamar beasiswa, sebagaimana Pemerintah Amerika lewat dana USAID atau Australia lewat AUSAID.

Saat presentasi tentang  Presidential Scholarship LPDP yang  berlangsung di Gedung AA Maramis II Departemen Keuangan Lapangan Banteng, saya tidak tahan untuk menyeletuk. Bahwa penerima Beasiswa Presiden ini bukan mustahil akan menjadi calon menteri Indonesia di masa yang akan datang.

Bila di tahun-tahun ini, yang terpilih jadi menteri adalah orang politik, makanya (maaf) program kerja banyak yang  nggak nyambung, program asal ada duitnya, maka semoga di kabinet Baru ini terpilih orang-orang profesional dan qualified di bidangnya.

Bila perlu para awardee President Scholarship akan menjadi Menteri Keuangan, Menteri Kesehatan, Menteri Sains dan Teknologi, dan berbagai bidang yang akan membangun dan memberi percepatan bagi kemakmuran bangsa Indonesia  dan bisa sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang lebih maju saat ini.

Tentu saja sesuai dengan visi dan misi LPDP, mereka yang lolos saringan tidak cuma pintar IQ, tapi juga punya kecerdasan emosional EQ dan spiritual SQ.

Homeschooling dan LPDP

[caption id="attachment_332375" align="alignleft" width="300" caption="     Seorang Homeschooler (baju kuning) +                            Penggiat Homeschooler (baju putih) +                     Om Pepih (Bos Kompasiana)                                    sempat mejeng sesuai acara Nangkring Bareng       di depan banner President Scholarship "]

13978877461126600116
13978877461126600116
[/caption]

Kabar baik dari acara Nangkring bareng LPDP dan Kompasiana kemarin, Kepala Divisi Evaluasi dan Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan, Tante Ratna Prabandari mengatakan, LPDP welcome kepada siapa saja, termasuk anak-anak Indonesia yang memilih jalur homeschooling. Karena LPDP menyeleksi dari program Sarjana, bukan dari tingkat SLTA.

Yang penting selepas SMA, para homeschooler ini kuliah di tempat yang baik, bahkan terbaik sehingga layak melamar beasiswa LPDP.

Saat ini saya baru selesaikan SMA  homeschooling, dan siap masuk Perguruan Tinggi. Saya akan cari Universitas yang terakreditasi (jangan seperti seorang tante yang sedih, karena ia lulus dari Universitas Bakrie, yang belum diakreditasi).

Saya akan belajar sehingga bisa


  • Mengantongi IP 3,5 dari skala 4 (hm hm hm, perlu kerja keras dan kerja cerdas)
  • Terus melatih kemampuan cas cis cus in English dan kalau bisa menambah bahasa asing lainnya
  • Terus memupuk jiwa kepemimpinan (sebagai bukti kepada diri sendiri dan juga orang lain, bahwa homeschoolers itu  CERDAS ber-SOSIALISASI)
  • dan terakhir tentu saja memohon berkat TUHAN agar target beasiswa LPDP adalah sesuai dengan rencana Tuhan bagi hidup saya di tahun 2018.


Sedangkan Hajatan Besar LPDP adalah 100 tahun  Indonesia emas, yakni 100 tahun Indonesia merdeka di tahun 2045. Itu artinya kesempatan dan pembuktian bahwa LPDP sudah mampu mengirim lebih dari 20.000 warga negara Indonesia untuk menggali ilmu S2 dan S3 di 250 universitas terbaik di dunia. Angka 20 ribu memang besar, tetapi karena penduduk Indonesia di tahun 2045 diperkirakan 1 milyar penduduk, maka itu baru 20.000 : 1.000.000.000, walaaaah masih kebanyakan angka nol nya. Perbandingan masih 1 : 50.000.  Sejujurnya masih kalah dari negara lain, termasuk negara tetangga.

Namun sekali lagi, langkah strategis pembentuk LPDP patut diapresiasi. Kalau tidak, mau kapan lagi. Kalau bukan LPDP, mau lembaga mana lagi? Semoga tulisan ini bisa memberi motivasi bagi kompasianer, terutama teman-teman seusia saya yang masih belasan tahun. Yuk, kita mempersiapkan diri sedini mungkin sehingga bila tiba saatnya, kita sungguh-sungguh menjadi awardee LPDP.

LPDP majulah terus dan jadilah lokomotif kemajuan anak-anak cerdas yang berjiwa pemimpin, down to earth serta (yang paling penting) dan selalu menjadi manusia yang tahu berterima kasih, jangan seperti kacang lupa pada kulitnya.

[caption id="attachment_332394" align="alignleft" width="300" caption="Awardee LPDP semuanya harus berprinsip begini (gambar : maindingin.blopspot.com)"]

13979013532144504377
13979013532144504377
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun