Masih ingatkah kalian Berita mengenai Mahasiswa Malang yang ingin melakukan uji coba bunuh diri dengan melompat dari jembatan? Atau berita terbaru mengenai Mahasiswi berprestasi dari Universitas Brawijaya yang melakukan bunuh diri karena depresi. Dua berita tersebut memiliki kesamaan bukan? Berkaitan dengan mental seseorang yakni stress dan depresi. Akhir-akhir ini memang isu kesehatan mental seringkali menjadi topik pembicaraan para kaula muda.Â
Tidak ketinggalan para mahasiswa sekalipun sering melakukan riset, penelitian, acara webinar dan sebagainya yang mengangkat tema pentingnya kesehatan mental di Indonesia. Beberapa kali juga highlight berita yang muncul selalu membahas mengenai kasus-kasus yang berhubungan dengan kondisi mental mahasiswa. Seberapa pentingkah kesehatan mentan bagi kita semua? Setuju kah kalian dengan statement "Kesehatan mental sampai saat ini masih menjadi isu kesehatan yang dikesampingkan.".
Kondisi sehat mental adalah kondisi ketika individu merasa sejahtera, baik secara psikologis, emosional, ataupun secara sosial. Kesehatan mental atau disebut juga dengan kesehatan jiwa merupakan aspek penting dalam mewujudkan kesehatan secara menyeluruh. Jadi, kondisi kesehatan mental yang baik dapat diketahui ketika kita merasakan batin berada dalam keadaan yang tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar. Terdapat beberapa jenis masalah kesehatan mental  paling umum terjad diantaranya :
1. Stres
Stres adalah keadaan ketika seseorang mengalami tekanan yang sangat berat, baik secara emosi maupun mental. Dengan kata lain, stres merupakan cara tubuh kamu menanggapi jenis tuntutan, ancaman, atau tekanan apa pun. Adapun faktor penyebab stres adalah berbagai macam masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.Â
Salah satunya adalah pada masa pandemi Covid-19, semua kegiatan dari segala bidang mengharuskan dilakukan secara online termasuk perkuliahan atau urusan sekolah. Kebanyakan para pelajar mengeluhkan tugas yang datang silih berganti dan dirasa tidak berhenti sehingga mereka merasakan amat terbebani karna tugas tersebut. "Tugas seabrek,dikerjain terus-terusan, tapi ngerti mah enggak," tutur Aurel yang merupakan salah satu Mahasiswa Universitas Negeri Malang, jurusan Hukum dan Kewarganegaraan. Selain itu, faktor penyebab stres lainnya yakni masalah ekonomi, hubungan sosial baik dengan kerabat, pacar, dan lainnya, masalah kesehatan, serta perubahan pola hidup, dan masih banyak yang lainnya.Â
2. Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan adalah kondisi psikologis ketika seseorang mengalami rasa cemas berlebihan secara konstan dan sulit dikendalikan, sehingga berdampak buruk terhadap kehidupan sehari-harinya. Penderita gangguan kecemasan, rasa cemas ini kerap timbul pada tiap situasi. Itu sebabnya orang yang mengalami kondisi ini akan sulit merasa rileks dari waktu ke waktu.Â
Selain gelisah atau rasa takut yang berlebihan, gejala psikologis lain yang bisa muncul pada penderita gangguan kecemasan adalah berkurangnya rasa percaya diri, menjadi mudah marah, stress, sulit berkonsentrasi, dan menjadi penyendiri. Sebenarnya, gangguan kecemasan dapat diatasi tanpa bantuan dokter melalui beberapa cara, seperti mengonsumsi makanan bergizi tinggi, cukup tidur, mengurangi asupan kafein, minuman beralkohol, atau zat penenang lainnya, tidak merokok, berola raga secara rutin, dan melakukan metode relaksasi sederhana, seperti yoga atau meditasi.
3. Depresi
Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang terus-menerus merasa sedih dan tertekan serta kehilangan minat dalam beraktivitas, sehingga mengakibatkan penurunan kualitas hidup sehari-hari. Seseorang yang mengalami gangguan depresi mayor, kelainan ini dapat memengaruhi perasaan, pemikiran, hingga perilaku sehingga menimbulkan masalah emosional dan fisik. Â
Tidak jarang penderita depresi sulit menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Bahkan pada kasus tertentu, mereka bisa menyakiti diri sendiri dan mencoba bunuh diri. Tidak jarang penderita depresi sulit menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Bahkan pada kasus tertentu, mereka bisa menyakiti diri sendiri dan mencoba bunuh diri. Â Ada beragam hal yang dapat memicu terjadinya depresi, mulai dari peristiwa dalam hidup yang menimbulkan stres, kehilangan orang yang dicintai, merasa kesepian, hingga memiliki kepribadian yang rapuh terhadap depresi.Â
Begitu banyak keresahan yang dialami beberapa orang yang disebabkan banyak faktor, seperti masalah perkuliahan yakni tugas yang datang membabi buta, tekanan dalam organisasi atau tanggung jawab magang, dan permasalahan berhubungan dengan keluarga, entah karena hubungan keluarga yang dikatakan cukup toxic kepada anaknya atau sebaliknya, serta permasalahan lainnya seperti sosial, percintaan dan sebagainya.
 Hal ini semakin didukung dengan keadaan kita "yang sedang terkurung" karena adanya Pandemi Covid 19 sejak dua tahun yang lalu sehingga memberikan dampak tersendiri. Jika dibiarkan berlarut-larut, maka dampak paling negatif akan terjadi seperti yang di alami oleh dua orang mahasiswa di atas. Mereka tertekan akan keadaan yang dihadapi sampai mengalami depresi berkepanjangan hingga ada pikiran untuk mengakhiri hidup nya. Teman Curhat mau kasih cara nih untuk mengatasi permasalahan di atas! Yuk disimak!
Mengatasi secara alamiÂ
1. Do positive things!Â
Mungkin sudah sangat banyak dibahas mengenai hal ini ketika kita mencari cara untuk menangani permalasahan kesehatan mental baik stress, gangguan kecemasan, dan depresi. Lakukan hal-hal yang positive apapun itu. Kalian bisa mengikuti keinginan pribadi kalian semisal melukis, menulis, memasak, menjahit, menari or something else what do you love to do. Hal ini dipercaya bisa mengalihkan permsalahan yang kalian alami. Walaupun "dialihkan" hal ini bisa membantu kalian untuk me-refresh diri agar tidak terlalu stuck dan overthingking dengan masalah. Â
2. Holiday? Why not?
"Jika masalah tidak jalan keluarnya, maka kita yang keluar jalan-jalan". Sound viral dari tiktok ini sangat relate untuk para kaula muda yang merasa "duh capek deh". Tidak menjadi masalah untuk kita melupakan sejenak permasalahan yang sedang kita alami. Dengan jalan-jalan mungkin saja perasaan kita yang sebelumnya tidak bisa dikontrol dan pikiran tidak bisa diajak berkompromi dalam berpikir jernih akan kembali seperti semula sehingga kita bisa beraktivitas dan menyelesaikan permasalahan yang kita alami. Sebagian orang mendapatkan perasaan senang dan kreativitas dari jalan-jalan karena Padahal, seseorang bisa mengekspresikan emosi lebih baik dan tentunya menimbulkan emosi positif yang pada akhirnya bisa membuat Anda bahagia.
3. OlahragaÂ
Dilansir dari Halodoc.com olarhaga akan membuat tubuh melepaskan endorfin yang membantu menyingkirkan stres dan meningkatkan suasana hati kamu sebelum dan sesudah berolahraga. Itulah sebabnya olahraga adalah cara penangkal stres, kecemasan, dan depresi yang ampuh. Carilah cara-cara kecil untuk menambah aktivitas olahraga, seperti naik tangga, atau jalan kaki ke tempat yang dekat. Untuk mendapatkan manfaat maksimal, lakukan olahraga setidaknya 30 menit setiap hari, dan coba melakukannya di luar ruangan. Paparan sinar matahari juga membantu tubuh menghasilkan vitamin D, yang meningkatkan tingkat serotonin di otak.
Mengatasi dengan perawatan dokterÂ
KonsultasiÂ
Ada beberapa permasalahan kesehatan mental yang memang harus ditangani oleh ahlinya seperti psikolog ataupun psikiater. Jika memang masalah tersebut sudah sangat membawa dampak negatif dan berbahaya bagi diri seseorang dan juga lingkungannya. Maka diharuskan untuk pergi melakukan konsultasi atau pengobatan sejenisnya.Â
Dilansir dari Alodokter.com konsultasi psikologi merupakan kegiatan komunikasi dua arah antara pasien dan psikolog untuk mencari solusi atas masalah perasaan atau gangguan mental yang dialami pasien. Dengan melakukan konsultasi psikologi dapat membantu menyelesaikan masalah dan keluhan yang sedang Anda hadapi, terutama yang berkaitan dengan perasaan, emosi, dan perilaku. Biasanya sebelum melakukan sesi, pasien akan diajak untuk bercerita dengan nyaman mengenai apa yang sedang dihadapi dan dirasakan. Berbeda dengan psikolog, psikiater lebih menangani ke arah medis dalam artian memberikan resep obat-obatan.Â
 Jika dalam dunia medis kita sudah mengenal yang namanya Halodoc dan Alodokter. Kedua platform tersebut sangat membantu masyarakat untuk menemukan jalan keluar dari masalahnya baik permasalahan kesehatan fisik maupun mental dengan cara melakukan konsultasi secara online.Â
Berbicara mengenai bercerita dengan nyaman, mungkin kalian semua acap kali menemukan beberapa platform di media sosial yang menyajikan layanan untuk berkeluh kesah atau meminta bantuan untuk didengarkan ceritanya saja. Salah satu platform di media sosial Instagram terdapat akun bernama kita.temancurhat yang diprakasai oleh Mahasiswi Universitas Negeri Malang sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan mental generasi muda di Indonesia. Platfrom ini didirikan karena maraknya kasus stress atau depresi yang dialami para kaula muda karena tidak adanya tempat kepecayaan untuk bercerita mengenai masalah yang dihadapi.Â
Kita Teman Curhat hadir untuk merangkul semua para kaula muda agar bisa lebih terbuka untuk meluapkan masalahnya dengan bercerita. Kita Teman Curhat adalah teman untuk berbagi satu sama lain tanpa perlu takut untuk dihakimi sepihak dan dikucilkan karena memiliki cerita yang istimewa.Â
Kita percaya, bahwa setiap orang memiliki cerita di dalam hidupnya dan hal tersebut bukanlah suatu masalah untuk dijadikan pembelajaran supaya menjadi pribadi yang lebih baik. Bukan hanya menyediakan layanan bercerita saja dari Temans (Sebutan teman-teman Kita Teman Curhat) tetapi juga memberikan konten edukasi mengenai permasalahan relateable di kehidupan sehari-hari, life and hacks, dan masih banyak lagi. So, jangan lupa mampir ke akun Instagram @kita.temancurhat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H